KOMPAS.com - BMKG mengungkapkan sejumlah wilayah Indonesia berpotensi bakal dilanda hujan lebat dan angin kencang pada Jumat (18/7/2025) dan Sabtu (19/7/2025).
Menurut BMKG, terdapat berbagai dinamika atmosfer yang dinamis di wilayah Indonesia dan sekitarnya.
Sehingga meski memasuki musim kemarau, risiko terjadinya cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia masih signifikan.
Intensitas hujan yang tinggi tersebut mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana hidrometeorologis, termasuk banjir, tanah longsor, pohon tumbang, genangan air, serta kerusakan terhadap infrastruktur.
BMKG mengingatkan masyarakat serta instansi terkait untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai petir, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah perairan.
“Peringatan ini penting untuk diperhatikan, terutama di wilayah-wilayah yang masih memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologis, meskipun secara klimatologis sebagian wilayah telah memasuki awal musim kemarau,” ungkap keterangan BMKG dikutip dari laman resminya.
Baca juga: Kenali Beda Tanda Hujan Deras Berdurasi Singkat dan Gerimis yang Berlangsung Lama
Penyebab potensi hujan di Indonesia
BMKG menyampaikan, aktivitas gelombang ekuator di atmosfer menjadi salah satu faktor penting yang memicu peningkatan konvektivitas dan pembentukan hujan di berbagai wilayah tersebut.
Selama periode ini, diprediksi kombinasi aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan Mixed Rossby Gravity (MRG) secara bersamaan aktif di beberapa wilayah.
“Gelombang-gelombang ekuator di atmosfer tersebut berkontribusi terhadap peningkatan pembentukan awan konvektif dan potensi hujan di wilayah-wilayah tersebut,” jelas BMKG.
Kemudian ada sirkulasi siklonik yang diperkirakan berkembang di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera Barat dan di Samudra Pasifik utara Papua.
Baca juga: Tak Hanya Merusak, Badai Tropis Juga Memberi Manfaat bagi Bumi, Apa Saja?
Sirkulasi-sirkulasi siklonik ini turut membentuk zona konvergensi dan konfluensi angin, masing-masing di wilayah barat Bengkulu (Samudra Hindia) dan timur Filipina (Samudra Pasifik).
“Sehingga memperkuat dinamika atmosfer regional. Potensi terjadinya cuaca signifikan juga diperkuat oleh kondisi labilitas atmosfer yang tinggi, yang mendukung peningkatan aktivitas konvektif skala lokal,” terang BMKG.
Selain itu, terdapat peningkatan kecepatan angin permukaan yang diprediksi melebihi 25 knot juga terpantau di sejumlah wilayah perairan.
Kondisi ini berpotensi memicu peningkatan tinggi gelombang laut secara signifikan di wilayah-wilayah tersebut.
Baca juga: Ramai soal Tak Ada Badai yang Melintasi Garis Khatulistiwa, Ini Kata BMKG
Prakiraan cuaca pada 18-19 Juli 2025
Dilansir dari laman BMKG, berikut wilayah berpotensi hujan lebat dan angin kencang pada 18-19 Juli 2024 di berbagai wilayah Indonesia:
Jumat, 18 Juli 2025- Hujan sedang-lebat:
- Aceh
- Kepulauan Bangka Belitung
- Bengkulu
- Banten
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan.
- Hujan lebat-sangat lebat:
- Maluku.
- Hujan sangat lebat-ekstrem:
- Nihil.
- Angin kencang:
- Aceh
- Banten
- Jawa Timur
- Maluku Utara
- Sulawesi Utara
- Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Munculnya Embun Upas di Dieng dan Suhu Capai 5 Derajat Celsius
Sabtu, 19 Juli 2025- Hujan sedang-lebat:
- Aceh
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua
- Papua Selatan.
- Hujan lebat-sangat lebat:
- Maluku
- Papua Pegunungan.
- Hujan sangat lebat-ekstrem:
- Nihil.
- Angin kencang:
- Aceh
- Banten
- Jawa Barat
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara.
Baca juga: Ramai soal Kemunculan “Rip Current” di Pantai Parangtritis dan Disebut Berbahaya, Apa Itu?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.