Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Ungkap 5 Dampak Kebiasaan "Mager", Picu Overthinking dan Depresi

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/diana.grytsku
Ilustrasi mager.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Terdapat unggahan di media sosial Instagram yang mengatakan bahwa terlalu lama “mager” atau malas gerak dapat pengaruhi kondisi mental seseorang.

Unggahan tersebut menjelaskan bahwa terlalu lama di dalam rumah hingga tidak mau keluar, dapat memengaruhi otak, emosi, mental, dan pikiran seseorang. 

"Hati-hati ya, gaes. Jangan terlalu betah di rumah sampai enggan keluar. Ternyata ini bahaya kalau terlalu lama mageran di dalam rumah: otak jadi tumpul, emosi makin tidak stabil, akhirnya overthinking dan mental semakin lelah. Itu akan membuat hidup lama-lama menjadi kosong," tulis akun Instagram @ny**********al pada Senin (20/7/2025).

Mager adalah kondisi saat seseorang enggan melakukan aktivitas fisik. Kebiasaan ini kian diperkuat oleh akses dunia digital, seperti penggunaan gawai, televisi, dan perangkat hiburan lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah kebiasaan mager yang berlangsung terus-menerus bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental?

Baca juga: 12 Ciri-ciri Pasangan Narsistik Menurut Psikolog, Apa Saja?

5 dampak psikologis dari kebiasaan mager

Psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal mengungkapkan 5 dampak psikologis dari kebiasaan mager. Berikut penjelasannya.

1. Mudah lelah dan tidak bersemangat

Danti menjelaskan bahwa kebiasaan rebahan dapat membuat tubuh menjadi pasif, yang akhirnya memengaruhi energi seseorang.

"Aktivitas yang biasa dilakukan sambil tiduran membuat tubuh tidak terlatih, sehingga kamu jadi mudah lelah dan tidak semangat," ungkap Danti kepada Kompas.com, Selasa (22/7/2025).

2. Berpotensi stres dan mood menjadi buruk 

"Stres, cemas, depresi, dan mood yang menjadi buruk tanpa alasan yang jelas itu bisa jadi karena kebanyakan rebahan," kata Danti.

Tubuh yang jarang bergerak tidak akan bisa merangsang produksi hormon endorfin. Akibatnya, seseorang dapat dengan mudah menjadi stres.

Baca juga: Mengapa Orang Sulit Peduli pada Perubahan Iklim? Ini Kata Psikolog dan Ahli Saraf

3. Memicu kecemasan dan depresi

Produksi hormon endorfin yang kurang juga dapat memicu kecemasan, bahkan hingga depresi.

"Semakin sering kita tidak aktif bergerak, maka semakin besar risiko memperburuk depresi dan kecemasan, serta menyebabkan kelelahan," ungkap Danti.

4. Memperburuk kesehatan mental

Danti mengungkapkan bahwa terus-menerus rebahan dan jarang bergerak menyebabkan kesehatan mental semakin memburuk. 

"Pikiran-pikiran negatif semakin sulit diatasi, bahkan bisa membuat kamu terjebak dalam overthinking," kata Danti.

5. Mengganggu kualitas tidur

Danti menjelaskan bahwa fungsi dari tempat tidur atau kasur adalah untuk beristirahat.

"Terlalu sering beraktivitas di tempat tidur dapat memicu gangguan atau kualitas tidur, terutama saat tubuh harus benar-benar beristirahat, tidur, atau rebahan untuk rileks," jelasnya.

Baca juga: Ciri Orang Cerdas Menurut Psikolog, Einstein, dan Socrates

Lantas, bagaimana cara agar kita tidak mager?

Danti menjelaskan dua cara yang dapat membantu seseorang untuk tidak mager dalam sehari-hari. Cara tersebut adalah menjalani hobi, serta mengatur waktu tidur dan istirahat yang cukup. 

Aktivitas rutin seperti bekerja, bersekolah, dan lain sebagainya merupakan aktivitas yang dilakukan terus-menerus. Hal ini dapat membuat seseorang cenderung merasa jenuh dan malas.

"Nah, menyelingi kegiatan Anda dengan hobi bisa menjadi cara mengatasi rasa malas yang ampuh," ungkap Danti. 

Rutin menyisakan waktu untuk melakukan hobi dapat membuat seseorang merasa lebih bahagia, termotivasi, dan menikmati hidup.

Baca juga: Kebiasaan Scrolling Disebut Bikin Cepat Bosan dan Ingin Serba Instan, Psikolog Sarankan Hal Ini

Sementara itu, kurang istirahat juga akan membuat seseorang letih dan sulit fokus, apalagi setelah berjam-jam melakukan berbagai pekerjaan.

"Jika tubuh dibiarkan tidak mendapatkan istirahat, rasa malas akan menjadi-jadi," tegas Danti.

Danti menyarankan untuk istirahat yang cukup setiap kali selesai mengerjakan sesuatu. Hal itu disebabkan tubuh perlu asupan tenaga lagi di sela-sela kegiatan sehingga tidak kelelahan dan malas untuk melakukan aktivitas kembali.

"Selain itu, sebaiknya tidur 7–9 jam setiap malam agar tubuh terasa segar dan siap untuk mengatasi hari yang akan datang," pungkasnya.

Baca juga: Anak Selalu Dituntut Sempurna oleh Orang Tua, Psikolog Ungkap 3 Dampaknya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi