Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Serang Iran di Tengah Konflik dengan Israel, Ini 4 Dampak yang Mungkin Terjadi

Baca di App
Lihat Foto
AFP/MENAHEM KAHANA
Pertahanan udara Israel aktif mencegat rudal-rudal Iran yang menargetkan Ibu Kota Tel Aviv pada 18 Juni 2025 dini hari. Perang Israel-Iran pecah sejak 13 Juni 2025, meningkatkan risiko konflik lebih luas di Timur Tengah. AS Ikut Serang Iran di Tengah Konflik dengan Israel, Apa Dampaknya?
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan bahwa pasukan militer negaranya telah menjatuhkan bom di tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025).

Serangan AS kepada Iran menandai berakhirnya periode pertimbangan selama seminggu mengenai bergabungnya AS ke konflik Timur Tengah antara Iran dan Israel.

"Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran," tulis Trump di Truth Social.

Presiden AS itu mengatakan sejumlah muatan bom bahkan telah dijatuhkan di situs nuklir Iran, Fordow.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di akhir pesannya, Donald Trump menyerukan perdamaian.

"Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan hal ini," tulis Trump. "SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!"

Lantas, benarkan serangan AS ke Iran di tengah konflik Israel dan Iran akan berujung kedamaian?

Baca juga: Apa Tujuan Trump Perintahkan AS Serang Fasilitas Nuklir Iran?

Dampak serangan AS ke Iran

Dikutip dari New York Times, keterlibatan AS dalam perang Iran vs Israel belum tentu menciptakan kedamaian.

Surat kabar tersebut bahkan menganjurkan Pemerintah AS untuk membuka diskusi sebelum menyerang Iran.

Sebab, Iran dan AS pernah dalam diskusi mengenai batasan-batasan program pengayaan uranium sebelum Israel menyerang negara tersebut.

Perlu diketahui, uranium adalah bahan bakar utama dalam reaktor nuklir. Dengan adanya kesepakatan batasan pengayaan uranium, Iran tetap bisa membuat senjata nuklir, tetapi tidak secepat semestinya. Sebagai imbalannya, Iran akan mendapatkan keringanan dari sanksi ekonomi AS.

Kedua belah pihak masih jauh dari kesepakatan final, tapi ada tanda-tanda kompromi telah muncul pada awal Juni.

Ketika Israel menyerang Iran, negosiasi tersebut runtuh. Meski begitu, Iran mengisyaratkan bahwa mereka tetap bersedia untuk berbicara.

Sebaliknya, jika AS memutuskan untuk menyerang Iran, tindakan itu justru akan berdampak buruk bagi dunia.

Baca juga: 3 Skenario AS Bantu Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran

Berikut beberapa hal yang mungkin terjadi jika AS ikut menyerang Iran:

1. Iran mempercepat program nuklirnya

Saat ini, baik AS dan Israel beranggapan bahwa Fordow adalah fasilitas nuklir utama di Iran.

Padahal, ada kemungkinan bahwa Iran memiliki situs nuklir rahasia yang ditujukan untuk memproduksi senjata tanpa sepengetahuan AS dan Israel. Meski belum ada bukti publik terkait asumsi ini.

Namun, jika memang Iran memiliki situs nuklir lain, serangan AS justru akan membuat Iran berambisi untuk mempercepat produksi nuklirnya.

Iran mungkin akan melakukan inovasi baru untuk membuat senjata tersebut setelah para ilmuwan nuklir terkemuka mereka dibunuh oleh Israel.

“Anda akan mulai melihat eskalasi yang lebih luas yang selama ini mereka tahan,” kata Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Chatham House, Sanam Vakil, .

"Bagaimanapun juga, Iran hanya memiliki sedikit pilihan lain untuk mencegah serangan di masa depan," imbuhnya.

Parlemen Iran secara terbuka telah mendiskusikan penarikan diri dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.

Perjanjian Nonproliferasi Nuklir adalah perjanjian yang mengharuskan Iran untuk tunduk pada pengawasan Badan Energi Atom Internasional dan kewajiban transparansi lainnya serta berkomitmen untuk tidak membangun bom nuklir.

Sejauh ini, pemerintah telah menegaskan dan kembali mendesak sejak lama bahwa program nuklir Iran semata-mata hanya untuk tujuan damai.

Akan tetapi, Iran dengan tegas menolak untuk menyerah pada tuntutan AS yang menginginkan untuk menghentikan pengayaan uranium.

Iran mengatakan bahwa mereka memiliki hak untuk program nuklir sipil.

Baca juga: Hal yang Dikhawatirkan Terjadi, AS Ikut Serang Iran, 3 Fasilitas Nuklir Dihantam Bom

2. Perang menjadi lebih besar

Dalam beberapa hari terakhir, Iran telah menghindari serangan terhadap pasukan AS atau target lainnya yang bisa menarik negara itu dalam pertempuran dengan Israel.

Sebagai contoh, Iran menahan diri untuk tidak menyerang pasukan atau pangkalan Amerika di Timur Tengah di tengah gempuran serangan balasan berupa rudal ke Israel.

Iran juga tidak menyerang negara-negara Arab yang bersekutu dengan AS, seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab.

Iran tidak pula membuat harga minyak dunia melonjak dengan menutup atau mengganggu lalu lintas di Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak yang vital di selatan Iran.

Namun, seorang pejabat Iran telah memperingatkan bahwa Iran dapat melakukan hal itu jika AS ikut terlibat dalam serangan.

Di sisi lain, keterlibatan AS dalam serangan justru membuat sekutu Iran di wilayah tersebut, termasuk Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan kelompok-kelompok bersenjata di Irak ikut berperang.

Ahli Iran di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa. Ellie Geranmayeh mengatakan, jika AS mencoba memaksa Iran untuk menyerah, negara itu justru akan terus menerus menyerang sampai batas kemampuannya.

Baca juga: Iran Anggap Negara Pemasok Senjata ke Israel sebagai Target Sah, Singgung Siapa?

3. Perubahan rezim di Iran

Peperangan antara Iran dan Israel juga turut menargetkan Pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei Bersiap.

Trump sendiri mengatakan melalui media sosial bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk membunuh pimpinan tertinggi Iran itu.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, dengan terbunuhnya Khamenei, perubahan rezim di Iran bakal terjadi.

“(Perubahan rezim) bisa jadi merupakan hasil” dari perang ini," kata Netanyahu, masih dari sumber yang sama.

Kendati demikian, mengubah rezim yang sudah berkuasa selama beberapa dekade tidak semudah itu. Bahkan jika AS membunuh Khamenei, pembentukan militer-religius yang telah memegang kekuasaan di Iran selama hampir lima dekade tidak akan jatuh.

Para ahli berpendapat, dengan perang yang berkecamuk, Korps Garda Revolusi Islam, cabang militer Iran yang paling kuat dapat mengambil alih kendali negara.

Mereka mungkin akan membentuk pemerintahan yang lebih ramah terhadap Barat atau kemungkinan besar, menggantikan Khamenei dengan sosok yang lebih ekstrim yang akan terlibat dalam pertarungan yang panjang.

Baca juga: Apa Alasan Trump Tunda Intervensi Konflik Iran-Israel?

4. Rakyat Iran bangkit kembali

Sebagian rakyat Iran telah melakukan protes massal dan menentang kekuasaan saat ini. Mereka menyerukan “Perempuan, Kehidupan, Kebebasan” pada akhir 2022.

Beberapa rakyat Iran mengaku tidak menyukai para pemimpin ulama sehingga ada kalanya mereka memandang Israel sebagai sekutu dan secara terbuka berharap supaya AS mengangkat pemimpin baru.

Awalnya penentang rezim Iran bersorak-sorai atas serangan awal Israel ke Iran kemarin. Mereka menganggap serangan itu sebagai bukti ketidakmampuan dan salah urus pemerintah Iran.

Namun, jumlah korban yang terus bertambah, serangan terhadap infrastruktur sipil, dan kepanikan yang melanda kota-kota di Iran membuat banyak orang di negara itu ikut menentang Israel.

Platform media sosial Iran telah dipenuhi dengan unggahan-unggahan patriotik dalam beberapa hari terakhir yang mengekspresikan persatuan melawan intervensi asing meski tidak sepenuhnya mendukung rezim.

https://www.nytimes.com/2025/06/20/world/middleeast/us-strikes-iran-war-scenarios.html

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi