Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Antibiotik Tanpa Resep untuk Infeksi Saluran Kemih, Ini Dampak Seriusnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ESB Professional
Konsumsi antibiotik tanpa resep dokter untuk infeksi saluran kemih berisiko sebabkan resistensi antibiotik, komplikasi ISK, hingga memicu kematian.
|
Editor: Shintaloka Pradita Sicca

KOMPAS.com - Obat antibiotik kerap menjadi pilihan utama dalam menangani infeksi saluran kemih (ISK).

Meski demikian, pemakaian antibiotik tanpa resep dari dokter bisa membawa risiko kesehatan serius, bahkan berujung fatal.

Dr. Santi, Health Management Specialist di Corporate HR Kompas Gramedia, mengingatkan bahwa penggunaan antibiotik tanpa resep dokter dapat membahayakan pasien yang mengalami infeksi saluran kemih, terutama ketika komplikasi berkembang.

“Komplikasi ISK mencakup kerusakan ginjal, sepsis, jaringan parut di sepanjang saluran kemih, dan sebagainya, bahkan pada kasus parah bisa menyebabkan kematian,” ujar Santi kepada Kompas.com, Kamis (19/6/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 3 Efek Konsumsi Antibiotik Sembarangan, Apa Saja?

Kisah Ricard Siagian yang meninggal setelah minum antibiotik tanpa resep

Salah satu contoh nyata dampak buruk penggunaan antibiotik sembarangan adalah kasus Ricard Siagian, seorang seniman tato asal Indonesia yang tinggal di Philadelphia, Amerika Serikat.

Ia mengalami infeksi saluran kemih pada 2015 dan meninggal dunia setahun kemudian.

Ricard, yang sempat membagikan kisah hidupnya melalui kanal Youtube pribadi, mengungkapkan pengalamannya berjuang melawan gejala dan komplikasi yang muncul setelah konsumsi antibiotik tanpa pengawasan medis.

Pada Juni 2025, kisah hidupnya diangkat kembali oleh Youtuber Ray William Johnson, dan menjadi viral di kalangan pengguna Tiktok Indonesia, ditonton lebih dari dua juta kali.

Masalah kesehatan Ricard bermula saat ia tidak memiliki asuransi kesehatan, lalu memutuskan untuk mengonsumsi obat antibiotik milik atasannya, yang pernah menderita ISK.

Meski sempat merasa lebih baik, gejala seperti menggigil, nyeri pada tulang belakang dan kaki mulai muncul setelah tiga hari.

Ia lalu mengonsumsi antibiotik lain yang didapat dari saudara perempuannya yang bekerja sebagai perawat, tetapi kondisinya justru semakin memburuk.

Ricard mengeluhkan kerusakan pada ginjal, nyeri otot ekstrem, dan tinnitus (telinga berdenging). Meski demikian, ia tetap melanjutkan penggunaan antibiotik secara mandiri, dengan harapan akan sembuh.

Sayangnya, pasca itu, ia mengalami gangguan tidur berat (insomnia) selama hampir satu tahun, hanya tidur sekitar dua jam per malam, hingga akhirnya meninggal dunia pada 2016.

Baca juga: 80 Persen Warga Indonesia Konsumsi Antibiotik Tanpa Resep, Apa Dampaknya?

Efek bahaya penggunaan antibiotik tanpa resep dokter

Santi menjelaskan bahwa pemberian antibiotik harus sesuai dengan jenis bakteri penyebab penyakit.

Jika tidak, infeksi bukannya membaik, tetapi justru bisa semakin parah.

“Memperburuk infeksi, jika jenis antibiotik tidak sesuai dengan bakteri penyebab ISK,” jelas Santi.

  • Risiko alergi

Salah satu dampak lain adalah reaksi alergi, terutama bila seseorang tidak mengetahui bahwa ia sensitif terhadap jenis antibiotik tertentu.

“Jika orang mengalami alergi terhadap jenis antibiotik tertentu, orang tidak hanya harus menghindari antibiotik tersebut saja, tapi ada beberapa jenis antibiotik yang juga sebaiknya dihindari,” tambahnya.

  • Resistensi antibiotik

Resistensi antibiotik menjadi salah satu dampak paling serius dari penggunaan obat antibiotik tanpa resep dokter.

Hal ini terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, sehingga pengobatan tidak lagi efektif.

“Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan indikasi, dosis, dan cara minum obat, semakin lama akan memicu timbulnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Ingat yang mengalami resistensi adalah bakterinya,” ujar Santi.

Kondisi ini tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga bisa menyebar ke orang lain.

“Resistensi bisa timbul ketika antibiotik yang seharusnya dihabiskan oleh satu orang kemudian dibagi untuk dua orang. Dalam tubuh kedua orang tersebut bisa terbentuk berbagai bakteri yang kebal terhadap antibiotik alias bakteri resisten,” jelasnya.

  • Efek samping lain dari obat antibiotik yang perlu diwaspadai

Antibiotik juga berisiko menimbulkan efek samping lain, terutama jika dikonsumsi tanpa arahan tenaga medis. Beberapa efek yang umum meliputi mual dan muntah, diare, pusing, dan sakit kepala. 

Efek-efek ini dapat memperburuk kondisi pasien, dan dalam kasus seperti Ricard, bahkan memicu insomnia berkepanjangan.

“Insomnia kronis secara tidak langsung bisa menyebabkan kematian dengan memicu berbagai penyakit dan/atau memperburuk penyakit yang telah diderita,” ucap Santi.

Ia juga menekankan bahwa kombinasi penyakit kronis seperti ISK dan gangguan tidur akan menciptakan lingkaran masalah yang saling memperburuk.

“Hal ini akan membuat insomnia bertambah parah baik akibat keluhan-keluhan penyakit yang timbul maupun akibat tekanan mental karena penyakit. Ini akan menjadi lingkaran setan yang semakin menarik penderita ke kematian,” lanjutnya.

Baca juga: Bakteri Penyebab Tipes Perlihatkan Tanda Makin Kebal Antibiotik

Peran dokter dan kebutuhan pengobatan masing-masing individu

Setiap pasien memiliki kondisi unik yang membutuhkan pendekatan pengobatan berbeda. Menurut Dr. Santi, penanganan medis bukan sekadar penerapan teori, tetapi juga membutuhkan pertimbangan individual.

“Setiap orang dengan keluhan yang sama, tidak selalu akan mendapatkan pengobatan yang sama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek pengobatan yang maksimal dan menghindari efek yang tidak diinginkan,” kata Santi.

Sebagai contoh, antibiotik dengan sifat asam tidak cocok diberikan kepada pasien dengan riwayat penyakit lambung karena bisa memperparah kondisi tersebut.

Jika mengalami gejala infeksi, termasuk ISK, Santi menyarankan untuk segera konsultasikan ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai. Ia tidak menyarankan untuk menggunakan obat antibiotik tanpa resep dokter. 

Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan untuk menawarkan nasihat medis.

Baca juga: Dokter Ingatkan Tak Konsumsi Antibiotik Sembarangan, Apa Alasannya?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi