KOMPAS.com - Sebuah unggahan bernarasi dunia akan mengalami kegelapan total karena gerhana matahari pada 2 Agustus beredar di media sosial X.
Dalam unggahannya pada Senin (21/7/2025), akun @Damb*** menuliskan bahwa gerhana matahari bakal terjadi selama 6 menit.
Menurutnya, gerhana matahari ini termasuk langka karena baru akan terjadi lagi 100 tahun mendatang.
"Bersiaplah!!! Matahari kehilangan sinarnya Matahari dikumpulkan. Ada yang menutup matahari???!!!," tulis akun tersebut seraya memberikan ilustrasi gerhana matahari total.
"Pada tanggal 2 Agustus, dunia akan gelap gulita selama 6 menit - pemandangan yang tak akan Anda saksikan lagi selama 100 tahun - Gerhana Matahari yang menakjubkan akan terjadi!," tambahnya.
Lantas, benarkah akan ada gerhana matahari total pada 2 Agustus?
Baca juga: Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2027 Sebabkan Bumi Gelap Selama 6 Menit, Ini Penjelasan BRIN
Penjelasan BRIN soal Gerhana Matahari 2 Agustus 2025
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, membantah narasi yang menyebutkan adanya gerhana Matahari pada 2 Agustus mendatang.
"Hoaks narasi yang beredar yang disebarkan oleh akun tersebut," kata Thomas saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (24/7/2025).
Menurutnya, gerhana matahari total yang dimaksud dalam unggahan tersebut sebenarnya tidak akan terjadi tahun ini, tetapi pada 2 Agustus 2027.
Meskipun akan terjadi gerhana matahari total pada 2027, hal itu tidak akan membuat seluruh dunia menjadi gelap.
"Gerhana matahari total pada 2027 hanya akan melintasi sebagian wilayah Afrika Utara dan Arab Saudi, dan bahkan tidak akan terlihat dari Indonesia," terang Thomas.
Di luar jalur itu, masyarakat hanya akan menyaksikan gerhana matahari sebagian atau bahkan tidak bisa melihatnya sama sekali.
Baca juga: Gerhana Matahari Sebagian 29 Maret 2025, Ini Jadwal dan Lokasi Melihatnya
Bukan fenomena langka
Lebih lanjut, Thomas juga meluruskan klaim bahwa peristiwa tersebut sangat langka dan hanya terjadi sekali dalam 100 tahun.
"Gerhana matahari total itu sering terjadi. Hanya saja, jalurnya berpindah-pindah lokasi di permukaan Bumi. Jadi bukan fenomena langka sebagaimana yang disebut dalam unggahan viral itu," jelasnya.
Ia menambahkan, gerhana matahari total merupakan fenomena alam biasa yang terjadi saat posisi bulan tepat berada di antara matahari dan Bumi, sehingga menutupi cahaya matahari dari sudut pandang wilayah tertentu.
Namun, durasi kegelapan biasanya hanya berlangsung beberapa menit dan terbatas pada jalur sempit.
Thomas pun meminta masyarakat untuk lebih kritis dan tidak mudah percaya pada narasi bombastis di media sosial yang tidak didasarkan pada fakta ilmiah.
"Ini fenomena alam yang wajar dan terjadi secara berkala," pungkas Thomas.
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Pengamatan Gerhana Matahari Sebagian Akhir Ramadhan, Bisa Diamati di Indonesia?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.