Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hong Kong Krisis Tempat Tinggal, Bekas Lokasi Karantina Covid-19 Diubah Jadi Hostel

Baca di App
Lihat Foto
UNSPLASH/MARCUS LOKE
Ilustrasi hostel. Hong Kong mengubah tempat karantina Covid-19 menjadi hostel bagi kelompok muda di tengah krisis hunian di sana.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Fasilitas karantina Covid-19 yang sudah tidak terpakai di Kai Tak, selatan Kowloon, Hong Kong, dialihfungsikan menjadi hostel atau penginapan untuk kelompok dewasa muda.

Proyek yang dinamai "Landasan Pacu 1331" ini telah dibuka untuk uji coba pada Minggu (13/7/2025) dan akan secara resmi diluncurkan September mendatang.

Dilansir dari BBC, Senin (14/7/2025), hostel ini bertujuan membantu menyediakan tempat tinggal bagi anak muda dengan harga terjangkau.

Sementara tinggal di sana, mereka bisa sambil menabung untuk membeli atau menyewa rumah sendiri yang tergolong memiliki harga tinggi.

Hong Kong merupakan salah satu wilayah administratif dengan harga hunian termahal dan termasuk sempit di dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, masa tunggu mendapatkan sewa flat di sini rata-rata memakan waktu lima tahun.

Karena itu, lebih banyak masyarakat memilih untuk menyewa flat bersama, yaitu dengan puluhan penyewa dijejalkan ke dalam satu unit apartemen yang sama.

Untuk mengatasi krisis perumahan ini, hostel bekas fasilitas Covid-19 pun difungsikan.

Selain itu, inovasi tempat tinggal ini juga ditujukan untuk memberikan akomodasi bagi pelancong dari luar negeri yang mengaku kesulitan mencari tempat tinggal di Hong Kong, menurut Sekretaris Dalam Negeri dan Urusan Pemuda, Alice Mak.

Adapun proyek hostel  di Kai Tak ini dijalankan oleh Glorise Tourism & Culture, anak perusahaan China Tourism Group milik pemerintah pusat.

Baca juga: Hong Kong Tarik Permen Jelly Haribo karena Terkontaminasi Ganja


Fasilitas hostel Kai Tak

Dilansir dari Hong Kong Free Press, Senin (14/7/2025), proyek yang berlokasi di dekat Bandara Kai Tak lama ini dinamai berdasarkan landasan pacu tunggal bandara yang bernomor 13/31.

Bandara ini ditutup pada 6 Juli 1998 dan area sekitarnya dikembangkan menjadi taman olahraga serta perumahan bertingkat tinggi.

Di dalam hostel yang menyediakan 250 kamar percobaan ini, para peminat bisa membayar dengan harga 200 dollar Hong Kong (sekitar Rp 414 ribu) per malam untuk kamar single.

Selain itu, disediakan setidaknya 100 kamar untuk disewakan secara gratis apabila mereka memiliki keterampilan yang bisa digunakan untuk berkontribusi di dalam masyarakat.

Misalnya adalah dengan menyelenggarakan lokakarya seni yang bisa dinikmati warga sekitar.

Adapun total keseluruhan kamar dalam hostel seluas 11,5 hektar ini sebanyak 2.900 ruangan dengan kamar mandi dalam.

Selain itu, penginapan  ini juga menyediakan tempat pertunjukan, lapangan basket, dan ruang bersama untuk kegiatan seni dan budaya.

Namun, sebagai catatan, hostel ini hanya ditujukan bagi tamu dengan usia 40 tahun ke bawah saja sehingga kerap disebut "hostel pemuda".

Baca juga: Seniman Hong Kong Modifikasi Lengan Robot, Bisa Membuat Lukisan Tinta China

Fasilitas Covid-19 lain juga beralihfungsi

Fasilitas Covid-19 di Kai Tak merupakan satu dari sembilan lokasi karantina yang ada di Hong Kong.

Selama lonjakan Covid beberapa tahun lalu, pusat karantina pernah dianggap tidak efektif dan beberapa anggota parlemen mengkritiknya sebagai penyalahgunaan dana publik.

Setelah itu, Biro Pembangunan menyatakan beberapa lokasi telah dialihfungsikan.

Pusat karantina di Tam Mei, yang terletak di Yuen Long, kini difungsikan sebagai tempat tinggal bagi pekerja konstruksi non-lokal.

Sementara itu, pusat karantina Di Tsing Yi dikelola oleh Asosiasi Kadet Angkatan Darat Hong Kong untuk menyelenggarakan pelatihan bagi kelompok pemuda.

Dua fasilitas Covid-19 di New Territories barat laut juga telah diubah menjadi hostel lebih dahulu untuk kelompok usia 30 tahun ke bawah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi