KOMPAS.com - Kanker rahim atau endometrium ternyata bisa menunjukkan tanda-tanda yang mirip dengan gangguan kesehatan pada umumnya.
Dilansir dari National Library of Medicine, Sabtu (20/4/2024), kanker rahim adalah keganasan yang berasal dari dalam lapisan epitel rahim.
Penyakit tersebut secara historis diklasifikasikan berdasarkan karakteristik histologis menjadi kanker endometrium tipe 1 dan tipe 2.
Meski begitu, hasil dari penelitian terbaru mulai mengkategorikan kanker rahim menurut sistem subkelompok molekuler saat ini.
Kanker rahim tipe 1 lebih umum dengan 80 persen dari semua kanker endometrium berasal dari endometrioid.
Sementara kanker rahim tipe 2 terutama berasal dari sel serosa atau sel jernih.
Lalu, apa saja tanda kanker rahim?
Baca juga: Dokter dan Pasien Ungkap Gejala Serius Kanker Rahim, Apa Saja yang Dirasakan?
Tanda-tanda kanker rahim
Dokter Rumah Sakit (RS) Dharmais, Jakarta Barat Shanty Lumban Gaol mengatakan, kanker rahim terjadi akibat stimulasi hormon estrogen, yaitu hormon yang dihasilkan oleh indung telur (ovarium) dan sel-sel lemak di dalam tubuh.
“Kanker endometrium, dikenal juga sebagai kanker rahim, yaitu jenis kanker di dalam rahim, di lapisan sel yang membentuk lapisan endometrium pada rahim,” ujar Shanty kepada Kompas.com, Jumat (20/10/2023).
Shanty menjelaskan, perempuan yang mengalami kanker rahim akan merasakan sejumlah gejala, yakni:
- Pendarahan vagina yang tidak normal (terjadi di luar siklus haid), termasuk pendarahan yang terjadi saat menopause
- Keluar cairan vagina yang tidak normal dapat berbentuk encer, ada sedikit darah, atau berwarna kecokelatan dengan bau yang tidak sedap
- Nyeri panggul
- Teraba massa (gumpalan) pada panggul yang makin membesar
- Penurunan berat badan yang tidak diharapkan
- Nyeri ketika melakukan hubungan seksual dan atau terjadi pendarahan pada hubungan seksual.
Baca juga: Cerita Pasien Saat Pertama Kali Terkena Kanker Tulang, Apa Saja Gejalanya?
Penyebab kanker rahim
Kanker rahim biasanya dialami oleh perempuan saat menopause atau perimenopause (transisi menuju menopause).
Selain itu, ada beberapa faktor yang berpotensi membuat perempuan rentan terkena kanker rahim.
Dilansir dari laman resmi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat (15/3/2024), berikut beberapa penyebab kanker rahim:
1. ObesitasHal ini berkaitan dengan peningkatan produksi estrogen yang dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
Estrogen adalah hormon pada perempuan yang diproduksi oleh ovarium.
Perubahan hormon seperti terapi sulih hormon setelah menopause yang mengandung estrogen tanpa progestin ternyata bisa meningkatkan risiko kanker rahim.
3. UsiaPerempuan berisiko mengalami kanker rahim seiring pertambahan usia.
Penyakit tersebut rentan kerap terjadi ketika perempuan mengalami menopause.
4. Riwayat keluargaSeseorang dengan riwayat keluarga yang mempunyai kanker endometrium atau kanker ovarium memiliki risiko yang lebih tinggi.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Tulang yang Sering Diabaikan, Bisa Muncul di Malam Hari
Cara mencegah kanker rahim
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari atau menurunkan risiko terkena kanker rahim.
Merujuk National Cancer Institute, Selasa (6/5/2025), berikut cara mencegah kanker rahim:
1. Aktivitas fisikAktivitas fisik ternyata dapat menurunkan risiko terkena kanker rahim.
Aktivitas fisik yang dimaksud mencakup kegiatan apapun yang dilakukan di tempat kerja atau rumah.
2. Kontrasepsi hormonalMengonsumsi kontrasepsi hormonal (pil KB) yang menggabungkan estrogen dan progestin (kontrasepsi oral kombinasi) juga bisa menurunkan risiko kanker endometrium.
Efek perlindungan dari jenis kontrasepsi tersebut meningkat seiring dengan lamanya waktu penggunaan dan dapat bertahan selama bertahun-tahun setelah penggunaan kontrasepsi oral dihentikan.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Otak di Kepala, Mata, Tangan, dan Kaki, Apa Saja?
3. Menurunkan berat badanBelum diketahui apakah menurunkan berat badan dapat menurunkan risiko kanker endometrium.
Meski begitu, menjalani operasi bariatrik atau operasi yang mengubah cara kerja sistem pencernaan sehingga berat badan turun dapat menurunkan risiko kanker endometrium.
Setelah operasi bariatrik, kondisi terkait obesitas lainnya, seperti diabetes dan sindrom metabolik, sering kali membaik atau hilang.
4. Kehamilan dan menyusuiKadar estrogen menjadi lebih rendah ketika perempuan mengandung dan menyusui.
Jika Anda merasakan satu atau lebih gejala yang telah disebutkan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnsosi.
Hindari mendiagnosis diri sendiri agar penanganan medis yang diberikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Baca juga: 4 Kelompok yang Berisiko Terkena Kanker Tulang, Ketahui Sebelum Terlambat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.