KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, akhirnya muncul pada Kamis (26/6/2025), setelah hampir dua pekan bersembunyi saat Israel melancarkan Operasi Rising Lion.
Dalam pidato televisi nasionalnya, Khamenei menyebut Iran berhasil meraih kemenangan atas Israel dan menampar wajah Amerika Serikat.
Baca juga: Komentar Pertama Khamenei Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran
"(Iran) menang dan, sebagai balasannya, memberikan tamparan tangan ke wajah Amerika," ujar Khamenei dalam pidato publiknya, dikutip dari Kompas Global (29/6/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan setelah gempuran militer besar-besaran yang dilancarkan Israel dan AS terhadap situs-situs nuklir Iran.
Dalam pidatonya, Khamenei menyatakan bahwa klaim Presiden Donald Trump berlebihan saat mengatakan bahwa AS "menghancurkan sepenuhnya" program nuklir Iran.
Baca juga: Ali Khamenei Muncul Perdana sejak Gencatan Senjata Iran-Israel, Apa Isi Pidatonya?
Profil Ayatollah Ali Khamenei
Ayatollah Ali Khamenei adalah pemimpin tertinggi kedua Iran sejak Revolusi Iran yang terjadi pada 1979.
Khamenei lahir di Mashhad, Iran, pada 1939. Dia merupakan anak kedua dari delapan bersaudara dalam keluarga religius, di mana ayahnya adalah seorang ulama.
Baca juga: Menteri Pertahanan Iran ke China Pasca-Gencatan Senjata dengan Israel, untuk Apa?
Dilansir dari laman Kompas Global (3/8/2025), Khamenei mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang ulama dan bahkan memenuhi syarat sebagai ulama pada usia 11 tahun.
Sebelum menjadi Pemimpin Tertinggi Iran dia pernah menjabat sebagai Presiden Iran selama beberapa tahun.
Dia memainkan peran kunci dalam Revolusi Iran 1979, ketika dinasti Pahlavi di bawah Mohammad Reza Shah Pahlavi digulingkan.
Baca juga: Profil Reza Pahlavi, Putra Mahkota Iran yang Serukan Perlawanan Terhadap Khamenei
Sebagai seorang orator yang efektif, Khamenei bergabung dengan para pengritik Shah Iran, raja yang akhirnya digulingkan oleh revolusi.
Khamenei pernah hidup di bawah tanah dan mendekam di penjara selama bertahun-tahun. Ia ditangkap enam kali oleh polisi rahasia Shah, disiksa, dan diasingkan di dalam negeri.
Setelah Grand Ayatollah Ruhollah Khomeini mendirikan Partai Republik Islam, Ali Khamenei mencapai kekuatan politik yang cukup besar sebagai orang kepercayaannya.
Baca juga: Bisa Paksa Israel-Iran Gencatan Senjata, Mengapa Trump Tak Lakukan Hal Sama di Gaza?
Dia kemudian terpilih sebagai presiden Iran pada 1981 dan menjadi ulama pertama yang menjabat di posisi tersebut.
Delapan tahun kemudian, Khamenei dipilih oleh para pemuka agama sebagai penerus Ayatollah Khomeini yang meninggal dunia pada usia 86 tahun.
Sejak saat itu, Khamenei menempati posisi paling berkuasa di tengah-tengah jaringan kekuasaan yang saling bersaing.
Baca juga: Trump Marah, Laporan Intel Sebut AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran
Khamenei mampu memveto setiap kebijakan publik dan punya hak untuk memilih kandidat pejabat publik.
Sebagai kepala negara dan panglima tertinggi militer, yang mencakup Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), posisi tersebut membuatnya sangat berkuasa.
(Sumber: Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru, Aditya Jaya Iswara, Intan Maharani)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.