Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Pemakaman Tertua di Israel Ditemukan, Ada 5 Manusia Purba Meringkuk di Dalamnya

Baca di App
Lihat Foto
Unplash/ Devon Janse van Rensburg
Ilustrasi gua. Tim arkeolog di Israel menemukan salah satu situs pemakaman tertua di dunia di Gua Tinshemet, Shoham, Israel, yang diperkirakan berusia sekitar 100.000 tahun.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Tim arkeolog di Israel menemukan salah satu situs pemakaman tertua di dunia di Gua Tinshemet, Shoham, Israel, yang diperkirakan berusia lebih dari 100.000 tahun.

Gua tersebut menjadi tempat sisa-sisa manusia purba ditemukan dan terawat baik, seolah disusun dengan hati-hati di dalam lubang.

Para ahli meyakini temuan ini mengindikasikan adanya konsep pemakaman, ritual, dan spiritualitas pada manusia purba.

Penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Human Behavior pada Maret 2025. Penggalian di situs ini telah berlangsung sejak 2016.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan ini memperkuat dugaan bahwa manusia purba telah memiliki konsep tentang kematian, ritual, dan spiritualitas sejak 100.000 tahun lalu.

Baca juga: Penemuan Kota Kuno Imet di Mesir, Ada Panci Berisi Sisa Sup Ikan dari 2.300 Tahun Lalu

Lima manusia purba ditemukan

Dikutip dari AP News, Kamis (24/7/2025), direktur penggalian Tinshemet dan profesor arkeologi di Universitas Ibrani di Yerusalem, Yossi Zaidner mengatakan bahwa penemuan mereka adalah inovasi luar biasa bagi umat manusia.

Para arkeolog menemukan lima kerangka manusia purba yang dikubur dalam posisi meringkuk. Usia kerangka tersebut kurang lebih sekitar 100.000 hingga 110.000 tahun.

Terdapat juga benda-benda seperti kerikil basal, sisa hewan, dan 500 fragmen oker berwarna merah-oranye.

Pigmen oker yang ditemukan diyakini berasal dari batu kaya zat besi yang dibakar pada suhu tertentu, menunjukkan bahwa manusia purba telah memiliki kemampuan menciptakan benda dekoratif.

Menurut Yossi Zaidner, benda-benda tersebut kemungkinan berasal dari ratusan kilometer jauhnya dan digunakan dalam ritual pemakaman.

Dengan menggunakan metode pahat tangan dan bor pneumatik seukuran pena, para arkeolog membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk menggali situs tersebut. 

Tak hanya para arkeolog, belasan mahasiswa sarjana dan pascasarjana arkeologi ikut terlibat dalam penggalian tersebut.

Mereka mendokumentasikan dan mengambil setiap fragmen alat, obyek, ataupun tulang.

Di pintu masuk gua, tengkorak salah satu manusia purba perlahan-lahan muncul dari sedimen batu. Namun, butuh waktu bertahun-tahun sebelum tengkorak tersebut sepenuhnya dapat digali.

Baca juga: Jejak Kaki Neanderthal Ungkap Pola Makan Manusia Purba, Apa Saja Menunya?

Kondisi gua dukung pengawetan

Gua Tinshemet terletak di perbukitan Israel tengah dan berasal dari era Paleolitikum Tengah (250.000–30.000 tahun lalu).

Gua tersebut memiliki iklim serta kondisi geologis yang membuat tulang dan benda-benda di dalamnya terawetkan secara alami.

Menurut Christian Tryon, profesor dari Universitas Connecticut yang tidak terlibat dalam penelitian, pengawetan ini terjadi berkat abu dari kebakaran yang bercampur dengan batu kapur asam dan curah hujan, yang menciptakan kondisi optimal untuk pengawetan. 

Salah satu kerangka berada dalam kondisi yang sangat baik. Para arkeolog dapat melihat bagaimana jari-jari kerangka itu saling bertautan, dan tangan-tangan saling menggenggam di bawah kepala.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Sungai Purba Berusia 34 Juta Tahun yang Terkubur Es Antartika

Titik temu Neanderthal dan Homo sapiens

Wilayah Israel diyakini menjadi titik temu antara Neanderthal dari Eropa dan Homo sapiens dari Afrika.

Para arkeolog belum memastikan apakah kerangka yang ditemukan merupakan Neanderthal, Homo sapiens, populasi hibrida, atau kelompok lain.

Temuan ini menunjukkan adanya interaksi antarkelompok, termasuk pertukaran pengetahuan dan ekspresi identitas.

Bukti seperti lukisan tubuh dan perhiasan sederhana menandai awal kemunculan simbol sosial pada manusia purba.

Antropolog fisik dari Universitas Tel Aviv, Israel Hershkovitz, dan salah satu direktur situs Tinshemet menyebut bahwa konsep pemakaman ini juga menjadi bentuk klaim wilayah.

"Itu semacam klaim yang dikatakan kepada 'tetangga', bahwa 'ini wilayah saya, bagian tanah ini milik ayah dan leluhur saya'," kata Hershkovitz.

Baca juga: Jejak Tsunami Purba 1.800 Tahun Lalu Ditemukan di Selatan Pulau Jawa, Apa Kata BRIN?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi