KOMPAS.com - Penyelidik telah menemukan kotak perekam penerbangan atau black box dari pesawat penumpang Antonov AN-24 yang jatuh di wilayah Amur Timur, Rusia pada Kamis (24/7/2025) waktu setempat.
Kotak hitam itu akan dikirim ke Moskwa untuk dianalisis sebagai bagian dari investigasi yang sedang berlangsung atas kecelakaan tersebut, dikutip dari The Moscow Times, Jumat (25/7/2025).
"Perekam penerbangan telah ditemukan di lokasi kecelakaan dan akan dikirim ke Moskwa untuk didekripsi dalam waktu dekat," kata Kementerian Perhubungan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Momen Terakhir Pesawat AN-24 Rusia Sebelum Jatuh di Pegunungan Amur, Terekam dalam Video
Keluarga dapat kompensasi Rp 1 miliar
Penyelidik telah membuka penyelidikan kriminal terkait kecelakaan tersebut.
Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa ketuanya, Alexander Bastrykin telah memerintahkan tim penyelidik transportasi wilayah untuk segera menyampaikan hasil temuan mereka.
Otoritas penerbangan sipil Rusia, Rosaviatsia, menyatakan sedang menyelidiki Angara Airlines untuk memastikan apakah maskapai tersebut telah mematuhi peraturan keselamatan penerbangan.
Hasil penyelidikan ini dapat memengaruhi apakah Angara Airlines masih diizinkan untuk terus beroperasi atau tidak, menurut lembaga tersebut.
Menteri Transportasi wilayah Amur, Andrei Nikitin, mengatakan bahwa keluarga korban akan menerima kompensasi sebesar 5 juta rubel atau sekitar Rp 1 miliar per orang.
Ia menambahkan bahwa pihak berwenang sedang berupaya mempercepat proses pencairan dana tersebut.
Baca juga: Pesawat Rusia Jatuh Usai Hilang Kontak, Semua Penumpang Diduga Tewas
Detik-detik sebelum pesawat jatuh
Pesawat yang dioperasikan oleh Angara Airlines itu kehilangan kontak dengan petugas operator darat sekitar pukul 13.00 waktu setempat, saat terbang beberapa kilometer dari bandara di kota Tynda, yang terletak di wilayah Amur.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan pesawat itu terbang sangat rendah, hampir menyentuh pepohonan, saat sedang melakukan pendekatan terakhir untuk mendarat.
Pada saat itu, kondisi cuaca sedang buruk, dengan awan rendah dan hujan.
Namun, petugas tanggap darurat mengatakan bahwa pesawat tidak mengeluarkan sinyal marabahaya atau melaporkan masalah teknis apa pun sebelum menghilang dari radar.
Beberapa waktu kemudian, pesawat dipastikan jatuh setelah helikopter milik Kementerian Situasi Darurat Rusia menemukan puing-puing badan pesawat di lereng gunung, yang berada di sekitar 16 kilometer dari kota Tynda.
Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan, seluruh 49 orang yang berada di dalam pesawat dinyatakan tewas, termasuk pilot dan kru pesawat.
Video lain yang beredar di media sosial menunjukkan reruntuhan pesawat yang masih mengepulkan asap di antara pepohonan.
Selain itu, badan pesawat tampak hancur total dan terbakar saat menghantam tanah.
Baca juga: Pesawat Rusia AN-24 Jatuh dan Menewaskan 48 Orang, Ini Kronologi dan Dugaan Penyebabnya
Ada pelanggaran serius satu bulan sebelum kecelakaan
Sementara itu, jaksa belum memberikan komentar terkait penyebab kecelakaan tersebut.
Namun, seorang anggota tim penyelamat mengatakan bahwa pesawat bermesin ganda yang berusia hampir 50 tahun itu sedang mencoba mendarat dalam kondisi awan tebal saat insiden terjadi.
Insiden ini kemudian menyoroti penggunaan pesawat tua era Soviet dan menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan hidupnya, dengan sanksi Barat yang membatasi akses terhadap investasi dan suku cadang.
Pihak berwenang Rusia juga telah meluncurkan penyelidikan terhadap Angara Airlines, untuk memastikan maskapai itu mematuhi peraturan.
"Berdasarkan temuan tersebut, keputusan akan diambil mengenai operasi perusahaan di masa mendatang," kata kementerian tersebut, dikutip dari CNA, Jumat.
Vasily Orlov, gubernur wilayah Amur tempat pesawat jatuh mengatakan, terdapat dua teori utama tentang penyebab kecelakaan pesawat penumpang tersebut, yaitu kegagalan teknis dan kesalahan pilot.
Mengutip dokumen yang diperoleh dari otoritas penerbangan dan transportasi Rusia, media Izvestia melaporkan bahwa inspeksi mendadak terhadap maskapai Angara dilakukan pada Juni dan ditemukan sejumlah kekhawatiran terkait perawatan pesawat-pesawatnya.
Akibat temuan tersebut, delapan pesawat milik Angara sempat dihentikan sementara operasinya, dan empat anggota staf teknisnya dilarang sementara untuk melakukan inspeksi teknis.
Baik pihak Angara maupun Rostransnadzor (lembaga pengawas transportasi Rusia), belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Dilansir dari Reuters, Jumat, media Izvestia juga melaporkan bahwa para inspektor menyoroti adanya ketidaksesuaian dalam dokumen perusahaan yang menunjukkan beberapa pesawat disebut telah diservis oleh staf yang (menurut dokumen lain) sebenarnya tidak sedang bertugas pada hari-hari tersebut.
Izvestia juga menyebutkan, prosedur dan standar perawatan pesawat tidak dijalankan sebagaimana mestinya oleh sejumlah staf, termasuk oleh mereka yang tidak memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Dalam satu kasus, dokumen menunjukkan bahwa alat khusus yang seharusnya digunakan untuk menguji panel kontrol pesawat ternyata tidak pernah benar-benar dikeluarkan, meskipun dokumen lain menunjukkan bahwa seseorang telah menandatangani bahwa pengujian itu sudah dilakukan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.