KOMPAS.com - Peneliti Jepang kembali mencatatkan rekor kecepatan internet dunia dengan mentransmisikan data sebesar 1.02 petabit per detik.
Uji coba ini menempuh jarak sejauh 1.800 kilometer, memperkuat potensi infrastruktur lama dalam menghadapi lonjakan kebutuhan data global.
Kecepatan ini memungkinkan pengguna mengunduh seluruh arsip Netflix atau Wikipedia versi bahasa Inggris ribuan kali hanya dalam satu detik.
Baca juga: Jepang Pecahkan Rekor Kecepatan Internet Dunia, 4 Juta Kali Lebih Cepat dari Rata-Rata di AS
Dengan kecepatan tersebut, sistem ini tercatat jutaan kali lebih cepat dari rata-rata kecepatan internet di Indonesia, yang saat ini berada pada kisaran angka 25-40 megabyte per detik.
Capaian ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan sistem komunikasi optik berkapasitas tinggi.
"Tujuan kami adalah membuktikan bahwa internet berkecepatan sangat tinggi dapat dicapai dalam jarak jauh menggunakan infrastruktur saat ini," bunyi keterangan National Institute of Information and Communications Technology (NICT), dikutip dari Indian Express, Selasa (15/07/2025).
Lantas, apa saja yang perlu diketahui dari temuan tim peneliti Jepang tersebut? Berikut 5 faktanya.
Peneliti Jepang kembangkan kabel optik baru
Tim dari NICT bekerja sama dengan Sumitomo Electric dan peneliti Eropa untuk mengembangkan kabel optik 19 inti berukuran 0.125 mm.
Ukuran tersebut setara dengan kabel standar yang digunakan saat ini, tetapi memberikan dampak berbeda.
Pengujian ini mengalirkan sinyal melalui 19 lingkaran sepanjang 86,1 kilometer sebanyak 21 kali, dengan total jarak transmisi 1.808 kilometer.
Sistem membawa 180 aliran data terpisah secara simultan.
Capaian tersebut menempatkan rekor baru kecepatan internet di angka 1.86 exabit per detik per kilometer, tertinggi dalam sejarah uji coba transmisi data jarak jauh.
Baca juga: Pendiri Twitter Membuat Bitchat, Aplikasi Perpesanan yang Tak Perlu Internet
Peneliti Jepang manfaatkan fasilitas yang sudah ada
Untuk mencapai kecepatan sebesar itu, para peneliti tidak membangun infrastruktur baru, melainkan memaksimalkan jaringan yang sudah ada.
Mereka menggunakan kabel optik 19 inti berukuran standar yang mampu mengurangi kehilangan data dan fluktuasi cahaya selama transmisi jarak jauh.
Dibandingkan kabel serat tunggal konvensional, teknologi ini dinilai lebih kompatibel dalam menangani volume data yang besar.
“Kami tidak perlu mengganti infrastruktur kabel untuk mewujudkan kecepatan ini,” ujar tim NICT dalam pernyataan yang sama.
Baca juga: Disebut Bisa Jaga Privasi Saat Menggunakan Internet, Apa Itu VPN?
Dengan penggunaan kabel lama, mereka dapat menekan biaya dan mempercepat perkembangan teknologi ini.
NICT juga menyebutkan, peningkatan kekuatan sinyal dan efisiensi amplifikasi data berkontribusi besar pada keberhasilan transmisi sejauh 1.800 kilometer.
Bagaimana perbandingan dengan kecepatan internet negara lain?
Kecepatan internet mencapai 1.02 petabit per detik berarti 3,5 juta kali lebih cepat dari rata-rata kecepatan internet di Amerika Serikat dan 16 juta kali lebih cepat dibanding India.
Jika dibanding dengan kecepatan internet di Indonesia, 25-40 MB per detik, maka sistem baru Jepang itu kira-kira 5 dan 3,2 juta kali lebih cepat.
Perbandingan yang besar di beberapa negara ini menunjukkan kesenjangan besar dalam kesiapan infrastruktur digital global.
Berdasarkan artikel Live Science, Senin (14/7/2025), capaian ini juga lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya yang mencapai 50.250 GB/s.
Kala itu, kecepatan yang dihasilkan hanya menempuh sepertiga dari jarak saat ini.
Sebagai perbandingan, tim yang sama mencapai kecepatan serupa pada Maret 2023. Namun, percobaan itu hanya dilakukan dalam jarak di bawah 600 kilometer.
Kontribusi penelitian ini untuk kebutuhan internet global
Uji coba ini menandai kemajuan penting dalam pengembangan sistem komunikasi optik berkapasitas tinggi yang dapat diskalakan.
Peneliti menyatakan teknologi ini akan sangat penting untuk memenuhi peningkatan permintaan data global dalam beberapa tahun mendatang.
Penggunaan kabel optik 19 inti dengan ukuran standar juga menunjukkan bahwa transmisi data jarak jauh menggunakan infrastruktur lama masih sangat memungkinkan.
NICT belum mengumumkan jadwal implementasi publik, tetapi hasil ini membuka peluang untuk menghadirkan internet supercepat di masa depan.
Baca juga: Peneliti Jepang Ciptakan Teknologi yang Bisa Hasilkan Kecepatan Internet 402 Terabyte per Detik
Langkah peneliti setelah memecahkan rekor kecepatan internet
Tim peneliti menyatakan fokus selanjutnya adalah menjajaki aplikasi nyata dari teknologi ini dalam bidang telekomunikasi dan data center.
Teknologi transmisi data ultra cepat tanpa kehilangan sinyal diproyeksikan akan menjadi solusi kunci bagi penyimpanan online, kecerdasan buatan, dan layanan streaming beresolusi tinggi.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan global terhadap transfer data masif, keberhasilan ini dapat menjadi tonggak penting dalam transformasi digital dunia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.