Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Temukan Batu Akik Berusia 600 Tahun di Parit Kastil Abad Pertengahan

Baca di App
Lihat Foto
Lech Marek via Live Science
Perhiasan amethyst (batu kecubung) bertahtakan perak berlapis emas yang ditemukan di parit sebuah kastil di Polandia.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah batu akik amethyst (batu kecubung) bertahtakan perak berlapis emas di parit tua sebuah kastil di Polandia.

Perhiasan tersebut diperkirakan milik seorang bangsawan yang mengunjungi kastil abad pertengahan tersebut sekitar 600 tahun yang lalu.

Menariknya, jika perhiasan abad pertengahan sering ditemukan di tumpukan harta karun atau di makam, perhiasan ini ditemukan dalam situasi yang lebih umum.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Penuh Harta Karun Milik Raja Pertama Kota Maya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Para arkeolog juga menduga batu perhiasan tersebut kemungkinan adalah bagian dari mahkota.

"Saya yakin benda itu awalnya merupakan bagian dari bros atau, kemungkinan kecil, mahkota," ujar Lech Marek, arkeolog di Universitas Wroc?aw di Polandia, dikutip dari Live Science.

Marek bersama rekan arkeolognya, Beata Miazga, mempublikasikan temuan ini pada 11 Juli 2025 lalu di jurnal Antiquity.

Menurut mereka, kemungkinan besar perhiasan batu ini jatuh dari seseorang yang bepergian ke atau dari Kastil Kolno.

Baca juga: Arkeolog Temukan Penico, Jejak Kota Perdagangan Kuno Berusia 3.500 Tahun di Peru

Kastil Kolno didirikan pada awal abad ke-13 sebagai benteng dan istana bangsawan tinggi (adipati) yang juga berfungsi sebagai kantor bea cukai.

Dengan menggunakan analisis spektroskopi Raman, yang mengukur cahaya yang dipancarkan dari laser untuk menentukan komposisi molekulnya, batu akik tersebut diidentifikasi sebagai batu kecubung atau amethyst.

Dan analisis fluoresensi sinar-X mengungkapkan bagian logamnya terbuat dari perak dan berlapis emas api, yang melibatkan sejumlah besar merkuri.

Baca juga: Para Arkeolog Temukan Situs Pemakaman Viking di Denmark, Ada Makam Kepala Suku

"Karena makna simbolis, ketersediaan, dan kualitas estetikanya, amethyst populer pada periode abad pertengahan," kata Marek.

Dia menambahkan bahwa, dalam permainan simbol abad pertengahan, pemilihan permata untuk perhiasan selalu memiliki alasan yang lebih dalam.

"Jika sebuah permata diyakini memiliki kekuatan supernatural, nilainya akan meningkat pesat," sambungnya.

Baca juga: Arkeolog Ungkap Bahan Pembuatan Roti Berusia 5.000 Tahun yang Ditemukan di Turkiye

Mengenal permata amethyst

Amethyst atau batu kecubung adalah varietas kuarsa mineral silika transparan berwarna ungu yang disebut sebagai permata semi mulia.

Dilansir dari laman Britannica, sifat fisiknya mirip dengan kuarsa, tetapi mengandung lebih banyak oksida besi (Fe2O3) daripada varietas kuarsa lainnya.

Baca juga: Batu Akik dari Telur Dinosaurus 60 Juta Tahun Ditemukan di Inggris

Para ahli percaya bahwa warna ungunya yang indah berasal dari kandungan besi, dan teori lain mengaitkan warna tersebut dengan kandungan mangan atau hidrokarbon.

Nama amethyst berasal dari bahasa Yunani amethystos, yang berarti "tidak mabuk". Sebab, kepercayaan rakyat kuno bahwa batu ini melindungi pemiliknya dari kemabukan.

Dalam tulisan-tulisan kuno, nama Latin amethystus digunakan untuk amethyst, korundum ungu, dan garnet ungu.

Baca juga: Berlian Terbesar Kedua di Dunia Ditemukan di Botswana, Presiden Sampai Terkejut

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi