KOMPAS.com - Baru-baru ini, Pacu Jalur mendominasi tren "aura farming" di media sosial TikTok.
Salah satu video yang menampilkan aksi bocah pendayung di ujung perahu menarik perhatian luas, bahkan hingga ke mancanegara.
Dalam video yang diedit dengan lagu Young Black & Rich karya Melly Mike itu, seorang anak kecil berkacamata hitam tampak melakukan gerakan tangan khas penuh semangat di atas perahu jalur.
Aksinya kemudian menjadi inspirasi bagi banyak pengguna TikTok, termasuk dari luar negeri.
Salah satunya adalah video TikTok unggahan @gov****dhu sudah ditonton lebih dari 451 ribu orang.
Dalam video itu, pemilik akun berusaha mengikuti gerakan tangan bocah tersebut.
"Me when they throw me in the dance circle and I start aura farming like that Indonesian boat kid. Y’all ain’t ready for this tsunami of vibes (Aku, ketika mereka melemparku ke lingkar dansa, dan aku mulai aura farming seperti bocah perahu Indonesia itu. Kalian tidak siap untuk tsunami vibe ini)," tulis pemilik akun tersebut.
Baca juga: Ramai soal Tren Joget Tiktok Perpisahan Sekolah, Pengamat Ingatkan Hal Ini
Seperti yang disebutkan pemilik akun di atas, gerakan pacu jalur itu menjadi ramai di TikTok karena masuk ke dalam tren "Aura Farming" di kalangan pengguna gen Z hingga Aplha.
"Aura Farming" sendiri merupakan istilah yang digunakan warganet TikTok untuk menunjukkan aksi keren seseorang bak tokoh utama.
Dalam konteks terbaru, tren ini menampilkan banyak video bocah-bocah Pacu Jalur yang menari di ujung perahu.
Alhasil, video meniru aksi bocah-bocah Pacu Jalur pun bermunculan di media sosial.
Bukan hanya dari dalam negeri, gerakan itu pun "go international". Beberapa pengguna TikTok dari negara lain juga mengikuti gerakan bocah dalam perlombaan Pacu Jalur tersebut.
Lantas, apa saja yang perlu diketahui dari tradisi Pacu Jalur yang jadi tren "Aura Farming" ini?
Apa itu Pacu Jalur?
Dilansir dari Antara, Selasa (1/7/2025), Pacu Jalur merupakan perlombaan tradisi mendayung perahu panjang dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau.
Jalur sendiri merupakan sebutan untuk perahu yang digunakan dalam perlombaan tersebut. Perahunya terbuat dari gelondongan kayu utuh berbentuk memanjang.
Sebagai bagian dari pesta rakyat Kuantan Singingi, Pacu Jalur sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan melalui sejarah panjang.
Pada awalnya, jalur digunakan untuk moda trasportasi utama masyarakat Rantau Kuantan.
Sekitar abad ke-17, jalur digunakan untuk mengangkut hasil bumi berupa pisang dan tebu.
Tak hanya hasil bumi, orang-orang juga menggunakannya untuk sarana transportasi. Satu jalur bisa menampung sekitar 40-60 orang.
Jalur merupakan sarana transportasi utama bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Batang Kuantan, mulai dari Kecamatan Hulu Kuantan hingga ke Kecamatan Cerenti.
Seiring berjalannya waktu, tampilan perahu jalur pun semakin cantik dengan ukiran pada bagian lambung hingga dihiasi payung.
Bukan hanya sarana transportasi, jalur pun berkembang menjadi simbol status sosial bagi masyarakat di sana.
Dari tampilan jalur, seseorang dapat diketahui berpangkat bangsawan atau datuk setempat.
Baca juga: Ramai soal Standar TikTok Disebut Rusak Pernikahan, Psikolog Ingatkan Hal Ini
Kapan Pacu Jalur mulai diperlombakan?
Pacu Jalur mulai diperlombakan sekitar 100 tahun setelah kemunculannya.
Berawal dari lomba adu cepat antar desa, Pacu Jalur berkembang menjadi tradisi festival tahunan Kuantan Singigi.
Perlombaan ini awalnya dilakukan sebagai peringatan hari besar keagamaan.
Pada era kolonial Belanda, Pacu Jalur diadakan untuk memperingati kelahiran Ratu Wilhelmina setiap 31 Agustus.
Kemudian, tradisi ini juga digelar untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI.
Dari sanalah, Festival Pacu Jalur biasanya berlangsung pada bulan Agustus di Sungai Batang Kuantan, Teluk Kuantan.
Perlombaan Pacu Jalur diadakan selama dua hingga tiga hari tergantung jumlah peserta dan menjadi agenda rutin Provinsi Riau.
Baca juga: Idul Adha Core 2025, Tren Berisi Tingkah Lucu Sapi dan Momen Shalat Id di TikTok
Bagaimana jalannya perlombaan Pacu Jalur?
Ketika mengikuti perlombaan Pacu Jalur, setiap perahu dikendalikan oleh puluhan peserta yang memiliki tugas masing-masing.
Dilansir dari Kompas.com, (19/8/2023), satu jalur terdiri dari Tukang Concang, Tukang Pinggang, Tukang Onjai hingga Tukang Tari dengan rincian sebagai berikut:
Tukang Concang atau komandan bertugas memberi aba-aba
Tukang Pinggang bertugas menjadi juru kemudi
Tukang Onjai bertugas memberikan irama di bagian kemudia dengan menggoyangkan badan
Tukang Tari tugasnya membantu Tukang Onjai memberikan tekanan seimbang agar jalur dapat bergerak teratur sesuai irama.
Itu artinya, bocah-bocah dalam video yang viral itu bukan sekadar menari melainkan juga membantu menjaga keseinbangan jalur.
Sementara itu, perlombaan Pacu Jalur dimulai setelah terdengar tiga dentuman meriam sebagai tanda.
Dentuman pertama memberi isyarat bagi para perahu jalur untuk bersiap dan menempatkan diri di garis awal.
Dentuman kedua menandakan posisi siap, dan dentuman ketiga menjadi aba-aba dimulainya perlombaan.
(Sumber: Kompas.com/Maya Citra Rosa)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.