KOMPAS.com - Sebuah cuplikan video yang menunjukkan Ibu Negara Perancis Brigitte Macron mendorong wajah Presiden Emmanuel Macron saat kunjungan ke Vietnam mendadak viral di media sosial.
Momen itu langsung menyita perhatian publik dan memicu beragam reaksi, dari tawa, meme, hingga spekulasi seputar hubungan rumah tangga keduanya.
Dalam video berdurasi singkat itu, Brigitte tampak menyentuh wajah sang suami dan mendorongnya ringan di dekat pintu pesawat yang terbuka. Gestur tersebut segera memancing reaksi beragam dari publik.
Menanggapi berbagai spekulasi yang bermunculan, Presiden Macron akhirnya angkat bicara. Ia menegaskan bahwa momen tersebut tak lebih dari candaan kecil antara dirinya dan sang istri.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi saat wajah Presiden Emmanuel Macron didorong oleh istrinya?
Baca juga: Penampar Presiden Perancis Emmanuel Macron Dihukum 4 Bulan Penjara
Macron tegaskan hanya bercanda
Saat kejadian, Presiden Perancis dan Ibu Negara tampak masih di dalam pesawat yang telah mendarat di Hanoi.
Ketika pintu pesawat dibuka, tiba-tiba saja terlihat dari luar peristiwa wajah Presiden Emmanuel Macron didorong oleh istrinya dan suasana canggung tercipta.
Namun, setelahnya, Presiden Macron tampak santai menanggapi insiden itu, seolah bukan masalah besar.
Macron menjelaskan kepada para wartawan bahwa ia dan sang istri hanya sedang bercanda.
“Kami sedang bersenda gurau, benar-benar hanya bercanda dengan istri saya,” ujarnya dikutip dari France24, Senin (26/5/2025).
Ia juga menyebut bahwa insiden tersebut telah dibesar-besarkan secara berlebihan.
Macron juga menyinggung sejumlah video lain yang menurutnya telah disalahartikan, termasuk yang menuduh dirinya membawa kokain atau berseteru dengan Presiden Turkiye.
“Tak satu pun dari video itu benar,” tegasnya.
Pada Senin, media Perancis bahkan ramai membahas momen interaksi yang terekam kamera saat pintu pesawat terbuka dan pasangan Macron turun di Hanoi untuk memulai tur mereka di Asia Tenggara.
Surat kabar harian Le Parisien bahkan memuat judul yang memancing rasa ingin tahu, yaitu “Tamparan atau hanya cekcok kecil? Cuplikan Emmanuel dan Brigitte Macron saat tiba di Vietnam memicu beragam komentar”.
Sebagai informasi, Macron dan Brigitte telah menikah sejak 2007 setelah berkenalan di sekolah menengah. Ketika bertemu, Macron masih menjadi siswa, sementara Brigitte sebagai guru.
Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Video Presiden Macron Dilempari Telur hingga Gelombang Panas di Indonesia
Jadi bahan nyinyiran juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia
Sebagaimana diberitakan The Guardian, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, sempat memanfaatkan keramaian video Macron dan menulis di Telegram bahwa sang presiden Perancis tampaknya menerima “pukulan tangan kanan”.
Dalam unggahan bernada sindiran, ia bertanya, “Apakah Ibu Negara bermaksud menghibur suaminya dengan tepukan lembut di pipi, tapi salah memperkirakan tenaganya?".
Ia juga menyindir, “Atau mungkin ia hanya ingin merapikan kerah baju sang suami, tapi malah mengenai wajah pria yang dicintainya?”.
Zakharova melontarkan komentar ini setelah klip tersebut berulang kali diputar oleh saluran TV Russia Today dan berbagai akun media sosial yang terkait.
Ia kemudian menutup pernyataannya dengan nada sarkastik, “Petunjuknya? Mungkin itu tangan Kremlin yang bermain".
Baca juga: Inggris, Perancis, dan Kanada Berbalik Arah Kecam Israel soal Gaza, Mengapa?
Maria Zakharova dan tokoh teori konspirasi asal AS, Alex Jones, baru-baru ini juga menuduh Macron, Kanselir Jerman, Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menggunakan narkoba dalam perjalanan kereta ke Kyiv.
Mereka secara keliru mengeklaim bahwa tisu kusut yang terlihat dalam video adalah sekantong kokain.
Menanggapi hal itu, Macron mengatakan kepada wartawan di Hanoi bahwa tuduhan semacam ini sudah sering muncul, dan ia menuding Rusia memiliki hubungan dengan kelompok ekstremis di Perancis.
Ia juga menyindir komentar yang menyebut gaya diplomasi dirinya sebagai "diplomasi suami yang tertindas".
Di tengah pemberitaan tersebut, Perancis dan Vietnam menandatangani serangkaian kesepakatan senilai 9 miliar euro (sekitar Rp 166.5 triliun) pada Senin.
Kesepakatan itu mencakup pembelian 20 pesawat Airbus, kerja sama di bidang energi nuklir, pertahanan, transportasi laut dan kereta api, teknologi satelit, hingga vaksin.
Kunjungan ini menjadi lawatan resmi pertama oleh presiden Perancis ke Vietnam dalam hampir 10 tahun, dan berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global yang dipicu oleh kebijakan tarif AS di bawah Donald Trump.
Baca juga: Tim Perancis Berencana Menetaskan Telur Ikan di Luar Angkasa untuk Makanan Astronot
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.