Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi India Tangkap Duta Besar Palsu yang Mengaku Mewakili 4 Negara Mikro

Baca di App
Lihat Foto
WIKIMEDIA COMMONS
Ilustrasi bendera negara-negara PBB. Seorang penipu di India mengaku sebagai duta besar negara mikro.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Polisi India telah menangkap seorang duta besar palsu, Harshvardhan Jain, yang mengaku mewakili sejumlah negara mikro, Selasa (22/7/2025).

Berdasar laporan Satuan Tugas Khusus (STF) Kepolisian Uttar Pradesh, Jain telah menyamar sejak 2016 di bungalo sewaannya di Ghaziabad, pinggiran New Delhi, India.

Dalam jabatan palsu itu, ia mengaku mewakili negara mikro Westarctica, Seborga, Paulovia, dan Ladonia.

Kini, Jain berada dalam tahanan dan investigasi sedang dilakukan untuk mengumpulkan jumlah korban penipuan.

Lantas, bagaimana modus penipuan duta besar palsu tersebut?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Duta Besar Israel di PBB: Kami Tak Akan Menghentikan Serangan ke Iran


Bagaimana jalannya kedutaan besar negara palsu?

Dilansir dari India Today, Kamis (24/7/2025), kepolisian menemukan uang tunai sejumlah 44,7 lakh Rupee (sekitar Rp 845 juta) dan 4 unit mobil mewah di kedutaan besar buatan Jain.

Selain itu, mereka juga mengamankan dokumen palsu berstempel Kementerian Luar Negeri (MEA), dua kartu PAN palsu (kartu identitas pajak India), 34 stempel berbagai negara dan perusahaan, dan juga dua kartu pers palsu.

Polisi juga menemukan 12 paspor dan plat nomor mobil diplomatik palsu dari kedutaan besar negara mikro tersebut.

Polisi senior STF Uttar Pradesh, Sushil Ghule menambahkan, Jain membuat foto bersama tokoh-tokoh negara sungguhan, seperti Perdana Menteri Narendra Modi dan mantan Presiden APJ Abdul Kalam.

Hal ini dilakukannya untuk meyakinkan target. Dia juga menjanjikan mereka pekerjaan di luar negeri, lalu memintanya membuka rekening bank dan membeli properti.

"Dia juga menggunakan banyak foto-foto manipulasi dengan orang-orang terkenal untuk memeras dan mendapatkan komisi dari orang-orang," tutur Ghule.

Karena itu, diduga para korban Jain merupakan pencari kerja yang putus asa dan perusahaan yang mengejar kerja sama luar negeri.

Jain juga diketahui menjanjikan mereka visa ke negara mikronya.

Ghule juga memperkirakan bahwa Jain menjalankan bisnis hawala (transfer uang informal) ilegal melalui perusahaan-perusahaan cangkang untuk menjaga dana terus mengalir.

Baca juga: Sekeluarga Ubah Rumah Jadi Klinik Gigi Palsu di Ceko, Raup Rp 3 Miliar, Berujung Ditangkap

Di mana letak negara mikro tersebut?

Dilansir dari ABC, Jumat (25/7/2025), negara mikro merupakan wilayah yang mengeklaim diri sebagai negara berdaulat, tetapi tidak diakui oleh pemerintah yang berwenang dan tidak dianggap sebagai ancaman.

Adapun negara yang disebut Jain, yaitu Westarctica, berlokasi di sebelah barat Antarktika. Wilayah tersebut dipimpin oleh Grand Duke Travis McHenry, yang mengeklaimnya pada tahun 2001.

Sementara itu, Seborga adalah sebuah desa di Italia yang berada di dekat perbatasan dengan Perancis selatan.

Lalu, negara mikro Ladonia tidak memiliki batas wilayah yang ditentukan secara ketat meskipun secara geografis berlokasi di Swedia.

Terakhir, Paulovia yang juga disebut Jain, tidak memiliki banyak informasi yang bisa diketahui,

Terlepas dari empat wilayah yang diklaim oleh Jain, terdapat sekitar 130 negara mikro di seluruh dunia, dengan sepertiga berada di Australia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: ABC, India Today
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi