KOMPAS.com - Ular weling dan ular welang seringkali disalahartikan sebagai jenis yang sama karena nama mereka terdengar mirip.
Padahal, keduanya merupakan spesies berbeda dengan karakteristik unik serta tingkat bahaya yang tidak bisa diremehkan.
Meski sama-sama termasuk dalam keluarga Elapidae atau kelompok ular berbisa mematikan, weling dan welang memiliki corak tubuh, perilaku, dan habitat yang berbeda.
Perbedaan ini penting untuk dikenali, bukan hanya sebagai pengetahuan umum, tetapi juga demi keselamatan.
Jika tidak ditangani dengan benar, kedua ular ini sama-sama berpotensi mematikan.
Lantas, apa saja perbedaan antara ular weling dan welang yang perlu diketahui?
Baca juga: Waspadai, Ini 4 Penyebab Ular Masuk ke Rumah
1. Nama ular
Dilansir dari Kompas.com (12/5/2023), dalam penamaan ilmiah, ular weling memiliki nama latin Bungarus candidus, sedangkan ular welang dikenal sebagai Bungarus fasciatus.
Secara lokal, keduanya juga memiliki nama berbeda.
Sebagian masyarakat juga menyebut ular weling sebagai ular belang, sedangkan ulkar welang dikenal sebagai ular warakas.
2. Corak gelang
Ular weling memiliki pola belang hitam-putih yang memanjang dari kepala hingga ekor. Semakin mendekati ekor, belang hitamnya semakin sempit.
Ada pula varian weling yang tampak kehitaman atau memiliki noda hitam pada belang putihnya, terutama di daerah Cirebon dan perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah.
Sementara itu, ular welang memiliki pola gelang hitam-kuning atau hitam-putih yang melingkupi bagian atas, samping, hingga perutnya.
Baca juga: 15 Tanaman Ini Bisa Cegah Ular Masuk Rumah, Apa Saja?
3. Wujud kepala
Kepala weling berwarna hitam di bagian atas hingga leher, sementara bagian bawahnya putih.
Berbeda dengan weling, kepala welang berbentuk segitiga dengan ciri khas tanda V terbalik di kepalanya, yang tidak dimiliki weling.
4. Panjang tubuh
Ular weling umumnya memiliki panjang sekitar 1,55 meter, dengan ekor meruncing.
Sedangkan welang lebih panjang, mencapai 1,8 hingga 2,1 meter.
5. Perilaku ular
Kedua ular ini aktif di malam hari (nokturnal). Weling sering berada di sekitar sumber air dan memangsa ular kecil, kadal, tikus, atau hewan kecil lainnya.
Jika terancam, ia akan menyembunyikan kepalanya di bawah gulungan tubuhnya.
Sebagaimana dilansir Bali Life, ular welang juga memiliki kebiasaan serupa, namun pada siang hari biasanya beristirahat di gundukan rayap, lubang tikus, atau di antara bebatuan.
Walau berbisa, welang tergolong tidak agresif.
Baca juga: Bukan dengan Tebar Garam, Ini Cara Usir Ular dari Rumah yang Benar
6. Habitat tinggal
Weling hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 mdpl, biasanya di hutan, semak, perkebunan, atau lahan pertanian.
Sementara welang dapat ditemukan di ketinggian hingga 2.500 mdpl, dengan habitat serupa, bahkan kadang berkeliaran di sekitar pemukiman.
7. Berkembang biak
Keduanya berkembang biak dengan bertelur. Weling menghasilkan 4–10 butir telur dengan anak yang menetas sepanjang 27–29 cm.
Welang menghasilkan 4–14 butir telur, yang menetas setelah 61 hari, dengan panjang anakan 24–40 cm.
8. Kekuatan bisa
Keduanya memiliki bisa mematikan yang bersifat neurotoksin, mampu melumpuhkan sistem saraf.
Tingkat kematian akibat gigitan weling diperkirakan mencapai 60–70 persen jika tidak ditangani, dan hingga kini belum ada serum anti-bisa khusus untuk weling.
Gigitan welang juga berpotensi fatal, dengan gejala mulai dari sakit kepala, mual, muntah, hingga kelumpuhan.
Baca juga: Ilmuwan: Air Mata Unta Berpotensi Menetralisir Bisa dari 26 Spesies Ular
(Sumber: KOMPAS.com/Yefta Christoperus Asia Sanjaya | Editor:Sari Hardiyanto)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.