KOMPAs.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyebut bahwa pasukan militernya telah membunuh pemimpin Hamas, Mohammed Sinwar.
Hal ini disampaikan langsung dalam pidatonya di Knesset, parlemen Israel pada Rabu (28/5/2025).
“Kami mengubah wajah Timur Tengah, kami mengusir Hamas dari wilayah kami, kami memasuki Jalur Gaza dengan kekuatan," kata Netanyahu kepada anggota parlemen, dikutip dari CNN, Rabu.
"Kami melenyapkan puluhan ribu pasukan, kami melenyapkan (Mohammad) Deif, (Ismail) Haniyeh, Yahya Sinwar, dan Mohammed Sinwar,” tambahnya.
Meski demikian, Hamas hingga kini belum mengonfirmasi kematian Sinwar.
Mohammed Sinwar sendiri adalah saudara dari mantan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar yang terbunuh dalam serangan Israel di Gaza selatan pada Oktober tahun lalu.
Baca juga: Peringkat Kekuatan Militer Dunia 2025, Indonesia di Atas Israel
Israel klaim Mohammed Sinwar tewas
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rumah Sakit Eropa di Khan Younis pada 13 Mei 2025.
Serangan itu dilancarkan sehari setelah Hamas membebaskan tentara Israel-Amerika, Edan Alexander.
Saat itu, IDF mengatakan telah menyerang Hamas di pusat komando dan kendali di infrastruktur bawah tanah rumah sakit tersebut.
Seorang pejabat senior Israel dan dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada CNN saat itu bahwa serangan itu menargetkan Mohammed Sinwar.
Baca juga: Inggris, Perancis, dan Kanada Berbalik Arah Kecam Israel soal Gaza, Mengapa?
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, serangan itu menewaskan puluhan orang dan melukai puluhan lainnya.
Saat itu, Hamas telah menolak klaim tentang kematian Sinwar, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hanya Hamas yang "berwenang untuk mengonfirmasi atau menyangkal apa yang dipublikasikan".
Kematian Sinwar akan membuat Hamas kehilangan komandan yang cakap dan bertekad.
Meski demikian, banyak analis mengatakan hal itu tidak akan mempercepat berakhirnya konflik.
Bahkan, hal itu dapat mempersulit negosiasi dengan Israel jika pemimpin baru tidak muncul dan mediator Hamas tidak memiliki lawan bicara Hamas di Gaza.
Baca juga: Netanyahu Sebut Seluruh Gaza Bakal Berada di Bawah Kendali Israel pada Akhir Perang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.