Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Gajah Menyeret Anaknya yang Sudah Mati Berhari-hari?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Kenapa Gajah Menyeret Anaknya yang Sudah Mati Berhari-hari?
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Video seekor gajah bersusah payah menyeret anaknya yang sudah mati viral di media sosial pada Minggu (6/7/2025).

Video tersebut direkam oleh seorang fotografer di Taman Nasional Kaudulla, Sri Lanka.

Dikutip dari Khaama, Selasa (8/7/2025) anak gajah itu sudah tiga hari mati. Namun induk gajah tetap menyeretnya menggunakan belalainya.

Rekaman video itu viral karena mengundang emosi haru bagi penontonnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi gajah yang menyentuh hati ini bukan kali pertama terjadi. Pada Maret lalu, seekor induk gajah terekam meratapi anaknya yang sudah mati akibat ditabrak truk di Malaysia.

Dalam video itu, induk gajah tampak tidak ingin meninggalkan lokasi tempat anaknya tertabrak.

Induk gajah itu bahkan menyenderkan kepalanya di bagian depan truk.

Lantas, mengapa induk gajah sering kali meratapi anaknya yang mati?

Baca juga: Gajah Liar di Thailand Masuk Toko dan Makan Camilan, Keluar Membawa Sebungkus Jajanan

Alasan induk gajah seret anaknya yang sudah mati

Dosen di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. drh. Slamet Raharjo, M.P mengatakan, gajah adalah hewan yang hidup berkelompok dengan kepemimpinan matrilineal, yakni dipimpin oleh betina tertua.

Hewan berbelalai itu memiliki hubungan emosional antar betina dan antar induk betina dengan anak-anaknya yang amat kuat.

"Kematian satu eko gajah dalam kelompok menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi semua anggota kelompok/flock," kata Slamet, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (11/7/2025).

Bahkan kematian seekor gajah tua di dalam kelompok biasanya menyebabkan pergerakan kelompok tersebut berhenti selama beberapa hari hingga minggu.

Pada saat itu, setiap anggota kelompok gajah setiap harinya akan mendatangi kawanannya yang telah mati sambil menggoyang-goyangkannya.

Menurut Slamet, kebiasaan itu dilakukan karena gajah belum percaya bahwa salah satu kelompoknya sudah mati.

Pada kematian bayi anak gajah, induk gajah bisa melakukan hal yang lebih ekstrem, yaitu dengan membawa jasad gajah tersebut berhari-hari dalam perjalanan.

"Induk gajah akan menjaga jasad anaknya dan induk berusaha "membawa" anaknya dengan belalai, bukan menggendong, sampai jasad hancur dan tidak bisa dibawa lagi karena induk gajah harus mengikuti pergerakan kelompok," terang Slamet.

Baca juga: 10 Fakta Unik tentang Gajah, Ternyata Gadingnya Bukan Tulang tapi Gigi

"Ritual pemakaman" gajah

Penelitian menunjukkan, gajah yang hidup di kawasan Asia adalah makhluk sosial. Hewan ini mengalami semacam respons emosional ketika kehilangan salah satu anggota kelompoknya.

Penelitian itu dilakukan oleh tim peneliti dari Smithsonian's National Zoo and Conservation Biology Institute dan Nachiketha Sharma dari Kyoto University Institute for Advanced Study.

Pengamatan lainnya yang dilakukan Raman Sukumar, yang saat itu bekerja di Institut Sains India dan beralih ke Youtube menunjukkan bahwa induk gajah mayoritas akan menyeret anaknya yang sudah mati hingga jasadnya membusuk.

Pengamatan itu dilakukan dengan mengumpulkan video-video kematian gajah selama 2010-2021. Selama 10 tahun itu, setidaknya ada 39 video dari 24 kasus kematian gajah Asia.

Puluhan video itu 80 persen di antaranya menampilkan gajah liat, 16 persen gajah peliharaan, dan 4 persen gajah semi-penangkaran.

5 dari 12 video menunjukkan bahwa induk gajah akan menyeret anaknya menggunakan belalainya selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Biasanya induk gajah tetap akan membawa jasad anaknya hingga membusuk.

Petugas Dinas Kehutanan India, Parveen Kaswan, mengunggah satu video seperti itu pada tahun 2019, yang memperlihatkan seekor gajah Asia tengah menyeret tubuh seekor anak gajah melintasi jalan dan menyebutkan sebagai prosesi pemakaman.

Baca juga: Gajah Memanggil Sesamanya dengan Nama, Bagaimana Caranya?

"Saya pikir mereka masih berusaha memahami apa yang telah terjadi, dan ada sesuatu yang terjadi di sana dengan interaksi mereka dengan keturunan mereka, sama seperti yang terjadi pada kita," kata Aucone, Brian Aucone, wakil presiden senior ilmu hayati di Kebun Binatang Denver, dikutip dari Live Science (21/5/2022).

Selain menyeret jasad anaknya, beberapa gajah juga terlihat di dalam video tampak gelisah dan waspada saat berada di dekat jasad gajah yang mati.

Gerakan hewan itu seolah-olah tengah menyelidiki jasad, menyentuh, atau menciumnya.

Menurut Aucone, gajah adalah hewan yang berkomunikasi melalui aroma sehingga mengendus bukanlah hal yang mengejutkan.

Dalam 10 kasus, gajah mencoba mengangkat, menyenggol, atau mengguncang jasad gajah yang sudah mati seolah-olah mencoba menghidupkan kembali kawan gajah yang hilang.

Dalam 22 kasus, induk gajah tampak berdiri berjaga-jaga di dekat jasad anaknya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi