Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Matrifagi, Saat Induk Binatang Rela Dimakan Anak-anaknya

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/ALEXAS_FOTOS
Ilustrasi kelabang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Warganet dibuat heran oleh fenomena induk kelabang yang mengorbankan diri untuk anak-anaknya yang baru saja dilahirkan.

Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @viralyout*** pada Selasa (17/6/2025), memperlihatkan seekor induk kelabang dimakan anaknya sendiri hingga tak tersisa.

"Ibu kelabang tawarkan diri jadi makanan pertama bagi anak-anaknya, perilaku ini disebut matrifagi," tulis keterangan video tersebut.

Baca juga: Daftar Hewan yang Terancam Punah 2025, Ada Hewan Endemik Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggahan tersebut memantik beragam komentar warganet yang penasaran dengan perilaku matrifagi hewan. Sebagian juga merasa iba terhadap induk kelabang tersebut.

"Dia lebih memilih jadi makanan daripada babyblues," tulis akun @cook.adood***.

"Ud hamil, ngelahirim, pas ud lahir malah dimakan anak sendiri," cuit @aaaila***.

Lantas, apa itu perilaku matrifagi?

Baca juga: Ramai soal BPJS Hewan Disebut Akan Diluncurkan di Jakarta, Ini Penjelasan Pemprov Jakarta

Pengertian matrifagi

Ahli hewan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo, menjelaskan bahwa matrifagi atau matriphagy berasal dari bahasa Latin yaitu "matri" atau "mater" yang berarti ibu, sedangkan "phagy" atau "phaga" berarti makan. 

Secara harfiah, kata Slamet, matriphagy berarti “memakan induk”.

"Dalam dunia hewan, perilaku ini terjadi ketika induk secara sengaja mengorbankan dirinya untuk dimakan oleh anak-anaknya, biasanya saat periode makan pertama setelah menetas," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (16/7/2025).

Menurutnya, perilaku ekstrem ini dianggap sebagai bentuk pengorbanan evolusioner yang memungkinkan anak-anak memiliki asupan nutrisi optimal di awal kehidupan mereka.

Sehingga hal ini bisa meningkatkan peluang bertahan hidup spesies tersebut.

Slamet menambahkan, fenomena matrifagi tidak hanya dialami oleh kelabang saja.

"Perilaku semacam ini juga banyak ditemukan pada kelompok serangga karnivora lain seperti kalajengking, pseudoscorpion, laba-laba, dan sejenisnya," tuturnya.

Baca juga: 6 Hewan dengan Mekanisme Pertahanan yang Bisa Membunuh Manusia, Apa Saja?

Matrifagi adalah cara untuk menjamin kelangsungan spesies

Dilansir dari National Geographic (21/92017), fenomena matrifagi atau perilaku anak yang memakan induknya mungkin terdengar ekstrem dan langka, namun ternyata telah tercatat di berbagai kelompok hewan.

Jo-Anne Sewlal dari Zoological Society of London mengungkapkan bahwa perilaku ini telah teramati pada sejumlah spesies serangga, cacing nematoda, dan beberapa jenis arakhnida.

"Meskipun secara naluriah terdengar mustahil bagi anak untuk memakan ibunya, matriphagy justru merupakan strategi evolusioner yang sangat efisien untuk menjamin kelangsungan hidup spesies," ujar Sewlal.

Dalam dunia hewan, pengorbanan sang induk bukan sekadar tragedi, tetapi bagian dari siklus hidup yang terprogram secara alami.

Salah satu contoh dramatis datang dari Stegodyphus dumicola, laba-laba sosial yang hidup di Afrika Selatan.

Baca juga: Masjid dan Majelis Taklim dengan Hewan Kurban Sapi Terbanyak, Ada di Mana Saja?

Spesies ini tinggal dalam koloni besar yang berbagi sarang dan tanggung jawab pengasuhan.

Menariknya, hanya sekitar 40 persen betina yang berhasil bereproduksi karena laju pertumbuhan mereka lebih lambat dari jantan.

Namun, betina yang tidak berkembang biak, dikenal sebagai betina perawan, tetap memiliki peran penting.

Mereka ikut merawat anak-anak dari saudara betina mereka.

Begitu telur menetas, baik induk maupun betina perawan mulai menghasilkan cairan nutrisi tinggi yang mereka berikan kepada anak-anak melalui mulut. Namun proses ini bukan tanpa konsekuensi.

“Produksi cairan ini begitu melelahkan hingga tubuh betina perlahan mulai mengalami degradasi,” jelas Anja Junghanns, ahli biologi evolusi dari Universitas Greifswald, Jerman, yang menjadi salah satu penulis studi tentang laba-laba ini.

Ketika sang induk hampir kehilangan seluruh cadangan energinya, anak-anaknya akan secara naluriah naik ke tubuhnya dan mulai memakannya hidup-hidup.

Sebuah pengorbanan mutlak yang memungkinkan generasi berikutnya bertahan, meski dengan harga yang sangat mahal.

Baca juga: Cara Menyembelih Hewan Kurban Idul Adha 1446 H Sesuai Syariat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi