Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Respons Rusia terhadap Perang Israel-Iran?

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi perbandingan militer antara kekuatan Israel dengan Iran.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Dalam seminggu terakhir, konflik Israel dengan Iran kian memanas.

Terlebih setelah Israel melancarkan serangan udara rahasia Operation Rising Lion yang ditujukan ke fasilitas nuklir dan militer Iran, termasuk Natanz dan markas IRGC pada Jumat (13/6/2025).

Serangan tersebut menewaskan lebih dari 220 orang, termasuk sejumlah ilmuwan dan komandan tinggi Iran.

Iran kemudian membalas dengan peluncuran ratusan rudal balistik dan drone ke berbagai kota di Israel, meskipun sebagian besar berhasil dicegat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa negara memberikan respons terhadap konflik Israel-Iran.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (18/6/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menulis di media sosialnya bahwa Amerika tahu di mana Ayatollah Ali Khamenei berada, tetapi tidak akan menargetnya untuk saat ini.

Dalam unggahan lainnya, Trump menuntut "penyerahan tanpa syarat" dari Iran. Ia juga menyatakan ingin akhir yang sesungguhnya dari konflik tersebut, bukan sekadar gencatan senjata.

Baca juga: Apa Saja Dampak Merugikan Perang Israel-Iran terhadap Ekonomi Global?

Lantas, bagaimana respons negara lain, terutama Rusia?

Respons Rusia terhadap perang Israel-Iran

Dilansir dari Reuters, Selasa (17/6/2025), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia mengecam serangan berkelanjutan Israel terhadap Iran.

Menurut mereka, tindakan yang dilakukan Israel termasuk ilegal.

"Serangan intensif berkelanjutan oleh Israel terhadap situs nuklir Iran adalah ilegal berdasarkan hukum internasional," ujar Kemenlu Rusia dalam sebuah pernyataan resmi.

"Serangan dari Israel juga menimbulkan ancaman yang tidak dapat diterima terhadap keamanan internasional serta mendorong dunia menuju bencana nuklir," lanjut pernyataan tersebut.

Kecaman internasional terhadap tindakan Israel dinilai menunjukkan bahwa negara tersebut hanya mendapat dukungan dari pihak-pihak yang bertindak demi kepentingan oportunistik.

Selain itu, Rusia juga merespons agar konflik dua negara mengenai program nuklir Teheran dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi.

Baca juga: Netanyahu Singgung Perang Israel-Iran Berakhir jika Khameini Terbunuh, Trump Sempat Veto

Kemenlu Rusia juga menyebut Iran tetap berkomitmen pada perjanjian nonproliferasi nuklir dan siap menjalin kembali komunikasi dengan Amerika Serikat untuk mencari solusi damai.

Sikap ini disebut menghapus keraguan terhadap program nuklir Teheran.

Moskwa menyatakan mendukung penuh langkah Iran dan menegaskan bahwa penyelesaian konflik hanya bisa dicapai melalui diplomasi dan negosiasi.

Apalagi, Kremlin sudah bertahun-tahun menjalin hubungan kemitraan dengan Iran.

Meski begitu, Rusia masih menantikan laporan tertulis dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dinilai obyektif dan langsung ke pokok persoalan terkait kerusakan fasilitas nuklir Iran.

Kremlin menambahkan, Rusia siap menjadi mediator dalam konflik Iran-Israel. Usulan agar uranium Iran disimpan di wilayah Rusia pun masih berlaku.

Baca juga: Rusia Paling Mungkin Jadi Penengah Konflik Israel-Iran?

Kata pengamat soal hubungan Rusia dengan Iran-Israel

Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (17/6/2025), peneliti nonresiden di Institut Pembangunan dan Diplomasi (IDD) di Azerbaijan, Ruslan Suleymanov mengatakan bahwa meskipun Rusia bisa jadi bersimpati terhadap Iran, namun hubungan keduanya tidak boleh dilebih-lebihkan. 

Suleymanov menyampaikan, Rusia saat ini memproduksi drone Shahed miliknya sendiri berdasarkan lisensi, sehingga kemampuan tempurnya tidak akan terpengaruh oleh konflik Iran-Israel.

"Iran, pada gilirannya, mengharapkan lebih banyak dari Rusia. Mereka mengharapkan lebih banyak pesawat, militer, teknologi luar angkasa, belum lagi nuklir," lanjut dia.

Tapi Rusia tidak terburu-buru untuk berbagi, karena sangat penting bagi Moskwa untuk menjaga keseimbangan di Timur Tengah dan menjaga hubungan dengan Israel.

Baca juga: UPDATE Perang Israel-Iran, Tiga Kepala Intelijen IRGC Dikonfirmasi Tewas, Serangan Tahap Empat Iran

Menurut dia, jika Rusia mulai memasok senjata ke Iran, tidak seorang pun mengesampingkan fakta bahwa senjata ini dapat diarahkan ke Israel, dan Kremlin tidak menginginkan ini.

Meskipun perjanjian kemitraan strategis telah ditandatangani antara Moskwa dan Teheran tahun ini, Suleymanov mencatat, itu tidak berarti Rusia berkewajiban untuk membela Iran.

Di sisi lain, hubungan antara Rusia dengan Israel termasuk rumit.

Menurut Soleymanov, saat ini Rusia menolak memasukkan Hamas ke dalam daftar hitam sebagai "organisasi terlarang", meskipun dukungannya terhadap Palestina diimbangi oleh hubungannya dengan Israel.

Beberapa analis percaya krisis Israel-Iran memberi Putin kesempatan untuk memamerkan kekuatan diplomatiknya.

Baca juga: 4 Perkembangan Terbaru Perang Israel-Iran: Perluasan Target hingga Nasib Diplomasi Nuklir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi