KOMPAS.com - Sebuah koleksi unik kondom berusia hampir 200 tahun kini menjadi pusat perhatian di pameran bertajuk "Safe Sex?" atau “Seks Aman?” di Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda.
Dalam pameran yang dibuka pada Selasa (3/6/2025), kondom tersebut dipajang dengan dihiasi ilustrasi erotis.
Diduga sebagai suvenir dari rumah bordil, kondom ini menjadi simbol menarik dari sisi serius dan jenaka dalam sejarah kesehatan seksual.
Lantas, cerita dan pesan apa di balik koleksi unik kondom berusia hampir 2 abad itu dipamerkan?
Baca juga: Bakal Dipindahkan ke Museum, Begini Sejarah Patung MH Thamrin
Kondom berusia dua abad terbuat dari usus buntu domba
Sebagaimana dilaporkan Associated Press, Rabu (4/6/2025), kondom itu diyakini berasal dari sekitar tahun 1830 dan terbuat dari usus buntu domba, bahan yang umum digunakan sebelum penemuan lateks.
Kondom tersebut turut menampilkan gambar erotis bersama tulisan berbahasa Perancis “C’est mon choix” atau “Ini pilihanku”.
Menurut tim kurator museum, lukisan dan tulisan pada kondom disebut terinspirasi dari mitos “The Judgment of Paris”, sebuah kisah dalam mitologi Yunani yang juga menjadi subyek lukisan Pierre-Auguste Renoir.
Kisah itu menceritakan Pangeran Paris yang harus memilih dewi tercantik dari tiga kandidat, sebuah metafora yang mengandung nuansa pilihan dan keinginan.
Pameran yang membahas praktik kerja seks di abad ke-19 ini dijadwalkan akan berlangsung hingga akhir November.
Baca juga: Jam Buka dan Harga Tiket Museum Nasional Indonesia 2024
Kondom diperoleh dari lelang seharga Rp 18,6 juta
Dilansir dari The Guardian, Selasa (3/6/2025), kondom sepanjang 20 sentimeter ini dibeli pada lelang di Haarlem, Belanda, dengan harga 1.000 euro atau sekitar Rp 18,6 juta.
Saat ini, kondom tersebut dipajang dalam kotak kaca sebagai bagian dari koleksi khusus yang mengeksplorasi sejarah pekerjaan seks dan kesehatan seksual di Belanda serta Prancis.
Kurator Rijksmuseum, Joyce Zelen, menjelaskan ukiran yang merujuk pada mitos Yunani Penghakiman Paris, di mana seorang pangeran Troya harus memilih dewi tercantik dari tiga kandidat mengindikasikan pemilik awal kondom adalah seorang yang terpandang.
"Kami yakin dia cukup berpendidikan untuk memahami memahami simbol-simbol mitologis yang digambarkan,” ujarnya.
Menariknya, menurut hasil pemeriksaan sinar UV, kondom ini kemungkinan besar tidak pernah digunakan.
Meski demikian, keberadaannya menjadi penanda penting dari dinamika sosial, budaya, dan kesehatan seksual pada abad ke-19.
“Kami juga tak tahu pasti apakah biarawati dalam ilustrasi menunjuk ke pria botak, pria kurus, atau yang sedikit gemuk. Mungkin itu disengaja agar siapa pun yang melihatnya bisa merasa jadi pilihan,” tambah Zelen.
Simbol dari masa sebelum kondom modern ditemukan
Sebelum teknologi karet vulkanisasi ditemukan pada 1839, kondom dibuat dari bahan-bahan yang bisa dibilang tidak lazim, seperti linen, membran hewan, bahkan cangkang kura-kura.
Namun, perlindungan yang ditawarkan sangat terbatas, baik terhadap penyakit menular seksual maupun kehamilan.
Di masa itu, penggunaan kondom masih dianggap tabu, terutama oleh institusi keagamaan.
Penjualannya pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi dengan biasanya di rumah bordil atau tempat cukur.
Beberapa toko mewah disebut-sebut menyediakan versi kondom yang dijahit khusus untuk pelanggan tertentu.
Baca juga: Viral, Foto Parkir Motor Rp 10.000 di Jalan Asia Afrika Bandung, Ini Kata Pengelola Museum KAA
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.