KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 90S dan 96W di wilayah Indonesia.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Khusus BMKG, Miming Saepudin, mengatakan Bibit Siklon Tropis 90S mulai terbentuk pada Minggu (13/7/2025) pukul 13.00 WIB.
Hasil analisis pada Rabu (16/7/2025) pukul 07.00 WIB menunjukkan, pusat sirkulasi Bibit Siklon Tropis 90S berada di sekitar 8,2 derajat LS dan 91,4 derajat BT, di Samudra Hindia barat daya Bengkulu.
"Sistem ini memiliki tekanan minimum 1003 hPa, dengan kecepatan angin maksimum menurut data Ascat di sekitar sistem berkisar antara 25-30 knot (46-56 km/jam) yang terpantau di sebalah tenggara hingga selatan dari pusat sirkulasinya," ujar Miming dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu.
Adapun pengamatan citra satelit Enhanced Infrared (EIR) dalam 12 jam terakhir menunjukkan masih adanya aktivitas konvektif terutama di bagian tenggara hingga selatan sistem.
Selain itu, pertumbuhan dense overcast dan deep convection terlihat masih persisten dan terpusat di wilayah selatan dari pusat sirkulasi.
Berdasarkan analisis angin per lapisan, sirkulasi terpantau pada lapisan permukaan hingga menengah (10 m-500 hPa).
"Sirkulasi di lapisan permukaan hingga 500 hPa menunjukkan sirkulasi tertutup yang baik dengan pusat sirkulasinya berada di posisi sejajar secara vertikal, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan intensitas dalam 24 jam terakhir," jelas Miming.
Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 98W, Akankah Berdampak pada Cuaca Indonesia?
Faktor pendukung Bibit Siklon Tropis 90S dan 96W
Miming menjelaskan, Bibit Siklon Tropis 90S didukung oleh gelombang Equatorial Rossby, Madden Julian Oscillation (MJO), dan Low Frequecy di sekitar sistem.
Suhu muka laut yang cukup hangat (28-29 derajat Celsius), vortisitas pada lapisan 850-500 hPa dalam kategori tinggi, dan kelembapan yang cukup tinggi pada lapisan 850-500 hPa juga mendukung sistem ini.
Berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 jam ke depan, intensitas Bibit Siklon Tropis 90S bakal meningkat perlahan.
Hal ini ditandai dengan kecepatan angin yang cenderung meningkat, namun angin maksimum hanya berada di selatan sistem dengan pergerakan ke arah barat daya.
"Dalam 48-72 jam ke depan, sistem ini diprakirakan persisten dengan pergerakan akan cenderung ke arah barat daya menjauhi Area of Responsibility (AoR) TCWC Jakarta dan juga di luar Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta," kata Miming.
"Potensi Bibit Siklon Tropis 90S berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan masih dalam kategori peluang sedang-tinggi," tambahnya.
Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 98W, 3 Wilayah Ini Berpotensi Terdampak
Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 96W mulai terbentuk pada Selasa (15/7/2025) pukul 13.00 WIB di wilayah Samudra Pasifik sebelah utara Papua Barat.
Hasil analisis Rabu (16/7/2025) pukul 07.00 WIB menunjukkan, pusat sirkulasi sistem berada di sekitar 14,1 derajat LU dan 131,6 derajat BT, dengan tekanan udara 1004 hPa serta kecepatan angin maksimum 30 knot.
Pengamatan citra satelit Enhanced Infrared (EIR) dalam 6 jam terakhir menunjukkan, aktivitas konvektif masih terpantau disekitar sistem dengan deep convection berada disebelah timur sistem.
"Analisis angin per lapisan menunjukkan sirkulasi sudah terlihat dan terorganisir di lapisan permukaan hingga menegah (10m-700 hPa)," kata Miming.
Namun, tambah dia, terdapat perbedaan pusat sirkulasi pada lapisan 850-700 hPa, di mana pusat sirkulasi berada lebih ke selatan.
Adapun, perkembangan Bibit Siklon 96W didukung oleh beberapa faktor seperti aktifnya gelombang Equator Rossby dan Low Frequency di sekitar sistem, suhu muka laut yang hangat (30-31 derajat Celsius).
Selain itu, vortisitas berada pada lapisan 850-500 hPa dalam kategori sedang hingga tinggi, shear vertical dalam kategori lemah (5-10 knot), dan kelembapan yang cukup tinggi pada lapisan 850-500 hPa.
"Kondisi yang kurang mendukung untuk pertumbuhan sistem yaitu konvergensi lapisan bawah
dan divergensi lapisan atas dalam kategori lemah," jelas Miming.
Miming menyampaikan, berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 jam ke depan intensitas Bibit Siklon Tropis 96W diperkirakan meningkat.
Kondisi ini ditandai dengan peningkatan kecepatan angin menjadi 35 knot (65 km/jam) yang terpantau di timur laut hingga tenggara sistem dengan pergerakan ke arah barat hingga barat laut.
"Dalam 48-72 jam ke depan sistem ini diprakirakan masih meningkat dengan pergerakan ke arah barat-barat laut," ucap Miming.
Adapun, kata dia, potensi Bibit Siklon Tropis 96W berkembang menjadi siklon tropis dalam 24-72 jam ke depan dalam kategori peluang tinggi.
Baca juga: Bibit Siklon Tropis 97S Sempat Terdeteksi di Indonesia, BMKG: Kini Sudah Punah
Dampak Bibit Siklon Tropis 90S dan 96W
Berikut dampak dari kemunculan Bibit Siklon Tropis 90S dan 96W di Indonesia:
Dampak Bibit Siklon Tropis 90SMiming mengatakan, keberadaan Bibit Siklon Tropis 90S dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24 Jam ke depan.
Berikut dampak Bibit Siklon Tropis 90S di Indonesia pada 16-17 Juli 2025:
1. Gelombang tinggiGelombang setinggi 1,25-2,5 meter (Moderate Sea) di wilayah berikut:
- Perairan barat Bengkulu-Lampung
- Selat Sunda bagian selatan
- Perairan selatan Banten-Jawa Barat.
Gelombang setinggi 2,5-4 meter (Rough Sea) di wilayah berikut:
- Samudra Hindia barat Bengkulu
- Samudra Hindia barat Lampung
- Samudra Hindia selatan Banten
- Samudra Hindia selatan Jawa Barat.
Lebih lanjut, Miming mengatakan, Bibit Siklon Tropis 96W juga dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan.
Berikut dampak Bibit Siklon Tropis 96W di Indonesia pada 16-17 Juli 2025:
1. Hujan sedang hingga lebatKeberadaan Bibit Siklon Tropis 96W di Indonesia bisa memicu hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah berikut:
- Sulawesi Tengah bagian utara
- Gorontalo
- Sulawesi Utara
- Maluku Utara
- Papua Barat Daya.
- Gelombang setinggi 1,25-2,5 meter (Moderate Sea) di Samudra Pasifik Utara Maluku.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama mereka yang berada di wilayah-wilayah yang terdampak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.