KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya Siklon Tropis Wutip pada Kamis (12/6/2025).
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, siklon tropis tersebut merupakan perkembangan dari Bibit Siklon Tropis 92W.
Saat ini, sistem tersebut berada di Laut China Selatan, tepatnya pada 18,3 derajat Lintang Utara (LU) dan 108,4 derajat Bujur Timur (BT).
"Siklon Tropis Wutip berada di sekitar 1.600 km sebelah utara Natuna," ujarnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (13/6/2025).
Berdasarkan analisis BMKG pada Jumat, pukul 07.00 WIB, Siklon Tropis Wutip ini memiliki kecepatan 9 knots (17 km/jam).
Selain itu, tambah Andri, siklon ini memiliki tekanan udara minimum sebesar 980 hPa dan bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Lantas, bagaimana potensi dan dampak Siklon Tropis Wutip ke depannya?
Baca juga: Juni 2025 Sudah Musim Kemarau, Kenapa Masih Ada Bibit Siklon Tropis? Ini Kata BMKG
Dampak Siklon Tropis Wutip
Andri mengatakan, menurut prediksi BMKG dalam 24 jam ke depan, Siklon Tropis Wutip akan berada di Teluk Beibu, dengan titik koordinat 20,5 derajat LU dan 109 derajat BT.
Posisi tersebut, kata dia, berada di sekitar 1.840 km sebelas utara Natura.
Adapun sistem ini bergerak dengan kecepatan 6 knots (11 km/jam), memiliki tekanan udara minimum 975 hPa, dan menjauhi wilayah Indonesia.
"Kecepatan angin maksimum Siklon Tropis Wutip meningkat dalam 24 jam kedepan namun masih dalam kategori 2 (dua) dengan pergerakan ke arah utara timur laut menjauhi wilayah Indonesia," jelas Andri.
Baca juga: Dinyatakan Sudah Punah, Bibit Siklon Tropis 91W Kini Muncul Lagi, Apa Kata BMKG?
Menurut dia, keberadaan siklon tersebut tidak akan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia.
"Siklon Tropis Wutip tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di wilayah Indonesia," tambah dia.
Sementara itu, keberadaan Siklon Tropis Wutip cenderung menarik massa udara dan mengurangi potensi hujan di sejumlah wilayah Indonesia bagian barat.
Meskipun secara umum potensi hujan berkurang, beberapa wilayah masih menunjukkan aktivitas hujan yang cukup signifikan akibat pengaruh sejumlah dinamika atmosfer yang masih aktif.
Baca juga: Ramai soal Indonesia Diklaim Bakal Alami Hujan Salju pada 2026, BMKG Buka Suara
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.