KOMPAS.com - Keluarga korban tragedi Air India 171 di Inggris dilaporkan menerima jenazah yang salah.
Keluarga salah satu korban terpaksa membatalkan rencana pemakaman yang telah disiapkan setelah diberi tahu bahwa peti matinya berisi jenazah penumpang Air India 171 “tak dikenal”.
Sementara, keluarga lain menemukan peti mati yang mereka terima berisi campuran dari beberapa korban Air India 171, sehingga harus dipisahkan sebelum pemakaman.
Air India 171 dengan rute Ahmedabad-London Gatwick jatuh sesaat lepas landas dari bandara Ahmedabad, India pada 12 Juni 2025 lalu.
Ketika itu, penerbangan yang menggunakan pesawat Boeing 787-7 Dreamliner tersebut membawa total 242 orang.
Peristiwa itu menewaskan 241 orang di dalam pesawat, sementara hanya satu penumpang yang berhasil selamat.
Dari jumlah korban tewas tersebut, 52 orang di antaranya adalah warga negara Inggris, termasuk satu-satunya korban selamat.
Baca juga: Daftar Kecelakaan Pesawat Boeing Terburuk dalam 25 Tahun Terakhir
Korban tunggu penjelasan PM Narendra Modi
Pengacara yang mewakili banyak keluarga korban asal Inggris, James Healy-Pratt berharap Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer bisa membicarakan hal itu dengan PM India Narendra Modi minggu ini dalam pertemuan mereka di London.
“Para keluarga berhak mendapatkan jawaban dan jaminan yang mendesak tentang keberadaan orang-orang yang mereka cintai,” katanya.
Healy-Pratt saat ini juga sedang mencari tahu apa yang telah terjadi selama proses identifikasi para korban Air India 171.
Menurutnya, para keluarga korban telah lama menginginkan jenazah orang-orang yang mereka cintai bisa segera kembali ke Inggris.
Baca juga: Pilot Diduga Sengaja Jatuhkan Pesawat, Apa Tanggapan CEO Air India?
"Tetapi beberapa dari mereka mendapatkan jenazah yang salah dan mereka jelas bingung dengan hal ini,” kata Healy-Pratt, dilansir dari The Independent, Rabu (23/7/2025).
“Hal ini sudah berlangsung selama beberapa minggu dan saya pikir keluarga-keluarga ini layak mendapatkan penjelasan,” sambungnya.
Ia mengungkapkan, pihak keluarga korban sejauh ini telah melakukan kontak dengan anggota parlemen, Kementerian Luar Negeri, dan Kantor Perdana Menteri.
Berdasarkan bukti-bukti yang ada, Healy-Pratt menilai rantai atau alur perawatan korban-korban Air India 171 dari Inggris sangat buruk.
“Kami sedang menyelidiki penyebab kegagalan tersebut dan menuntut jawaban atas nama keluarga-keluarga Inggris yang layak mendapatkannya,” paparnya.
Baca juga: Baru 5 Hari Usai Tragedi AI 171, Pesawat Air India Pengganti Gagal Terbang karena Gangguan Teknis
Kegelisahan keluarga korban
Keluarga korban Air India 171 juga merasakan kegelisahan mengenai proses identifikasi orang-orang yang mereka cintai.
Mereka adalah keluarga dari pasangan dari Gloucester bernama Akeel Nanabawa, Hannaa Vorajee, serta anak perempuannya berusia empat tahun, Sara.
Nanabawa, Vorajee, dan Sara meninggal dunia dalam tragedi Air India 171 jatuh di Ahmedabad.
Pihak keluarga meyakini telah menerima jenazah yang benar, tetapi proses identifikasi diwarnai dengan kegelisahan yang mendalam.
Baca juga: Fakta Baru: Pilot Air India Serahkan Kendali ke Co-pilot Sebelum Lepas Landas
“Kami menerima identifikasi resmi dari tiga anggota keluarga tercinta kami dalam waktu sekitar satu minggu setelah kecelakaan pesawat,” kata keluarga tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian, Rabu.
"Meskipun kami bersyukur dapat menguburkan mereka di India, sesuai dengan keyakinan Islam kami, prosesnya diwarnai dengan kegelisahan yang mendalam,” imbuhnya.
Sebab, sejak awal terlihat minimnya transparansi dalam proses identifikasi dan pemulangan korban.
Mereka mengaku, komunikasi dengan pihak di India sangat buruk dan prosesnya tidak jelas.
Kekhawatiran yang disampaikan oleh keluarga yang berduka, baik di India maupun Inggris, juga sering kali tidak dihiraukan.
“Kami akan terus menyerukan transparansi, kebenaran, dan akuntabilitas, tidak hanya untuk diri kami sendiri, tetapi juga untuk setiap keluarga yang terkena dampaknya,” ungkap mereka.
Baca juga: Bukti Rekaman Kokpit Air India Picu Reaksi Keras Federasi Pilot Setempat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.