Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Insomnia Bisa Menyebabkan Kematian? Ini Penjelasan dan Risikonya

Baca di App
Lihat Foto
Pexels/cottonbro studio
Insomnia kronis bukan penyebab kematian langsung, tapi bisa picu penyakit serius seperti jantung, stroke, diabetes, hingga kecelakaan fatal.
|
Editor: Shintaloka Pradita Sicca

KOMPAS.com - Insomnia bukan penyebab kematian langsung, tetapi gangguan tidur ini berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius bila terjadi terus-menerus dalam jangka panjang.

Menurut Dr. Santi, Health Management Specialist di Corporate HR Kompas Gramedia, insomnia yang berlangsung secara kronis dapat meningkatkan risiko kematian secara tidak langsung.

“Insomnia kronis bisa meningkatkan risiko orang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, diabetes, hipertensi, obesitas, dan sebagainya,” ujar Santi kepada Kompas.com, Senin (16/6/2025).

Artikel ini membahas lebih lanjut bahaya insomnia sebagai salah satu faktor yang dapat memperbesar risiko penyebab kematian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kurang Tidur Bisa Pengaruhi Kesehatan Orang Dewasa, Ini Penjelasan Dokter

Apa itu insomnia?

Sebelum menjelaskan mengenai bahaya insomnia kronis, perlu diketahui pengertian kondisi ini.

Mengutip laman Health Match, yang ditinjau oleh Trish Kahawita, MBBS, FRACGP, CWH, DCH, CHIA, ESME, insomnia merupakan istilah medis untuk gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan memulai tidur, mempertahankan tidur, atau mendapatkan tidur yang berkualitas.

Namun, gangguan tidur yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti suara keras dari lingkungan, tidak digolongkan sebagai insomnia.

Insomnia digolongkan sebagai kronis, bila terjadi setidaknya tiga kali seminggu selama lebih dari tiga bulan, dan tidak dapat dijelaskan oleh kondisi medis lain.

Baca juga: Kurang Tidur Bisa Picu Hipertensi, Ini Penjelasan Dokter

Bahaya insomnia kronis terhadap kesehatan

Tidur cukup sangat penting bagi pemulihan tubuh dan kestabilan sistem hormon.

Salah satu fungsi tidur adalah mengatur kadar kortisol, hormon yang berkaitan dengan stres.

Jika kortisol tetap tinggi, proses tidur akan terganggu.

Selain itu, tidur juga berperan penting dalam proses perbaikan sel-sel tubuh.

Jika kurang tidur terus berlangsung, berbagai gangguan kesehatan bisa muncul dan berdampak serius, bahkan memicu risiko kematian.

Mengutip Very Well Health, beberapa studi telah menunjukkan bahwa kebiasaan tidur kurang dari satu jam setiap malam bisa meningkatkan risiko kematian akibat berbagai sebab hingga 10 persen.

Dalam sebuah studi di Amerika Serikat, tercatat bahwa 6 dari 15 penyebab utama kematian berkaitan dengan kurang tidur kronis.

Berikut ini sejumlah penyakit terkait insomnia yang dapat menjadi penyebab kematian:

  • Hipertensi

Penelitian menunjukkan bahwa tidur kurang dari lima jam per malam bisa melipatgandakan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi).

Hipertensi sendiri merupakan pemicu utama penyakit jantung dan gangguan ginjal kronis.

  • Penyakit jantung

Kurangnya waktu tidur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner hingga 200-300 persen.

Baca juga: Pahami Tanda-tanda Kurang Tidur yang Bisa Menjadi Pemicu Stroke

  • Diabetes

Kualitas tidur yang buruk seperti insomnia berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 sebesar 1,5 kali.

  • Stroke

Orang yang tidur kurang dari enam jam sehari memiliki risiko terkena stroke empat kali lipat lebih besar, terutama bagi mereka yang mengalami obstructive sleep apnea (OSA).

  • Kanker

Insomnia dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar, ovarium, dan prostat.

Hal ini disebabkan penurunan kadar melatonin, hormon yang membantu menghambat pertumbuhan sel kanker.

Dr. Santi menambahkan bahwa insomnia juga berdampak pada penurunan daya tahan tubuh.

Akibatnya, tubuh lebih rentan terserang infeksi dan penyakit.

Selain itu, kesehatan mental juga bisa terganggu.

“Bisa berbentuk kecemasan berlebihan, depresi, sampai ke pikiran bunuh diri, yang jika tidak ditangani bisa berlanjut menjadi tindakan bunuh diri,” jelas Santi.

Gangguan tidur kronis juga dapat mengganggu kemampuan berpikir dan konsentrasi.

“Microsleep bisa terjadi ketika kurang tidur telah menumpuk dan menyebabkan hutang tidur. Microsleep menyebabkan peningkatan risiko kecelakaan yang bisa berakhir dengan kematian,” tambahnya.

Menghadapi gangguan tidur seperti insomnia tidak boleh dianggap sepele, apalagi jika sudah berlangsung kronis.

Karena risiko bahaya insomnia bagi kesehatan, konsultasi ke dokter sangat dianjurkan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Disclaimer: Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan untuk menawarkan nasihat medis.

Baca juga: Benarkah Stroke Bisa Terjadi akibat Kebiasaan Kurang Tidur? Ini Penjelasan Dokter…

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi