KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis sebaran zona megathrust yang ada di wilayah Indonesia.
Hal itu disampaikan melalui unggahan akun Instagram resmi mereka, @infobmkg pada Jumat (20/6/2025).
Megathrust sendiri adalah zona di mana dua lempeng tektonik bertemu dan salah satunya menyusup ke bawah yang lain.
Proses ini menimbulkan penumpukan energi yang suatu saat bisa dilepaskan dalam bentuk gempa besar atau gempa megathrust.
Disebutkan, gempa dari zona megathrust yang banyak terdapat di Indonesia tersebut juga berpotensi menyebabkan terjadinya tsunami.
Baca juga: Banyak Wisatawan Batal Pergi ke Jepang karena Ramalan Gempa dari Manga, Kapan?
Sebaran zona megathrust dan potensi magnitudo
Dikutip dari Instagram BMKG, setidaknya ada 13 zona megathrust di Indonesia. Zona megathrust ini hampir mengelilingi seluruh wilayah Indonesia.
Lokasinya bervariasi, dari timur hingga selatan Indonesia. Selain itu, ada juga zona megathrust di timur hingga utara Indonesia.
Sementara besaran magnitudo gempa yang muncul akibat zona megathrust tersebut bervariasi, mulai M 7,8 sampai dengan M 9,2.
Berikut ini 13 zona megathrust di Indonesia dan potensi magnitudonya:
- Megathrust Aceh-Andaman
- Magnitudo: 9,2.
- Megathrust Nias-Simeulue
- Magnitudo: 8,7.
- Megathrust Batu
- Magnitudo: 7,8.
- Megathrust Mentawai-Siberut
- Magnitudo: 8,9.
- Megathrust Mentawai-Pagai
- Magnitudo: 8,9.
Baca juga: Tak Hanya Merusak, Badai Tropis Juga Memberi Manfaat bagi Bumi, Apa Saja?
- Megathrust Enggano
- Magnitudo: 8,4.
- Megathrust Selat Sunda
- Magnitudo: 8,7.
- Megathrust West-Central Java
- Magnitudo: 8,7.
- Megathrust East Java
- Magnitudo: 8,7.
- Megathrust Sumba
- Magnitudo: 8,5.
- Megathrust North Sulawesi
- Magnitudo: 8,5.
- Megathrust Philippine
- Magnitudo: 8,2.
- Megathrust Papua
- Magnitudo: 8,7.
Baca juga: Ramai soal Kemunculan “Rip Current” di Pantai Parangtritis dan Disebut Berbahaya, Apa Itu?
Lihat Foto
Zona megathrust di Indonesia.
BMKG: Tinggal menunggu waktu
Istilah “tinggal menunggu waktu” bukan untuk menakut-nakuti, namun sebagai bentuk pernyataan ilmiah.
Dalam artian, zona tersebut menyimpan potensi besar memicu gempa besar, namun bukan berarti akan terjadi dalam waktu dekat.
Istilah itu digunakan sebagai bentuk kewaspadaan berdasarkan data sejarah dan geologi, sehingga bukan untuk menimbulkan kepanikan.
Segmen megathrust di Selat Sunda, terakhir kali melepaskan gempa besar pada tahun 1757.
Hal tersebut dikenal sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar karena lama tidak melepaskan energi.
Sehingga, meski kini belum terjadi gempa besar akibat megathrust tersebut, potensi hal itu terjadi sangat nyata dan perlu diwaspadai.
Bahkan, beberapa gempa yang terjadi di Indonesia, memiliki pusat atau episenter di segmen atau zona megathrust.
BMKG menyatakan, hingga saat ini gempa bumi tidak bisa diprediksi. Sebab, hingga kini belum ada teknologi yang bisa memprediksi waktu, lokasi, dan kekuatan gempa secara pasti.
Baca juga: Bisakah Indonesia Punya Sistem Peringatan Gempa via Notifikasi HP? Ini Kata BMKG
Persiapan yang bisa dilakukan
Mengenai potensi gempa megathrust tersebut, BMKG menyebutkan, setidaknya ada lima persiapan yang bisa dilakukan saat ini:
- Kenali potensi gempa bumi di lingkungan sekitar
- Pahami langkah-langkah sebelum, saat, dan sesudah terjadi gempa bumi
- Pelajari jalur dan rambu evakuasi, titik kumpul, serta dokumen rencana operasi kedaruratan
- Bangun rumah sesuai standar atau tahan gempa
- Ikuti informasi dari kanal resmi BMKG.
Baca juga: Kisah Gempa Tohoku M 9,0, Picu Tsunami 40 Meter, Tewaskan 19.747 Orang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.