Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Setujui Usulan Gencatan Senjata, Apa Respons Hamas?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/BASHAR TALEB
Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berada di Gaza untuk mengungsi ke kota-kota terdekat, menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan militer Israel pada 11 April 2025.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) menyatakan, Israel telah menyetujui usulan gencatan senjata terbaru. 

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt, pada Kamis (29/5/2025) waktu setempat. 

Leavitt memaparkan, usulan tersebut disampaikan kepada Hamas setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Israel. 

"Saya juga dapat mengonfirmasi bahwa diskusi tersebut terus berlanjut, dan kami berharap gencatan senjata di Gaza akan terjadi sehingga kami dapat memulangkan semua sandera," ungkap Leavitt, dikutip dari Reuters, Jumat (30/5/2025). 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Alasan Israel Serang Hamas Saat Gencatan Senjata

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak memberikan konfirmasi atas kabar ini. Namun, media Israel melaporkan bahwa proposal gencatan senjata telah disetujui. 

Bagaimana respons Hamas?

Sebagai tanggapan, Hamas tengah meninjau proposal gencatan senjata yang baru. 

Pejabat Hamas Sami Abu Zuhri menyatakan, diskusi internal sedang berlangsung. Akan tetapi, ia mengungkap ada syarat-syarat yang mencerminkan posisi Israel. 

"Tidak mencakup komitmen mengakhiri serangan, menarik pasukan Israel atau atau mengizinkan masuknya bantuan seperti yang telah diminta oleh Hamas," kata Zuhri, dikutip dari Reuters, Jumat (30/5/2025).

Meskipun proposal belum mencakup tuntutan rakyat, pihak Hamas sedang mempelajarinya untuk kepentingan bersama. 

Sebelumnya, pihak Hamas telah menyetujui "kerangka umum" proposal gencatan senjata melalui pembicaraan dengan utusan Trump, Steve Witkoff. 

Baca juga: MUI Tolak Hubungan Diplomatik Indonesia dengan Israel Selama Masih Menjajah Palestina

Apa isi proposal gencatan terbaru?

Dilansir dari AP News, Jumat (30/5/2025), utusan Presiden Donald Trump, Steve Witkoff belum mengumumkan secara terbuka mengenai proposal gencatan senjata tersebut. 

Namun, seorang pejabat Hamas dan Mesir mengonfirmasi rincian proposal tersebut dalam kesempatan yang terpisah. 

Sumber yang dirahasiakan itu menyatakan, proposal mencakup penghentian pertempuran selama 60 hari dan negosiasi menuju gencatan senjata jangka panjang. 

Selain itu, proposal juga berisi jaminan bahwa Israel tidak akan melanjutkan serangan usai sandera dibebaska. Jaminan ini mencegah Israel menghentikan gencatan senjata seperti yang terjadi pada bulan Maret lalu. 

Pasukan Israel juga akan mundur ke posisi selama gencatan senjata terakhir.

Di sisi lain, Hamas akan membebaskan 10 sandera yang masih hidup dan sejumlah jenazah selama masa jeda 60 hari. 

Langkah itu merupakan imbalan atas pembebasan lebih dari 1.100 tahanan Palestina oleh Israel, termasuk 100 orang yang menjalani hukuman panjang akibat serangan mematikan. 

Kemudian, mereka berharap agar ratusan truk yang membawa makanan dan bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza setiap hari. 

Para ahli menyebutkan, blokade Israel selama hampir tiga bulan telah membuat warga Palestina semakin kelaparan.  

Baca juga: Daftar Negara Tolak Relokasi Warga Gaza Keluar Palestina, Bagaimana Indonesia?

Apa yang diinginkan kedua belah pihak?

Netanyahu menonak mengakhiri serangan sebelum semua sandera dibebaskan. Ia juga berharap Hamas dihancurkan atau dilucuti serta diasingkan.

Perdana Menteri Israel itu juga menyatakan akan tetap menduduki Gaza dan memfasilitasi "emigrasi sukarela" sebagian besar penduduknya. 

Gagasan pemindahan penduduk Gaza itu ditentang oleh warga Palestina dan sebagian besar komunitas Internasional. Menurut para ahli, merelokasi penduduk Gaza kemungkinan melanggar hukum internasional. 

Di samping itu, Hamas menyatakan hanya akan membebaskan sandera yang tersisa jika tahanan Palestina dibebaskan.

Dalam "kerangka umum" proposal yang dibicarakan dengan Witkoff sebelumnya, mereka menginginkan gencatan senjata permanen diterapkan, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dan penyaluran bantuan kemanusiaan. 

Sebagai bagian dari usulan solusi jangka panjang, mereka juga menawarkan akan menyerahkan kekuasaan kepada komite independen Palestina yang bertugas mengawasi rekonstruksi wilayah tersebut. 

Baca juga: Warga Palestina di Gaza Gelar Aksi Protes kepada Hamas, Ini Alasannya

Hingga kini, Hamas dilaporkan masih menahan 58 sandera, dan sekitar sepertiga dari mereka diyakini masih hidup.

Sejak berakhirnya gencatan senjata pada bulan Maret, ribuan warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat serangan udara dan operasi darat yang dilancarkan oleh militer Israel.

Perbedaan pendapat antara gencatan senjata sementara dan permanen ini menghambat mediasi kedua belah pihak yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Qatar. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi