KOMPAS.com - Kehilangan bagasi saat transit kerap dianggap hal yang wajar dalam industri penerbangan.
Berdasarkan laporan Sarajevo Times, Selasa (15/7/2025), rata-rata ada 7,6 koper hilang per 1.000 penumpang di bandara-bandara dunia.
Namun, Bandara Kansai di Jepang mencatat prestasi luar biasa yang menjadi sorotan global.
Sejak beroperasi selama lebih dari 30 tahun, bandara ini tidak pernah sekalipun kehilangan bagasi penumpang.
Bahkan, pada tahun 2023 saja, Kansai berhasil menangani 10 juta koper tanpa ada satu pun yang hilang.
Baca juga: Cerita Diaspora Indonesia di Jepang, antara Culture Shock dan Menjaga Citra Bangsa
Lantas, apa rahasia Bandara Kansai sehingga mampu menjaga rekam jejak sempurna ini?
Penyebab koper sering hilang di bandara
Kehilangan koper di bandara kerap menjadi mimpi buruk bagi para penumpang. Menurut Forbes (1/5/2024), sebagian besar kasus hilangnya bagasi terjadi akibat kesalahan manusia.
Tas bisa tertinggal di bandara keberangkatan atau tersasar saat transit. Meskipun sudah diberi label dan kode batang, tidak jarang alat pemindai gagal membaca kode tersebut.
Dalam kondisi ini, tas harus diproses secara manual oleh staf, yang membuka peluang terjadinya kesalahan atau keterlambatan pengiriman ke gerbang pesawat.
Masalah ini semakin rumit jika bandara kekurangan staf, seperti yang sempat terjadi selama dan setelah pandemi.
Jika sebuah tas tertinggal, petugas darat akan mengirimnya dengan rute tercepat ke tujuan akhir penumpang.
Namun, jika proses tersebut melibatkan maskapai atau bandara tambahan, risiko tas terselip semakin tinggi.
Selain itu, banyaknya koneksi penerbangan juga memperbesar kemungkinan bagasi hilang.
Barcode bagasi yang tidak bersifat universal karena setiap maskapai memiliki sistem sendiri untuk melindungi data penumpang, justru dapat menyebabkan gangguan dalam pelacakan.
Baca juga: Kisah Jonouchi, Pria Asal Jepang dengan Dagu Terpanjang di Dunia
Rahasia Bandara Kansai tidak kehilangan koper
Menurut pemberitaan Samaa TV (17/5/2025), sejak dibuka pada September 1994, bandara Kansai tidak pernah kehilangan satu pun koper penumpang.
Setiap tahun, Kansai melayani 20 hingga 30 juta penumpang dan menjadi bandara tersibuk ketujuh di Jepang.
Kansai adalah salah satu dari dua bandara utama yang melayani Osaka, mampu meminimalkan risiko kehilangan bagasi berkat sistem pengecekan berlapis.
Artinya, setiap tas dihitung dan diverifikasi berkali-kali, mulai dari check-in hingga pengambilan.
Staf bandara rutin memastikan jumlah bagasi saat tiba sama dengan data saat keberangkatan.
Menurut laporan Nikkei Asia, jika ada selisih jumlah tas, staf darat langsung melakukan pencarian di ruang kargo, apron, hingga area sortir.
Baca juga: Misteri Okiku, Boneka Jepang yang Rambutnya Disebut Terus Tumbuh dan Memanjang
Tak hanya soal keamanan, kecepatan juga jadi prioritas dalam pelayanan di Bandaran Kansai.
Kansai menargetkan seluruh bagasi tiba di area pengambilan dalam waktu 15 menit setelah mendarat.
Barang-barang rapuh seperti alat musik tidak diletakkan di ban berjalan, melainkan diserahkan langsung kepada pemiliknya.
Berkat konsistensinya, Bandara Kansai dinobatkan sebagai bandara dengan layanan pengiriman bagasi terbaik versi Skytrax World Airport Awards 2024.
Penghargaan ini telah dimenangkan Kansai sebanyak delapan kali berturut-turut.
Salah satu staf menyebut dedikasi ini sebagai bagian dari “semangat keramahtamahan Jepang,” yang mendorong tim untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas layanan.
Tetapi, bandara yang dibangun di atas dua pulau buatan di Teluk Osaka ini menghadapi tantangan serius.
Proses penurunan tanah berlangsung lebih cepat dari prediksi, dan meski telah diperkuat tanggul laut, para ahli memperingatkan Kansai bisa mengalami masalah struktural pada 2056.
Meski begitu, hingga hari ini Bandara Internasional Kansai tetap menjadi contoh global dalam hal efisiensi, ketelitian, dan dedikasi terhadap pelayanan prima.
Baca juga: Jepang Bentuk Badan Administratif Khusus untuk Kontrol Perilaku Warga Asing
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.