KOMPAS.com - Warga Italia panik ketika harga kopi espresso mengalami lonjakan sejak awal hingga pertengahan tahun 2025 ini.
Meminum kopi espresso adalah salah satu rutinitas "wajib" mayoritas warga Italia. Setidaknya, setiap orang Italia minum espresso sekali hari.
Dikutip dari TheStraitsTimes, Senin (14/7/2025), lonjakan harga espresso tersebut diakibatkan karena meningkatnya harga biji kopi global.
Lonjakan harga biji kopi global tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk gangguan perdagangan dan perubahan iklim.
Baca juga: Cara Membuat Kopi Tubruk Sempurna ala Barista, Sudah Tahu Triknya?
Presiden Institut Nasional Espresso Italia, Luigi Morello menyebut, harga kopi yang lebih tinggi telah membuat konsumen khawatir.
Institut Nasional Espresso Italia tersebut diketahui berperan dalam menjaga kualitas espresso di Italia.
Kualitas espresso harus berwarna kecoklatan hingga coklat tua, dengan buih di antaranya.
“Seluruh rantai pasokan berada dalam krisis,” ujar Morello.
Sementara Wakil Direktur Federasi Perusahaan Publik Italia, Luciano Sbraga menilai, bar kopi tradisional Italia hanya mengandalkan penjualan kopi sekitar 30 persen dari pendapatannya.
Beberapa pemilik bar merasa lebih menguntungkan untuk menjual makanan daripada hanya menjual kopi.
Makanan-makanan tersebut adalah menu untuk sarapan, makan siang, atau makan malam aperitivo yang dikenal sebagai “apericena”.
“Banyak bar yang menjadi lebih mirip dengan restoran,” ucap Sbraga.
Baca juga: 5 Kuliner Khas Solo Ini Dulunya Diciptakan oleh Kawula Alit, Apa Saja?
Berapa harga espresso di Italia?
Dalam analisis terakhir oleh Assoutenti (asosiasi konsumen Italia), secangkir espresso di Italia rata-rata seharga 1,16 Euro (sekitar Rp 22.000).
Menurut analisis itu, rata-rata harga nasional pada Januari 2025 naik sekitar 11,5 persen dari dua tahun sebelumnya.
Perlu diketahui, umumnya harga secangkir espresso di Italia termasuk layanan penyajian di meja atau konter bar sesuai pilihan konsumen.
Pemilik bar kopi Cicinin di Turin, Andrea Consilvio mengaku menjual espresso di tempatnya seharga 2 Euro (Rp 58.000) untuk layanan meja dan 1,30 Euro (Rp 24.600) di konter.
Menurutnya, bar-bar di dekatnya mengenakan biaya 1,30 Euro untuk layanan di konter seperti itu. Awalnya, dia ingin mengenakan biaya 1,50 Euro (Rp 28.400).
Sebuah kafe di Napoli, Gran Caffe Gambrinus, kini menetapkan harga espresso di konter sebesar 1,80 Euro (Rp 34.100) dari sebelumnya 1,50 Euro.
Meski begitu, salah satu pemilik kafe itu, Massimiliano Rosati menyatakan bahwa kenaikan tersebut tidak berpengaruh bagi wisatawan yang datang ke Napoli.
Baca juga: Sajikan Menu Inovatif Berisi Semut, Restoran di Korea Selatan Terancam Denda Rp 600 Juta
Pemiliknya, Giovanna Giolitti dan saudara-saudaranya mengaku bahwa lonjakan harga espresso itu dipengaruhi oleh kenaikan harga biji kopi.
Konsumen Sant'Eustachio il Caffe dekat Pantheon Roma, Filippo Facchinetti dan Mr Gabriele Bonfanti mengeluhkan lonjakan harga espresso tersebut.
Mereka perlu merogoh kantong sebanyak 9 Euro (sekitar Rp 171.000) hanya untuk dua espresso di tempat tersebut.
Bonfanti mengaku, belakangan ini lebih sering membuat kopi di rumah. Hal tersebut salah satunya karena kenaikan harga espresso di bar.
Keputusan itu juga dipengaruhi karena beberapa bar juga menggunakan biji kopi yang terlalu pahit dan terlalu gelap untuk seleranya.
Baca juga: Kenapa Merek Ban Michelin Bisa Memberi Rating Restoran? Ini Alasannya
Tanggapan sejarawan kopi
Dilansir dari NewYorkTimes, Sabtu (12/7/2025), Italia pernah menetapkan espresso sebagai kebutuhan berdasarkan undang-undang.
Tepat sebelum Perang Dunia I, pemerintah Italia mengizinkan pemerintah kota untuk menetapkan kontrol harga untuk kebutuhan dasar.
Kontrol harga kebutuhan dasar tersebut termasuk roti serta kopi yang disajikan di konter bar.
Menurut sejarawan kopi di Universitas Hertfordshire, Jonathan Morris, kontrol harga seperti itu untuk melindungi bar-bar di lingkungan sekitar untuk waktu yang lama.
“Itulah mengapa tidak ada yang benar-benar mendirikan jaringan kedai kopi di Italia,” ungkapnya.
Baca juga: Sejarah Matcha, dari Minuman Para Samurai jadi Menu Wajib di Kafe-kafe
Starbucks sebenarnya pernah melakukannya, namun baru membuka gerai pertamanya di Italia pada 2018, 47 tahun setelah perusahaan itu didirikan.
Sebagai informasi, komposisi espresso tradisional Italia terdiri dari campuran biji kopi arabika dan robusta yang dipanggang dengan warna gelap.
Morris juga menilai bahwa komposisi espresso tersebut membantu menjaga harga tetap rendah.
Ketika harga biji arabika naik, beberapa produsen Italia meningkatkan proporsi biji robusta yang lebih murah dalam campuran kopi mereka.
Namun demikian, formula tersebut tidak lagi efektif ketika harga robusta juga mengalami lonjakan.
Baca juga: Disebut Mirip Film The Menu, Restoran Apung Norwegia Menawarkan 18 Menu Rahasia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.