KOMPAS.com - Di sebuah jalan kecil di Vacaria, Brasil, sebuah insiden tabrakan mobil melibatkan seekor hewan misterius pada 2021.
Awalnya, kejadian itu tampak seperti insiden biasa, tetapi siapa sangka dari peristiwa tersebut lahir cerita luar biasa tentang makhluk yang belum pernah ada sebelumnya.
Hewan itu memiliki penampilan mirip rubah, namun perilakunya seperti anjing. Ia berburu layaknya hewan liar, tetapi juga suka bermain seperti hewan peliharaan.
Para ilmuwan kemudian memberinya nama Dogxim, gabungan kata dog (anjing) dan graxaim (rubah pampas dalam bahasa lokal).
Dogxim adalah hasil perkawinan silang antara anjing domestik dan rubah pampas, sesuatu yang belum pernah tercatat sebelumnya.
“Ini bukan sekadar hibrida antarspesies, melainkan hibridisasi lintas genus. Saya belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya,” ungkap Roland Kays, peneliti dari Museum Ilmu Pengetahuan Alam Carolina Utara, dikutip dari IFL Science, Jumat (18/7/2025).
Baca juga: Berapa Umur Maksimal Manusia? Ilmuwan Temukan Jawabannya
Makhluk di antara dua dunia
Dogxim menjadi teka-teki biologis. Tubuhnya menyerupai rubah dengan telinga runcing dan ekor lebat, tetapi memiliki bulu gelap serta sorot mata seperti anjing peliharaan.
Perilakunya pun unik. Ia bisa menggonggong, tetapi enggan makan pakan anjing, lebih suka berburu tikus.
Ia mampu memanjat semak seperti rubah, namun tidak memiliki sifat agresif khas hewan liar.
“Kadang ia membiarkan dirinya dibelai, bahkan suka bermain dengan mainan,” kata Flavia Ferrari, konservasionis yang merawatnya selama pemulihan.
Ketika pengamatan morfologis tidak memberi jawaban pasti, para ilmuwan Brasil akhirnya melakukan analisis genetik.
Hasilnya mengejutkan, yakni Dogxim memiliki 76 kromosom, angka yang berada di antara anjing domestik (78 kromosom) dan rubah pampas (74 kromosom).
DNA mitokondria yang diwarisi dari induk betina cocok dengan rubah pampas, sedangkan DNA inti menunjukkan kontribusi dari anjing jantan.
Bagaimana bisa terjadi?
Hibrida antarspesies memang jarang, apalagi jika melibatkan dua genus berbeda seperti Dogxim.
Menurut laporan National Geographic (28/9/2023), meski kemungkinan terjadi sangat kecil, persilangan seperti ini bisa saja terjadi di alam. Namun, hibrida semacam itu sering membawa sifat yang menyulitkan untuk bertahan hidup.
“Gen-gen mereka mungkin tidak bisa bekerja sama dengan baik,” kata Kays.
Sebagai contoh, bulu Dogxim yang berwarna hitam pekat membuatnya mudah terlihat di padang rumput, berbeda dengan rubah pampas yang berbulu pucat agar bisa berkamuflase dari pemangsa.
Akhir Kehidupan Dogxim
Setelah dirawat dan dipindahkan ke fasilitas hewan negara, Mantenedouro Sao Braz, pada akhir 2021, Dogxim sempat dinyatakan sehat. Namun, awal 2025, Dogxim dikabarkan meninggal dunia.
Penyebab kematiannya masih belum diketahui, dan pihak SEMA (Sekretariat Lingkungan Hidup dan Infrastruktur Brasil) menyatakan tengah melakukan penyelidikan.
Tim peneliti baru mengetahui kabar duka ini pada Agustus 2023, saat mereka menghubungi pihak fasilitas untuk meminta foto Dogxim guna melengkapi publikasi ilmiah.
Baca juga: Ilmuwan: Air Mata Unta Berpotensi Menetralisir Bisa dari 26 Spesies Ular
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.