KOMPAS.com - Sejumlah media asing menyoroti insiden tragis yang menimpa puluhan pekerja tambang batu alam yang dikelola Koperasi Pondok Pesantren Al-Azhariyah di Gunung Kuda, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5/2025).
Sebanyak 19 orang dinyatakan meninggal dunia usai tertimbun material longsor, berdasarkan data per Minggu (1/6/2025). Sedangkan 7 orang mengalami luka-luka dan 6 orang lainnya masih dalam pencarian.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bertindak cepat dengan mencabut izin usaha pertambangan tersebut. Keputusan ini tertuang dalam SK Gubernur nomor 4056/KUKM.02.04.03/PEREK tertanggal 30 Mei 2025.
Sementara itu, dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ini. Mereka adalah AK (59) yang merupakan pengelola atau pemilik tambang dan AR (53) yang berstatus sebagai pengawas tambang.
Polresta Cirebon menyebut, kedua tersangka terbukti mengabaikan surat larangan resmi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Lantas, apa kata media asing terkait insiden longsor di Cirebon yang menewaskan puluhan pekerja tambang?
Baca juga: Tragedi Gunung Kuda Buka Tabir 176 Tambang Ilegal di 16 Kabupaten Jawa Barat
Media asing soroti pekerja tambang tertimbun longsor di Cirebon
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini sejumlah media asing yang menyoroti insiden longsor tambang di Cirebon:
1. ReutersKantor berita yang berkantor pusat di Inggris, Reuters, menyoroti insiden longsor di Cirebon melalui artikel berjudul "Indonesia quarry collapse kills 19, search continues for victims trapped under rubble" yang diterbitkan pada Minggu (1/6/2025).
Per hari itu, dikatakan 6 orang dinyatakan hilang, 8 mengalami luka-luka, dan 19 orang lainnya meninggal dunia.
Artikel itu juga menyoroti kondisi tanah di sekitar area pertambanganya.
Mengutip keterangan Kepala Badan Geologi KLHK Muhammad Wafid, disebutkan bahwa wilayah tersebut memang rawan terhadap pergerakan tanah, terutama saat curah hujan di atas normal.
Menurut Muhammad, metode penggalian yang digunakan di area tambang dan lereng yang curam turut memengaruhi longsor terjadi.
“Saat melakukan upaya evakuasi dan pencarian, (tim penyelamat) harus memperhatikan cuaca dan lereng yang curam, serta tidak melakukan aktivitas saat dan setelah hujan lebat, karena area ini masih berpotensi terjadi longsor susulan yang dapat menimpa atau mengubur petugas,” kata dia.
Atas kejadian ini, pihak berwenang menetapkan dua orang sebagai tersangka. Sementara itu Kementerian ESDM mengatakan bakal menyelidiki penyebab longsor dan melakukan identifikasi potensi tanah longsor lebih lanjut.
Baca juga: Longsor Gunung Kuda, Bukti Tambang Legal Belum Tentu Profesional
2. Associated Press (AP)Kantor media internasional berikutnya yang menyoroti soal pekerja tambang yang tertimbun longsor di Cirebon adalah Associated Press (AP).
Dalam artikel berjudul "Death toll rises to 17 in Indonesia quarry collapse as search continues" yang diterbitkan pada Sabtu (31/5/2025), disebutkan evakuasi korban terhambat karena cuaca buruk dan kondisi tanah yang tidak stabil.
Belum diketahui dengan pasti penyebab longsor di kawasan tambang tersebut. Pihak kepolisian masih memeriksa 6 orang, termasuk pemilik tambang.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku sudah pernah mengunjungi kawasan itu sebelum dirinya terpilih menjadi Gubernur. Kala itu, dia mengatakan bahwa kondisi area penambangan sangat berbahaya dan rawan longsor.
“Tidak memenuhi unsur standar keselamatan bagi pekerjanya,” kata Mulyadi.
Gubernur Jawa Barat itu sempat mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki kapasitas apapun untuk menghentikan aktivitas pertambangan.
Namun, pada Jumat (30/5/2025), dia telah menginstruksikan untuk mencabut izin tambang tersebut dan empat lokasi tambang lainnya di Jawa Barat.
Baca juga: Makan Korban, Pemda Cabut Izin Tambang Galian C di Gunung Kuda
3. India TodayIndia Today dalam berita berjudul "17 killed after quarry collapses in Indonesia, search on for 8 trapped workers" yang ditayangkan pada Minggu (1/6/2025) menyebut, lokasi penambangan tidak memenuhi standar keselamatan bagi pekerja.
Pernyataan itu merujuk pada kalimat yang diucapkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dalam postingan Instagramnya.
Berdasarkan laporan berita tersebut, pihak berwenang masih mencari 8 orang yang terjebak di dalam reruntuhan batu.
Sementara korban tewas berjumlah 17 orang dan 6 orang luka-luka menurut data Basarnas.
Baca juga: Dedi Mulyadi Siap Tutup 10 Tambang Besar di Jabar, Galunggung Salah Satunya
4. Sky NewsMedia internasional lainnya yang menyoroti kasus longsor di Cirebon adalah Sky News.
Melalui artikel berjudul "Indonesia quarry collapse: Owner among six people questioned by police after 17 deaths", Sky News menyebut petugas darurat, polisi, tentara, dan relawan bekerja keras untuk menggali puing-puing di kaki tebing batu kapur yang curam pada SAbtu (31/5/2025).
Sebuah rekaman menunjukkan mesin ekskavator di tengah lokasi yang berusaha memindahkan batu-batu besar. Sedangkan para pekerja meletakkan kantong-kantong mayat ke dalam ambulans.
Hingga Sabtu sore, sebanyak 16 jenazah telah ditemukan, salah satu korban meninggal di rumah sakit.
Masih ada 8 orang yang terjebak di dalam reruntuhan dan masih dalam pencarian.
Pihak kepolisian mengatakan, proses evakuasi mengalami kendala lantaran cuaca buruk, tanah yang tidak stabil, dan medan yang terjal.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan dia telah memerintahkan penutupan tambang ini, serta empat lokasi serupa lainnya di provinsi tersebut.
Tahun lalu, tanah longsor yang dipicu oleh hujan deras menghancurkan operasi penambangan emas tanpa izin di pulau Sumatera, Indonesia, menewaskan sedikitnya 15 orang.
Media yang berkantor pusat di London itu juga menyampaikan bahwa aktivitas tambang ilegal banyak ditemukan di Indonesia dan menimbulkan risiko tanah longsor, banjir dan longsor.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.