WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa Indonesia akan mengurangi tarif impor dan melonggarkan pembatasan ekspor mineral kritis ke Negeri Paman Sam.
Gedung Putih pada Selasa (23/7/2025) menyebut kesepakatan perdagangan ini sebagai langkah besar yang menguntungkan perusahaan-perusahaan AS, sementara Presiden Donald Trump memuji hasil perjanjian tersebut sebagai “kemenangan besar”.
Kesepakatan yang pertama kali diumumkan pekan lalu itu menurunkan ancaman tarif AS terhadap produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.
Baca juga: Trump Alami Memar di Tangan dan Kaki Bengkak, Apa yang Terjadi?
Namun, menurut pejabat AS, barang-barang yang dianggap ditransitkan untuk menghindari tarif tinggi di negara lain tetap akan dikenai bea masuk sebesar 40 persen.
"Disepakati bahwa Indonesia akan menjadi Pasar Terbuka bagi Produk Industri dan Teknologi AS, serta Barang Pertanian, dengan menghapus 99 persen hambatan tarif mereka,” kata Trump di platform Truth Social-nya, dikutip dari AFP.
Indonesia akan pasok mineral kritis ke AS
Trump menambahkan, Indonesia akan memasok mineral kritis ke AS, sekaligus menandatangani kesepakatan pembelian pesawat Boeing serta produk pertanian dan energi asal Amerika.
Sebagai produsen utama tembaga, kobalt, dan nikel, Indonesia telah dikenal memegang peran kunci dalam pasokan mineral global.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis Gedung Putih, disebutkan bahwa selain tarif 19 persen untuk produk Indonesia, komoditas tertentu yang tidak tersedia di AS dapat memperoleh tarif yang lebih rendah.
“Indonesia akan menghapus pembatasan ekspor ke Amerika Serikat untuk komoditas industri, termasuk mineral kritis,” lanjut pernyataan tersebut.
Selain itu, Indonesia sepakat untuk menghentikan rencana penerapan pajak atas arus data—kebijakan yang disebut pejabat AS sebagai “upaya menarik pendapatan” dari perusahaan-perusahaan AS. Pemerintah Indonesia juga akan menghapus kewajiban inspeksi pra-pengiriman barang asal AS dan menerima standar keselamatan kendaraan bermotor federal AS.
Baca juga: Perbandingan Tarif Trump Indonesia dan Negara ASEAN, Bukan yang Paling Rendah
Kedua negara akan memfinalisasi kesepakatan ini dalam beberapa pekan mendatang.
Indonesia tercatat menjadi salah satu negara pertama yang menyelesaikan perjanjian baru dengan pemerintahan Trump, di tengah ancaman tarif yang lebih tinggi pada puluhan negara mulai 1 Agustus mendatang.
Sejak April, Washington telah mengenakan tarif sebesar 10 persen pada sebagian besar mitra dagang dan menaikkan bea masuk terhadap sejumlah negara, sebelum kemudian menunda pemberlakuan dua kali.
Sebagaimana dilansir Reuters, selain Indonesia, AS juga mengumumkan kesepakatan dengan Inggris, Vietnam, dan Filipina.
AS dan China pun mencapai kesepakatan sementara untuk menurunkan tarif balasan satu sama lain, meskipun jeda ini akan berakhir pada pertengahan Agustus.
Pejabat AS menilai kesepakatan dengan Indonesia bernilai sedikitnya 50 miliar dolar AS, baik dalam bentuk akses pasar baru maupun rencana pembelian oleh perusahaan-perusahaan Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.