KOMPAS.com - Lembaga kemanusiaan World Central Kitchen (WCK) mengumumkan telah menghentikan kegiatan memasak di Gaza pada Minggu (20/7/2025).
Dalam sebuah unggahan Instagram bersama pendirinya, koki ternama asal Spanyol, Jose Andres, WCK mengaku kekurangan bahan makanan.
Sementara, truk yang membawa stok bahan pangan disebut masih tertahan di perbatasan.
"Kami terus memanggang roti dan mengirimkan air. Namun, warga Gaza masih membutuhkan makanan hangat," ujarnya, dilansir dari ABC News, Senin (21/7/2025).
Menurutnya, WCK terakhir kali telah memasak lebih dari 80.000 makanan sebelum stok benar-benar habis.
"Kami siap untuk mulai memasak lagi begitu truk-truk bantuan tiba dengan selamat di dapur lapangan kami," sambungnya.
Baca juga: 28 Negara Kecam Israel Atas Pembunuhan Ratusan Warga Gaza Saat Antre Bantuan
Dalam unggahannya, Andres melaporkan, situasi keamanan di Gaza telah memburuk secara signifikan.
Dengan begitu, kemampuan WCK untuk beroperasi dan mendistribusikan makanan menjadi sangat terbatas.
"Kami perlu mengirimkan truk-truk pasokan dengan aman ke dapur lapangan kami secepatnya agar kami bisa memasak!" kata dia.
Dalam laman resminya, WCK mengaku telah berhenti memasak sebanyak dua kali akibat kurangnya akses ke bantuan.
Sebelumnya, mereka juga berhenti beroperasi pada Mei lalu karena persediaan makanan menipis.
Mereka baru kembali beroperasi 12 minggu kemudian pada Juni setelah menerima kiriman bantuan baru, dilansir dari Good Morning America, Senin.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Keracunan Makanan Basi, Bagaimana Kondisinya?
"Kampanye" kelaparan paksa
Kini, lembaga bantuan yang diperbolehkan beroperasi di Gaza adalah organisasi yang didukung AS dan Israel, yang digambarkan Kementerian Kesehatan Gaza sebagai kampanye kelaparan paksa oleh Israel.
Sebelum itu, Israel melarang pengiriman bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza selama 11 minggu.
Setelah itu, mereka mencabut blokade dan memungkinkan pengiriman bantuan terbatas oleh lembaga-lembaga yang didukung.
Meski demikian, Israel membantah tuduhan bahwa mereka menggunakan taktik kelaparan terhadap warga Gaza.
Baca juga: Abaikan Ancaman Israel dan AS, ICC Tolak Cabut Surat Penangkapan Netanyahu
Israel juga menegaskan, lembaga kemanusiaan yang diperbolehkan juga bersekutu dengan Hamas.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, sekitar 81 warga Palestina tewas saat berusaha mendapatkan makanan dengan 150 orang lainnya terluka, pada Minggu (20/7/2025).
Militer Israel menyatakan telah mengetahui laporan korban jiwa di dekat lokasi distribusi bantuan.
Mereka pun mengeklaim bahwa pasukannya menembak di dekat kerumunan untuk menghilangkan ancaman langsung terhadap mereka tanpa keterangan lebih lanjut.
Sampai saat ini, setidaknya 875 warga Gaza telah tewas saat mencoba mendapatkan makanan, menurut laporan PBB.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.