Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Adriana, Lahirkan Bayi dalam Kondisi Mati Otak

Baca di App
Lihat Foto
engin akyurt
Ilustrasi operasi caesar.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Adriana Smith, perempuan asal Georgia yang dinyatakan mati otak, melahirkan bayinya lewat operasi caesar darurat pada Kamis, (13/6/2025) di Emory University Hospital, Georgia, Amerika Serikat. 

Dia sebelumnya dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sesak napas dan kemudian didiagnosis mengalami pembekuan darah di otak. Dokter kemudian memvonisnya mati otak.

Kasus ini terjadi akibat adanya undang-undang larangan aborsi di negara bagian Georgia.

Di sisi lain, pihak keluarga merasa kehilangan kendali atas keputusan medis yang menyangkut nyawa ibu dan anak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pelatih Kebugaran di AS Punya Kista Ovarium Sebesar Bayi, Ceritakan Gejala Awal

Lahir secara prematur setelah sang ibu dinyatakan mati otak

Dikutip dari The Guardians, Selasa (17/6/2025), April Newkirk, ibu dari Adriana Smith mengatakan, bayi itu diberi nama Chance.

Saat ini, bayi tersebut dirawat di unit perawatan intensif neonatal. Ia lahir prematur dengan berat sekitar 820 gram.

Newkirk mengatakan, ia dan dokter berharap bayi tersebut dalam keadaan baik. 

“Dia sedang berjuang. Kami hanya ingin mendoakannya. Mohon terus doakan dia. Sekarang dia sudah lahir," ujarnya.

Baca juga: Bayi di AS Meninggal Dunia Usai Ditinggal Ayahnya dalam Mobil Saat Cuaca Panas

Newkirk menambahkan, alat bantu yang digunakan untuk menopang hidup Smith sejak sebelum operasi kelahiran bayinya rencana akan dicabut pada Selasa (17/6/2025).

Sebelumnya, bulan Februari, Smith sempat pergi ke rumah sakit karena mengira mengalami sakit kepala yang parah. 

Setelah diberi obat, ia dipulangkan. Namun keesokan harinya, Smith bangun dalam kondisi sesak napas dan dilarikan ke rumah sakit.

Tak lama setelah diperiksa, dokter mendiagnosis adanya pembekuan darah pada otak. Dalam hitungan jam, ia dinyatakan mati otak.

Baca juga: Ketentuan Aborsi di PP No 28/2024: Ada Indikasi Darurat Medis dan Korban Pemerkosaan

Kontroversi hukum aborsi di Georgia

Kasus Adriana Smith memicu kontroversi di negara tersebut, terutama setelah keluarga menyebutkan bahwa dokter tak memiliki pilihan selain mempertahankan fungsi tubuh Smith untuk menyelamatkan janinnya, akibat undang-undang aborsi yang berlaku di Georgia.

Negara bagian tersebut memang melarang aborsi setelah janin menunjukkan detak jantung, yang biasanya terjadi pada usia kehamilan enam minggu.

Aturan tersebut juga memperkuat doktrin hukum "personhood" atau kepribadian janin, yaitu prinsip bahwa embrio dan janin dianggap sebagai individu yang memiliki hak dan perlindungan hukum yang penuh.

"Kami tidak punya pilihan atau hak bicara soal itu. Kami menginginkan bayi itu. Itu bagian dari putri saya. Namun, keputusan itu seharusnya diserahkan kepada kami, bukan negara," kata Newkirk sebelum Chance lahir. 

Baca juga: 5 Fakta Aborsi Ilegal Kelapa Gading, Total 20 Janin Tarif Rp 12 Juta

Di sisi lain, rumah sakit menolak memberikan komentar mengenai kasus Smith dengan alasan aturan privasi.

Dalam pernyataannya, rumah sakit mengatakan, mereka merujuk pada konsensus dari para ahli klinis, literatur medis, dan panduan hukum untuk mendukung keputusan penanganan pasien berdasarkan hukum aborsi Georgia.

Namun, pernyataan dari kantor Jaksa Agung Georgia, Chris Carr menyatakan, hukum negara bagian tidak mewajibkan tenaga medis menjaga pasien tetap hidup dengan alat bantu setelah dinyatakan mati otak.

“Mencabut alat bantu kehidupan bukanlah tindakan yang bertujuan untuk mengakhiri kehamilan,” ujar Kara Murray, juru bicara kantor jaksa agung.

Baca juga: Tuai Kecaman, Wanita Muda di Korsel Lakukan Aborsi Saat Kandungannya Berusia 36 Minggu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: The Guardian
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi