KOMPAS.com - Lini masa media sosial TikTok ramai membahas soal efek samping minum paracetamol berlebihan.
Paracetamol adalah obat yang dikonsumsi untuk meredakan rasa nyeri ringan hingga sedang.
Selama ini, paracetamol sering dianggap sebagai obat paling aman untuk mengatasi demam. Namun, sebuah video berdurasi 1 menit 5 detik mengungkap potensi bahaya terlalu sering minum paracetamol.
Melalui video yang diunggah oleh akun @alu***** pada Selasa (10/6/2025), minum paracetamol berlebihan disebut bisa menyebabkan kerusakan hati.
Lantas, benarkah minum obat paracetamol terlalu sering bisa menyebabkan kerusakan pada organ hati?
Baca juga: Saran Psikolog soal Bermalas-malasan Bisa Jadi Obat Stres
Efek samping minum paracetamol berlebihan
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati membenarkan, paracetamol memiliki efek samping yang buruk jika dikonsumsi terlalu sering.
Sama hal dengan obat-obatan lainnya, paracetamol berpotensi menjadi racun jika diminum dalam dosis yang besar dalam waktu kurang dari 8 jam.
Efek samping minum paracetamol berlebihan itu meliputi kerusakan organ hati, ginjal, dan berujung kematian.
"Kejadian toksik pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10 gram dalam waktu 8 jam atau kurang," kata Zullies saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (16/6/2025).
"Kematian bisa terjadi (mencapai 3-4 persen kasus) jika paracetamol digunakan sampai 15 gram," imbuhnya.
Baca juga: BPOM Ungkap Kandungan BKO Berbahaya di 15 Obat Bahan Alam Ini, Apa Saja Dampaknya?
Lebih lanjut, Zullies mengatakan, pada dosis terapi sekitar 500 miligram-2 gram, 5-15 persen di antaranya dikonversi oleh enzim sitokrom P450 dalam hati menjadi metabolit reaktif yang disebut N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI).
NAPQI merupakan metabolit minor dari paracetamol yang sangat aktif dan bersifat toksik bagi hati.
Proses ini disebut aktivasi metabolik dan NAPQI berperan sebagai radikal bebas yang memiliki lama hidup sangat singkat.
Meskipun metabolisme paracetamol melalui ginjal tidak begitu berperan, jalur aktivasi metabolik ini terdapat pada ginjal dan penting secara toksikologi.
Zullies menjelaskan, dalam keadaan normal, NAPQI akan didetoksifikasi secara cepat oleh enzim glutation dari hati. Glutation mengandung gugus sulfhidril yang akan mengikat secara kovalen radikal bebas NAPQI, menghasilkan konjugat sistein. Sebagiannya lagi akan diasetilasi menjadi konjugat asam merkapturat, yang kemudian keduanya dapat diekskresikan melalui urin.
Baca juga: Dokter Paru Ungkap Efek Uap Rokok Obat: Bisa Sebabkan Iritasi dan Alergi
Namun, pada paparan paracetamol yang berlebihan, jumlah dan kecepatan pembentukan NAPQI melebih kapasitas hati dan ginjal untuk mengisi ulang cadangan glutation yang diperlukan.
Hal ini bisa menyebabkan kerusakan intraseluler diikuti nekrosis (kematian sel) hati dan kegagalan ginjal.
Sebuah studi populasi terhadap metabolisme paracetamol menunjukkan, proporsi populasi yang mengalami aktivasi metabolik bervariasi dari 2-20 persen pada subyek dari ras kaukasia.
Risiko ini relatif tinggi terhadap orang yang menderita kanker hati dan hepatitis kronis B. Penderita penyakit tersebut diduga memiliki ambang toksisitas paracetamol yang lebih rendah dan lebih rentan terhadap karsinogen dari lingkungan.
Baca juga: Ramai soal Pentingnya Minum Obat Cacing Setiap 6 Bulan Sekali, Benarkah?
Berapa dosis paracetamol yang dianjurkan?
Dikutip dari NHS, paracetamol tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jangka panjang.
Jika digunakan untuk meredakan nyeri sakit kepala, cukup konsumsi paracetamol selama satu atau dua hari.
Namun, dalam kondisi kesehatan khusus, Anda mungkin perlu minum paracetamol selama bertahun-tahun. Hal ini aman dilakukan sejauh paracetamol dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan.
Adapun dosis paracetamol yang dianjurkan dalam 24 jam adalah sebagai berikut:
- Maksimal 8 tablet 500 mg
- Maksimal 4 tablet 1 gram jika diresepkan oleh dokter.
Baca juga: Bahaya di Balik Rendaman Rokok Obat: Klaim Sehat Tanpa Bukti Ilmiah
Penanganan overdosis paracetamol
Studi membuktikan, cara mengatasi overdosis paracetamol adalah menggunakan N-acetylcystein, baik oral maupun intravena.
Obat antiracun ini mampu mencegah kerusakan hepar akibat keracunan paracetamol dengan cara menggantikan glutation dan dengan ketersediaannya sebagai prekursor.
Rekomendasi regimen dosis untuk N-asetilcysteine secara per-oral adalah dengan loading dose sebesar 140 mg/kg, diikuti dengan 70 mg/kg BB setiap 4 jam untuk 17 kali dosis, dengan total durasi terapi adalah 72 jam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.