KOMPAS.com - Narasi tentang informasi tentang dua Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang mengalami keracunan setelah mengonsumsi kentang bertunas menjadi pembicaraan hangat di media sosial.
Selain narasi ini, informasi lain tentang kentang bertunas tidak boleh dikonsumsi juga menjadi sorotan banyak warganet.
"Kadar glikoalkaloid pada kentang sudah tinggi. Hindari kentang yang disimpan terlalu lama, terlalu banyak terpapar sinar matahari, bahkan beberapa bagian kentang yang berwarna hijau, dan kentang yang bertunas," tulis akun @l*********p pada Senin (2/6/2025).
Postingan tersebut mendapat berbagai komentar dari warganet.
"Alhamdulillah aku makan kentang, yg bertunas, yg ijo, ungu, putih, alhamdulillah masih sehat sampe skrg," tulis akun @an****e, Senin (2/6/2025).
"Hah aku kemarin buat pergedel pakai kentang yg bertunas, alhamdulillah gpp," tulis akun @iz*****oi, Senin (2/6/2025).
Diskusi di media sosial ini kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah benar kentang yang sudah tumbuh tunas tidak boleh dikonsumsi?
Baca juga: Dianggap Bikin Gemuk, Ini Manfaat Kentang bagi Penderita Diabetes
Kentang bertunas tak selalu berbahaya bagi tubuh
Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.hum mengatakan bahwa kentang yang bertunas tidak serta-merta tidak boleh dikonsumsi.
"Ah nggak gitu-gitu amat," jelas Tan ketika dihubungi oleh Kompas.com pada Senin (2/6/2025).
Berdasarkan penjelasan dari laman Southern Living, Senin (23/9/2024), Tan menjelaskan secara teknis kentang bertunas masih aman dimakan, asalkan tunas yang tumbuh masih berukuran kecil dan sudah dipotong terlebih dahulu.
Baca juga: 4 Efek Samping Kentang, Ketahui Orang yang Perlu Membatasinya!
Selain itu, jika terdapat bagian kentang yang sudah berubah warna, sebaiknya dibuang terlebih dahulu juga.
Kentang secara alami mengandung glikoalkaloid. Adanya tunas dan perubahan warna hijau pada kentang menunjukkan peningkatan senyawa tersebut
Jika dikonsumsi berlebihan, terdapat efek racun seperti muntah atau sakit perut pada tubuh. Mengupas kulit dan membuang mata kentang bisa membantu mengurangi paparan senyawa glikoalkaloid pada tubuh.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Makan Kentang Setiap Hari?
Kondisi kentang yang tak boleh dimakan
Secara umum, kentang memiliki tekstur padat dan kulit yang mulus. Jika kentang sudah tumbuh tunas-tunas kecil, kamu masih dapat mengonsumsinya dengan syarat memperhatikan keseluruhan kondisi kentang.
Berikut penjelasannya.
Baca juga: Bahaya Mengonsumsi Kentang bagi Penderita Penyakit Ginjal, Mengapa?
Tan menjelaskan bahwa kentang dengan kondisi lunak, lembek, mudah diremas, lembap, bahkan hingga berjamur merupakan kentang yang sudah tidak boleh dikonsumsi.
2. Kentang berwarna hijau secara keseluruhanSelain itu, kentang secara alami mengandung glikoalkaloid. Peningkatan senyawa glikoalkaloid dapat memunculkan tunas dan menyebabkan kentang berwarna hijau.
"Pada beberapa orang yang sensitif, glikoalkaloid ini bisa menyebabkan mual, muntah, dan gangguan perut," jelas Tan.
Warna hijau tersebut, meskipun tidak berbahaya, rasanya bisa pahit dan terasa seperti rumput.
Baca juga: Lokasi Jatuhnya Pesawat TNI AU di Pasuruan, Berada di Area Perkebunan Kentang Warga
3. Jika tunas pada kentang tumbuh sangat panjangJika tunas pada kentang sudah tumbuh panjang dan berkembang banyak, kentang sudah tidak boleh dimakan.
Sebaliknya, jika tunas yang tumbuh masih berukuran pendek, kentang masih dapat dimakan dengan cara memotong tunas tersebut terlebih dahulu.
Jika terdapat mata tunas atau noda kecoklatan pada kentang, kentang juga masih dapat dikonsumsi dengan cara mengupas bagian mata tunas dan noda tersebut.
Baca juga: Lokasi Jatuhnya Pesawat TNI AU di Pasuruan, Berada di Area Perkebunan Kentang Warga
Cara menyimpan kentang dengan benar
Dikutip dari Shoutern Living, saat disimpan, kentang membutuhkan udara untuk "bernapas". Itu sebabnya kentang sering dijual dalam kantong jaring.
“Setelah dibeli, pindahkan kentang ke dalam kantong yang bisa ‘bernapas’, seperti kantong kertas atau jaring, atau ke dalam kotak kardus, dan simpan di tempat sejuk dan kering,” jelas Manajer asosiasi penelitian dan pengembangan di Kraft Heinz, Bryan Silness, dikutip dari Shoutern Living.
Kentang sebaiknya tidak disimpan di tempat panas atau lembap karena hal itu akan mempercepat pertumbuhan tunas.
Selain itu, kentang juga sebaiknya tidak disimpan dalam lemari es, karena suhu dingin bisa mengubah pati menjadi gula yang menyebabkan kentang jadi kecokelatan saat dimasak.
Baca juga: Tips Membuat Kentang Goreng ala Kafe, Goreng Dua Kali dan Bumbui dengan Cara Ini
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.