KOMPAS.com - Sudah 19 tahun berlalu, kamerawan Jejak Petualang Trans7 Bagus Dwi hilang saat menjalankan tugas di Papua.
Peristiwa tersebut terjadi ketika tim Jejak Petualang berangkat dari Agats yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Asmat menuju Kabupaten Timika melalui jalur Laut Arafuru, Selasa (6/6/2006).
Bagus Dwi dilaporkan hilang setelah long boat yang ia tumpangi bersama tim dan warga lokal terbalik akibat tergulung ombak.
Meski waktu telah berlalu hampir dua dekade, kepergian Bagus masih menyisakan duka dan tanda tanya, terutama bagi presenter Medina Kamil yang pergi bersama Bagus saat insiden terjadi.
Berikut kronologi Bagus Dwi hilang di Papua.
Baca juga: Jam Saku Emas Kembali ke Pemiliknya Usai 165 Tahun Hilang Saat Kapal Tenggelam
Kronologi kamerawan Jejak Petualang Bagus Dwi hilang
Pada awalnya, tim Jejak Petualang yang beranggotakan Bagus Dwi (kamerawan), Wendy Muhamad Firman (asisten produser), Medina Kamil (presenter), Budi Kurniawan (kamerawan), dan Dody Johanjaya (produser) berangkat dari Agats menuju Timika pada Selasa (6/6/2006) pukul 08.00 waktu setempat.
Kelima orang tersebut dijadwalkan tiba di Timika pada Rabu (7/6/2006).
Namun, mereka tidak sendirian dalam perjalanan menuju Timika. Tim turut didampingi oleh tiga warga lokal sehingga ada delapan orang dalam rombongan.
Saat long boat masih melaju, cuaca tiba-tiba memburuk disertai gelombang laut yang tinggi.
Kapal yang ditumpangi tim bersama warga lokal akhirnya terbalik akibat tersapu gelombang tinggi.
Baca juga: Kapal Kontainer Angkut Bahan Kimia Berbahaya Tenggelam di India, Picu Kekhawatiran Lingkungan
Peristiwa tersebut menyebabkan semua peralatan tim, seperti kamera, laptop, dan handphone (HP) hilang akibat terjangan gelombang.
Tim dan warga lokal berusaha untuk naik kembali ke perahu.
Bagus dan tiga warga lokal mampu kembali ke perahu, sedangkan Medina, Budi, Dody, dan Wendy masih terombang-ambing di laut.
Akibat gelombang tinggi, Bagus dan tiga warga lokal yang sudah di perahu tidak bisa mendekat ke arah Medina, Budi, Dody, dan Wendy.
Setelah itu, long boat yang ditumpangi Bagus dan tiga warga lokal semakin menjauh karena terbawa gelombang.
Medina, Budi, Dody, dan Wendy tidak sempat berkomunikasi dengan Bagus saat peristiwa terjadi.
Kapal yang ditumpangi Bagus akhirnya benar-benar menjauh sampai tidak terlihat lagi.
Baca juga: Kisah Kapal Selam AS, Tenggelam 100 Tahun Lalu Akhirnya Tertangkap kamera
Tim Jejak Petualang terdampar di pulau tak berpenghuni
Karena long boat tidak bisa dijangkau lagi, Medina, Budi, Dody, dan Wendy saling berpegangan tangan supaya tidak terpisah karena sapuan gelombang.
Dody yang bertugas sebagai produser lalu meraih dry box untuk membantu pegangan.
Medina dan tiga orang tim akhirnya terombang-ambing di laut selama 24 jam.
Selama waktu tersebut, mereka smpat terdorong ke dalam laut karena gelombang yang begitu tinggi.
Sampai pada akhirnya, Medina, Dody, Budi, dan Wendy menemukan sebuah daratan.
Keempat orang tersebut berusaha mencapai daratan tersebut dengan berenang dan mendorong dry box.
Saat kaki mereka menginjak daratan, pulau yang disinggahi ternyata tidak berpenghuni.
Baca juga: Puluhan Paus Pilot Mati Terdampar di Pantai Skotlandia, 12 di Antaranya Disuntik Mati
Tim Jejak Petualang ditemukan tim SAR
Empat anggota tim yang masih tersisa mau tidak mau bertahan hidup dengan memakan siput dan kepiting yang dibakar di api unggun.
Mereka mendapat makanan tersebut dari hutan mangrove yang berada di pulau.
Untuk konsumsi minuman, Medina, Budi, Dody, dan Wendy bertahan hidup dengan mengonsumsi air hujan.
Setelah empat hari terdampar, empat anggota tim Jejak Petualang yang masih tersisa ditemukan oleh tim SAR.
Mereka segera dievakuasi menggunakan speedboat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Meski selamat, perjalanan tim di Agats berubah menjadi pilu ketika mereka mendapat kabar bahwa Bagus dan tiga warga lokal yang sempat naik ke perahu tidak ditemukan atau hilang hingga hari ini.
Baca juga: Penampakan Oarfish, Ikan Kiamat yang Terdampar di Meksiko
Medina Kamil kembali ke lokasi hilangnya Bagus Dwi
19 tahun berlalu, Medina berkesempatan mengunjungi Papua, daerah terakhir yang ia kunjungi bersama Bagus.
Menurut Medina, banyak hal yang berubah. Meski begitu, ia menyampaikan, waktu tidak pernah bisa menghapus kenangan selama di Papua.
“19 tahun berlalu, Ternyata Allah memberi kesempatan saya menginjakkan kaki lagi di tempat ini,” tulis Medina di akun pribadi Instagram @medinakamil sebagaimana dikutip Kompas.com, Minggu (8/6/2025).
“Kenangan ini tidak pernah dilupakan. Setiap tahun kami selalu berdoa untuk mu. God always love you mas,” tambahnya.
Sumber: (Kompas.com/Cynthia Lova, Andika Aditia | Editor: Rintan Puspita Sari).
Baca juga: Kapal Selam Wisata Tenggelam di Laut Merah, 6 Orang Tewas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.