Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Sister Hong Gemparkan Berbagai Negara: Nyamar Jadi Wanita, 237 Pria Jadi Korban

Baca di App
Lihat Foto
Weibo
Sister Hong.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Kasus Sister Hong atau Uncle Red masih menjadi perbincangan warganet di media sosial.

Banyak pengguna media sosial yang penasaran dengan kelanjutan kasus tersebut.

Sister Hong adalah pria dengan nama asli Joao berusia 38 tahun yang berasal dari Nanjing, Jiangsu, China.

Pria itu diduga menyamar sebagai wanita untuk memikat lebih dari 1.600 laki-laki dan mengajaknya melakukan seks. Perbuatan tersebut direkamnya secara diam-diam dan disebarkan secara daring.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa ini dilaporkan bukan hanya menggembarkan China, melainkan juga publik di Hong Kong, Taiwan, dan bahkan Thailand.

Seperti dikutip dari Bangkok Post, kasus Sister Hong viral di Thailand setelah banyak video yang bocor di media sosial dan didapati warganet "Negeri Gajah Putih".

Warganet di Thailand menyebutnya sebagai Sister Hong karena nama tersebut digunakan di dalam profil akun media sosialnya.

Sementara di China, media sosial di sana menyebutnya sebagai Uncle Red atau Paman Merah.

Baca juga: Kasus Sister Hong, Menyamar Jadi Wanita dan Hubungan Seks dengan 1.000 Lebih Pria

Modus Sister Hong

Saat melakukan aksinya, Jiao mengenakan riasan tebal, rambut palsu, dan rok panjang sehingga menyerupai perempuan.

Dia merayu para pria secara daring dan mengajaknya ke apartemennya dengan iming-iming mendapatkan layanan gratis.

Sebagai imbalannya, Jiao meminta susu, buah, makanan, dan minuman, bahkan minyak goreng.

Dikutip dari HK01, di apartemennya, Jiao menyakinkan banyak pria untuk melakukan hubungan seks dengannya.

Setelah diselidiki, terungkap bahwa Jiao menyamar sebagai perempuan untuk melakukan hubungan skens dengan pria setelah dirinya pindah ke Nanjing, seperti dilansir dari China Daily.

Baca juga: Pertama di Dunia, China Ciptakan Robot Humanoid yang Bisa Ganti Baterai Sendiri

Aksi direkam dan video dijual

Saat melakukan aksinya, Jiao diam-diam memasang kamera di ruangannya dan merekam kejadian tersebut tanpa persetujuan.

Video itu kemudian diunggah ke platform pornografi berbayar sehingga dirinya mendapat keuntungan.

Biaya berlangganan untuk mendapat akses video Jiao dengan para pria diduga dipatok seharga 150 yuan atau sekitar Rp 140.000.

Banyak pria yang menjadi target aksi Jiao, baik yang sudah menikah maupun masih single. Mereka kebanyakan adalah pria berpendidikan, seperti warga negara asing, mahasiswa olahraga, dan instruktur gym.

Ada yang berpendapat bahwa jumlah korban mencapai 1.697 pria.

Pihak kepolisian segera menghilangkan video-video tersebut dari media sosial.

Baca juga: Restoran di China Tawarkan Menu Teh Sore Bonus Pelukan dengan Anak Singa, Tuai Kecaman

Update kasus Sister Hong

Aksi Jiao terungkap setelah videonya bocor ke media sosial. Beberapa korban yang mengetahui video tersebut melaporkannya ke pihak berwenang.

Pihak kepolisian China kemudian menangkap dan menahan Jiao pada 5 Juli 2025 atas tuduhan menyebarkan konten pornografi.

Pada 8 Juli 2025, Biro Keamanan Publik Nanjing Cabang Jiangning menetapkan Jiao sebagai tersangka dan menahannya.

Melalui konferensi pers, pihak kepolisian mengoreksi jumlah korban yang dilebih-lebihkan. Jumlah korban sebenarnya hanya 237 orang.

Polisi juga membantah adanya klaim yang menyatakan bahwa 11 orang terinfeksi HIV.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nanjing mengumumkan akan menawarkan pemeriksaan kesehatan kepada korban terdampak.

Meski demikian, lembaga tersebut menolak untuk mengonfirmasi apakah tersangka memiliki riwayat penyakit seks menular karena bertentangan dengan undang-undang privasi.

Menurut hukum di China, orang yang terbukti menyebarkan konten pornografi dapat dikenai hukuman maksimal dua tahun penjara.

Tersangka juga bisa menghadapi tuntutan tambahan karena melanggar privasi dan hak citra individu yang terlibat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi