Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Selamat dari Radiasi Berbahaya Saat Medan Magnet Bumi Runtuh 41.000 Tahun Lalu

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
ilustrasi bumi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menunjukkan peristiwa yang diduga terjadi sekitar 41.000 tahun lalu, ketika medan magnet Bumi runtuh, dan apa dampaknya bagi manusia purba.

Dikenal sebagai Laschamps Excursion, peristiwa ini mendorong manusia purba untuk beradaptasi dengan cara-cara yang mengejutkan.

Mereka mengubah cara hidup, tempat berlindung, dan bahkan cara mereka melindungi kulit, dikutip dari Interesting Engineering (20/7/2025).

Pada masa itu, medan magnet Bumi melemah hingga hanya tersisa sebagian kecil dari kekuatannya yang normal. Pelemahan ini memungkinkan lebih banyak radiasi Matahari berbahaya mencapai permukaan Bumi.

Perubahan ini kemungkinan membuat sinar Matahari menjadi lebih berisiko dan langit tampak tidak biasa, dengan aurora yang muncul bukan hanya di wilayah kutub, tetapi juga di banyak bagian dunia lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Langit 41.000 tahun yang lalu mungkin spektakuler sekaligus mengancam. Ketika kami menyadari hal ini, kami ingin tahu apakah hal ini dapat memengaruhi orang-orang yang hidup pada saat itu," kata para penulis studi.

Baca juga: Posisi Kutub Utara Magnet Bumi Berubah, Apa Dampaknya?


Apa itu Laschamps Excursion?

Peristiwa pelemahan ekstrem atau Laschamps Excursion adalah kejadian geomagnetik singkat namun intens, yang dinamai berdasarkan wilayah vulkanik di Perancis, tempat pertama kali ditemukannya.

Selama periode ini, yang terjadi menjelang akhir zaman Pleistosen sekitar 41.000 tahun lalu, kutub magnet Bumi tidak mengalami pembalikan seperti biasanya setiap beberapa ratus ribu tahun.

Sebaliknya, kutub tersebut bergerak secara tidak menentu dan cepat hingga ribuan kilometer.

Pada saat yang sama, kekuatan medan magnet Bumi menurun drastis hingga kurang dari 10 persen dari kekuatan saat ini, dilansir dari Science Alert, Sabtu (19/7/2025).

Alih-alih berperilaku seperti magnet batang yang stabil yaitu dipol (sistem dua kutub magnet yang berlawanan, utara dan selatan), medan magnet Bumi justru terpecah menjadi beberapa kutub lemah di berbagai bagian planet.

Akibatnya, medan pelindung yang dikenal sebagai magnetosfer menjadi terganggu dan bocor.

Biasanya, magnetosfer berfungsi untuk membelokkan angin Matahari dan radiasi ultraviolet berbahaya agar tidak mencapai permukaan Bumi.

Selama peristiwa Laschamps Excursion saat magnetosfer melemah, model ilmiah menunjukkan sejumlah dampak dekat Bumi.

Meski masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menggambarkan dampaknya secara akurat, salah satu efeknya adalah pada fenomena unik aurora.

Aurora yang biasanya hanya terlihat di wilayah kutub seperti Cahaya Utara dan Selatan, pada saat itu aurora terlihat hingga ke dekat khatulistiwa. Selain itu, ada pula peningkatan radiasi Matahari berbahaya dalam kadar jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi saat ini.

Langit pada 41.000 tahun lalu kemungkinan tampak indah, tapi sekaligus mengancam. 

Baca juga: Apa Itu Medan Magnet Bumi? Berikut Asal-usul dan Fungsinya

Respons manusia terhadap cuaca antariksa kuno

Bagi manusia yang hidup di masa itu, aurora kemungkinan menjadi dampak paling mencolok dan langsung terlihat.

Fenomena ini mungkin menimbulkan rasa kagum, ketakutan, mendorong perilaku ritual, atau bahkan reaksi lainnya.

Namun, catatan arkeologis sangat terbatas dalam menggambarkan respons kognitif atau emosional seperti ini.

Peneliti memiliki dasar yang lebih kuat ketika membahas dampak fisiologis dari peningkatan radiasi ultraviolet (UV).

Dengan medan magnet yang melemah, lebih banyak radiasi berbahaya mencapai permukaan Bumi, sehingga meningkatkan risiko sengatan Matahari, kerusakan mata, cacat lahir, dan gangguan kesehatan lainnya.

Sebagai bentuk adaptasi, manusia mungkin mengambil langkah-langkah praktis, seperti lebih sering berlindung di dalam gua, membuat pakaian tertutup yang dirancang khusus, atau mengoleskan pigmen mineral seperti oker sebagai pelindung kulit mirip tabir surya.

Baca juga: Bumi Bisa Makin Panas? Masa Lalu Bumi Beri Petunjuk Ini

Dalam makalah terbaru, disebutkan bahwa perilaku-perilaku ini tampaknya memang meningkat di sejumlah wilayah Eropa, tempat dampak Laschamps Excursion berlangsung paling kuat dan lama.

Pada masa itu, baik Neanderthal maupun Homo sapiens hidup di wilayah Eropa, meskipun kemungkinan besar wilayah persebarannya hanya tumpang tindih di beberapa area tertentu.

Catatan arkeologis menunjukkan, tiap kelompok memiliki pendekatan yang berbeda dalam menghadapi tantangan lingkungan, dengan sebagian mungkin lebih bergantung pada tempat berlindung atau benda-benda budaya untuk perlindungan.

Penting untuk dicatat, penelitian ini tidak menyimpulkan bahwa cuaca antariksa secara langsung menyebabkan perubahan perilaku tersebut atau peristiwa Laschamps menjadi penyebab kepunahan Neanderthal.

Namun, fenomena itu kemungkinan menjadi salah satu faktor pendukung, kekuatan tak terlihat namun berdampak besar, yang mendorong munculnya inovasi dan kemampuan beradaptasi.

Peristiwa Laschamps bukan sesuatu yang kebetulan atau satu-satunya. Gangguan pada medan magnet Bumi telah terjadi sebelumnya dan kemungkinan besar akan terjadi lagi.

Memahami bagaimana manusia purba menghadapinya bisa memberi petunjuk tentang dampaknya di masa depan dan mungkin membantu manusia untuk bersiap.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi