KOMPAS.com - Vitamin D tidak hanya dikenal karena perannya dalam menjaga kesehatan tulang, tetapi juga semakin mendapat perhatian atas kemampuannya dalam memperpanjang masa umur sel.
Para ilmuwan terus mencari cara untuk membuktikan kemampuan tersebut.
Mereka melakukan penelitian yang melibatkan ribuan peserta dengan metode mengonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis tertentu.
Baca juga: 14 Tanda Kekurangan Vitamin D yang Jarang Disadari
Bagaimana vitamin D berperan menunda penuaan sel?
Dilansir dari Earth.com, Senin (26/5/2025), penelitian skala besar terbaru menunjukkan, mengonsumsi suplemen vitamin D bisa membantu menjaga sel tetap utuh lebih lama.
Temuan ini berasal dari proyek penelitian ekstensif di Amerika Serikat yang melibatkan ribuan lansia.
Salah satu ilmuwan yang tergabung dalam studi adalah Dr. JoAnn Manson dari Mass General Brigham, lembaga riset ternama di bidang kesehatan.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal N Engl J Med (2018) oleh JoAnn E. Manson, menunjukkan keterkaitan antara konsumsi vitamin D dengan perlambatan penuaan sel.
Penelitian ini melibatkan pria usia 50 tahun ke atas dan wanita usia 55 tahun ke atas.
Para peserta dibagi dalam dua kelompok, satu mengonsumsi 2.000 IU vitamin D3 setiap hari, dan lainnya diberi plasebo (kapsul kosong), selama lima tahun. Uji ini juga mengkaji efek omega-3 secara terpisah.
Baca juga: Cegah Kekurangan Vitamin D dengan Konsumsi 7 Makanan Ini
Para peneliti mengukur panjang telomer peserta di awal, tahun kedua, dan keempat, menggunakan metode PCR kuantitatif yang memeriksa DNA secara akurat.
Telomer adalah bagian ujung kromosom yang melindungi DNA. Seiring bertambahnya usia, telomer memendek secara alami. Pemendekan ini dikaitkan dengan berbagai penyakit terkait penuaan.
Beberapa ilmuwan menyebut telomer sebagai “penghitung umur sel”. Saat terlalu pendek, sel bisa kehilangan fungsi dan memicu gangguan kesehatan.
Hasilnya, peserta yang rutin mengonsumsi vitamin D mengalami penyusutan telomer yang lebih lambat dibanding kelompok plasebo. Perbedaannya setara dengan perlambatan penuaan sel selama hampir tiga tahun.
“Ini adalah uji coba acak besar pertama yang menunjukkan bahwa vitamin D bisa melindungi panjang telomer,” kata Manson.
Baca juga: 5 Kelompok Orang Ini Disarankan Minum Vitamin D Lebih Banyak, Siapa Saja?
Vitamin D juga berperan mengurangi peradangan
Diketahui, peradangan atau inflamasi adalah faktor yang umumnya mempercepat penuaan dan penyakit kronis.
Penelitian ini menggunakan metode VITAL atau uji coba besar, acak, tersamar ganda pada 25.871 lansia yang terdiri dari wanita berusia 55 tahun atau lebih dan pria berusia 50 tahun atau lebih.
Para lansia ini diminta untuk mengonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis 2000 IU per hari selama 5 tahun.
Hasilnya, suplementasi vitamin D3 dengan dosis 2000 IU per hari selama empat tahun terbukti mengurangi erosi telomer atau penuaan sel.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa vitamin D memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan sel.
“Suplementasi vitamin D bisa jadi strategi menjanjikan untuk memperlambat penuaan biologis. Tapi, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan,” kata Dr. Haidong Zhu, ahli genetika molekuler dari Medical College of Georgia.
Baca juga: Studi Ungkap Konsumsi Omega-3 dan Vitamin D Bisa Perlambat Penuaan
Perlukah semua orang mengonsumsi vitamin D?
Meski hasilnya menjanjikan, para ahli menekankan bahwa vitamin D bukan obat ajaib.
Suplemen ini bisa bermanfaat bagi orang yang kekurangan vitamin D, tapi tidak menggantikan gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan batas maksimal konsumsi vitamin D sebesar 1000 IU per hari.
“Melalui kajian bersama dengan tenaga ahli, Badan POM menetapkan bahwa vitamin D sampai dengan 400 IU dan vitamin D 1000 IU sebagai suplemen kesehatan," ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
Menurut dia, bagi orang yang sedang sakit parah, direkomendasikan untuk mengonsumsi vitamin D sampai 10.000 IU.
Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi vitamin D dosis tinggi.
Sementara itu, orang yang cukup mendapat sinar Matahari atau rutin mengonsumsi makanan kaya vitamin D seperti ikan berlemak, telur, dan produk susu mungkin tidak perlu suplemen tambahan.
Baca juga: Apakah Penggunaan Tabir Surya Menghalangi Pembentukan Vitamin D dalam Tubuh?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.