KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) buka suara terkait isu yang beredar mengenai dugaan efek samping dari produk Blackmores.
Dua produk yang belakangan ramai di Australia dan diduga berpotensi menimbulkan efek toksik adalah Blackmores Super Magnesium+ dan Blackmores Ashwagandha+.
BPOM memastikan, suplemen Blackmores yang diduga memicu masalah saraf karena mengandung dosis vitamin B6 tinggi tersebut, tidak terdaftar di Indonesia.
"Kalau dari data BPOM memang produk yang di Australia itu tidak terdaftar di kita (Indonesia), bisa cek di Cek BPOM atau BPOM mobile," demikian keterangan BPOM yang diterima Kompas.com, Selasa (22/7/2025).
Baca juga: Warga Australia Gugat Blackmores, Produk Diduga Mengandung Vitamin B6 Berlebihan
Suplemen Blackmores yang terdaftar di BPOM
Menurut laman Cek BPOM, sejumlah produk Blackmores yang terdaftar di Indonesia tercatat atas nama Kalbe Blackmores Nutrition, di antaranya sebagai berikut:
- Blackmores Koalakids Eye Shield
- Blackmores Lacta Well
- Blackmores Ultimate Omega Odourless
- Blackmores Bio D3 1000 IU
- Blackmores Garlic Oil
- Blackmores Ultimate Vibrant Skin
- Blackmores multivitamin + mineral with habbatussauda
- Blackmores Immunie Chewable
- Blackmores Fish Oil 1000 Odourless
- Blackmores Ultra Refined Habbatussauda Oil
Adapun untuk daftar selengkapnya bisa dicek di sini.
Baca juga: Apakah Rutin Minum Vitamin B Kompleks Bisa Memicu Ketergantungan? Ini Kata Guru Besar UGM
Ditemukan 29 kali lipat kandungan B6
Dikutip dari News.com.au, Minggu (20/7/2025), Dominic Noonan-O’Keeffe mulai mengonsumsi suplemen Blackmores pada Mei 2023.
Tanpa mengetahui produk magnesium tersebut mengandung kadar vitamin B6 yang bisa bersifat “racun”, ia mengaku mulai mengalami gejala berat tak lama kemudian.
Menurut pernyataan firma hukum Polaris Lawyers, Noonan-O’Keeffe mengalami gejala seperti kelelahan, sakit kepala, kejang otot, jantung berdebar, dan mati rasa.
Setelah diperiksa dokter, ia didiagnosis mengalami neuropati (kerusakan saraf) yang terkait dengan kelebihan konsumsi vitamin B6.
Meski ia berhenti mengonsumsi suplemen tersebut pada awal 2024, namun Noonan-O’Keeffe mengaku masih mengalami nyeri saraf dan gejala lainnya hingga kini.
Selain itu, Polaris Lawyers, firma hukum yang mewakili Noonan-O’Keeffe sebagai penggugat utama menyatakan, mereka menemukan produk magnesium tersebut mengandung sekitar 29 kali lipat dari jumlah asupan harian vitamin B6 yang direkomendasikan.
Pendiri dan pimpinan firma hukum Melbourne, Nick Mann mengatakan, 600 warga Australia kini telah menghubungi Polaris.
Saat ini, Polaris Lawyers tengah melakukan penyelidikan untuk mengevaluasi kemungkinan mengajukan gugatan hukum terhadap Blackmores, dengan fokus pada dugaan kelebihan kandungan vitamin B6 dalam produk suplemen mereka.
“Sangat mengkhawatirkan ketika kita melihat rak vitamin di apotek mana pun di Australia, dan menemukan produk yang mengandung vitamin B6 jauh di atas batas aman harian," kata Nick Mann.
“Apa yang terjadi pada Dominic memang tragis, tapi dia bukan satu-satunya. Kami menerima banyak laporan bahwa kadar B6 yang terlalu tinggi dalam suplemen bebas bisa menyebabkan cedera jangka panjang pada ratusan orang Australia," tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.