Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Donald Trump Marah dan Perintahkan Israel Keluar dari Iran

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan marah dengan perusahaan e-commerce Amazon, lantaran beredar informasi bahwa Amazon akan memajang penambahan tarif di platformnya.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjukkan kemarahan ketika gencatan senjata Iran dan Israel yang ditengahinya sempat terganggu.

Trump bersikap kritis terhadap kedua belah pihak, tetapi mengecam keras Israel, yang masih melakukan serangannya terhadap Iran setelah membuat kesepakatan.

Baca juga: Gencatan Senjata Iran-Israel Resmi Dilakukan, Perang 12 Hari Berakhir

Presiden Trump menyampaikan amarah kepada Israel atas apa yang ia lihat sebagai pelanggaran terhadap gencatan senjata yang dideklarasikannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Begitu kami membuat kesepakatan, mereka (Israel) keluar dan menjatuhkan banyak bom, yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kata Trump dikutip dari laman Aljazeera (24/6/2025).

Sejalan dengan itu, dilansir dari laman CNN World, Trump dengan jelas menyebut dirinya “tidak senang dengan Israel”.

Hal itu karena Israel tidak mengindahkan “waktu 12 jam” yang diupayakan Trump untuk memulai gencatan senjata.

Baca juga: Israel Serang Iran Lagi Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata

Meski menunjukkan kekesalan terhadap sekutu dekatnya tersebut, Trump juga menyampaikan bahwa dirinya juga “tidak senang dengan Iran.”

Trump kemudian melanjutkan kecamannya dalam sebuah unggahan media sosial yang muncul tak lama setelah ia meninggalkan Gedung Putih dengan Marine One.

“Israel. jangan jatuhkan bom-bom itu. jika anda melakukannya, itu adalah pelanggaran besar. bawa pilot kalian pulang, sekarang!” tulis Trump di Truth Social.

Baca juga: Pakar Ungkap Indikasi Konflik yang Bisa Pecah Jadi Perang Dunia 3, Bukan Perang Israel-Iran

Trump menyebut bahwa Israel tidak akan menyerang Iran dan semua pesawat akan berbalik ke Israel sambil melakukan “Gelombang Pesawat” yang bersahabat ke Iran.

“Tidak akan ada yang terluka, Gencatan Senjata berlaku! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!” tulis Trump media sosial tersebut.

Gencatan senjata Iran dan Israel

Usai kemarahan Trump terhadap Israel, gencatan senjata Iran-Israel mulai disepakati oleh kedua belah pihak.

Menurut laporan Washington Post (24/6/2025) Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Para Pemimpin Iran mengklaim bahwa jeda dalam konflik itu terjadi atas keinginan mereka.

Gencatan senjata Iran-Israel menandakan berakhirnya "Perang 12 Hari" untuk saat ini. Dan kedua belah pihak menganggapnya sebagai kemenangan bagi rakyat mereka.

Baca juga: Kenapa Qatar Tepis Serangan Iran ke Pangkalan AS?

Gencatan senjata yang mulai berlaku Selasa (25/62025) pagi, setelah sebelumnya Israel dan Iran saling menuduh melanggar perjanjian, yang memicu teguran dari Trump.

Terkait kesepakatan gencatan senjata ini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyampaikan pidato di hadapan rakyatnya pada Selasa (24/6) dan mengklaim bahwa negaranya telah mencapai “kemenangan bersejarah”.

"Setelah perlawanan berani dari bangsa Anda yang hebat dan bersejarah, kita menyaksikan gencatan senjata dan penghentian perang 12 hari yang dipaksakan kepada bangsa Iran oleh petualangan dan hasutan pemerintah Israel, kata Pezeshkian, dikutip dari laman CNN World (24/6/2025).

Baca juga: Trump Pastikan Gencatan Senjata Israel-Iran Sudah Berlaku

Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga mengatakan Israel “mencapai kemenangan bersejarah” yang akan bertahan bagi generasi mendatang setelah konflik 12 hari dengan Iran.

Dalam pidatonya kepada rakyat, Netanyahu mengatakan Israel telah menyingkirkan apa yang disebutnya sebagai ancaman nuklir eksistensial terhadapnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi