Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Keluhkan Suhu Malam Menghangat, Apakah Bediding Sudah Berakhir?

Baca di App
Lihat Foto
Pexels/D??ng Nhân
Ilustrasi bediding. Suhu malam makin menghangat, benarkah bediding sudah berakhir?
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X ramai membahas fenomena bediding yang dinilai telah berakhir karena suhu malam hari yang kian menghangat.

Adapun bediding merupakan istilah bahasa Jawa untuk menyebut perubahan suhu yang mencolok, khususnya di awal musim kemarau.

Fenomena ini ditandai dengan suhu udara yang turun drastis pada malam hingga pagi hari.

Karena itu, warganet menanyakan apakah bediding sudah berakhir, sebab beberapa hari terakhir suhu di malam hari sudah mulai menghangat.

"Musim mbediding udah selesai kah min, kok 3 hari terakhir hawanya panas hehe," tulis akun @ul*********aa, Jumat (25/7/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah fenomena bediding sudah berakhir?

Baca juga: Jawa Bediding, Mengapa Sumatera dan Kalimantan Tidak? Ini Kata BMKG

Apakah bediding sudah berakhir?

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramudawardani menjelaskan bahwa fenomena bediding terjadi dalam rentang waktu tertentu dalam satu musim, yaitu umumnya kemarau.

Menurut dia, fenomena bediding masih berpotensi terjadi apabila monsun dan posisi Matahari memenuhi keadaan tertentu.

"Selama monsun Australia masih aktif dan posisi semu Matahari masih di BBU, maka potensi bediding masih ada," jelas Ida saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/7/2025).

Senada, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari, menekankan bahwa bediding masih berlangsung.

Walaupun begitu, pengamatan BMKG menunjukkan bahwa suhu minimum di pulau Jawa pada Kamis (24/7/2025) memang sedikit menghangat dengan kisaran 18 sampai 26 derajat Celsius.

Namun kemudian, suhu minimum kembali mendingin dengan kisaran 18 sampai 21 derajat Celsius pada Jumat (25/7/2025).

Sementara itu, suhu minimum pada Sabtu (26/7/2025) mencapai 18 sampai 23 derajat Celsius.

"Hal ini menunjukkan bahwa menghangatnya suhu yang diinfokan warganet kemungkinan hanya variasi harian," tutur Supari kepada Kompas.com, Sabtu (27/7/2025).

Ia mengatakan bahwa sebaran uap air dari citra satelit menunjukkan, massa udara kering masih mendominasi wilayah Jawa. Hal inilah yang menjadi indikasi bahwa periode bediding masih berlangsung.

Adapun prediksi curah hujan dasarian menunjukkan bahwa curah hujan atas normal akan kembali terjadi mulai Agustus dasarian I.

"Meskipun demikian bukan berarti musim kemarau akan segera berakhir," ujar dia.

Baca juga: Fenomena Bediding Bikin Suhu Pagi dan Malam Dingin tapi Siang Terik, Ini Kata BMKG

Kapan berakhirnya fenomena bediding?

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (10/7/2025), Ida menjelaskan bahwa fenomena bediding biasanya terjadi pasa malam hingga pagi hari, khususnya pada Juli hingga Agustus.

Menurut dia, fenomena ini dipicu oleh kombinasi beberapa faktor atmosferik berikut:

  • Angin timuran dari Australia yang bersifat kering dan dingin
  • Kelembapan udara yang rendah
  • Langit yang cerah tanpa awan.

Ida mengatakan, kombinasi kondisi tersebut memungkinkan radiasi panas dari permukaan Bumi cepat menghilang di malam hari, yang menyebabkan suhu turun drastis.

"Untuk tahun ini, potensi bediding diperkirakan akan berlangsung dari Juli sampai awal September 2025, seiring dengan puncak musim kemarau," tutur dia.

Lebih lanjut, Ida mengatakan bahwa suhu bediding terendah pada tahun kemarin mencapai 8,4 derajat Celsius di Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Nusa Tenggara Timur.

Pada tahun ini, suhu terendah juga masih dialami di tempat yang sama dengan angka yang naik mencapai 12 derajat Celsius pada 8 Juli 2025.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi