Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampilkan Trump, Kenapa Kartun "South Park" Buat Gedung Putih Murka?

Baca di App
Lihat Foto
South Park via ABC.net.au
Gedung Putih kecam klip Trump di South Park yang menggunakan AI, menampilkan satir vulgar dan kritik terhadap kebijakan luar negeri Trump.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Gedung Putih dibuat geram oleh kartun "South Park" karena penggambaran vulgar Presiden AS Donald Trum di dalamnya. 

Penggambaran itu dimuat dalam "South Park" episode perdana musim ke-27. 

Menggunakan teknologi deepfake, episode ini menunjukkan Trump berjalan telanjang di padang pasir, menambah ketegangan politik antara acara tersebut dan Gedung Putih. 

Baca juga: Trump: Kemenangan Besar, Indonesia Akan Jadi Pasar Terbuka Produk AS dan Pasok Mineral Kritis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satir tajam yang ditawarkan "South Park" ini mencuri perhatian dan menimbulkan diskusi.

Khususnya, tentang batasan kebebasan berekspresi dalam satir politik dan dampaknya terhadap industri hiburan.

Lantas, apa saja yang perlu diketahui dari episode "South Park" yang dikecam oleh Gedung Putih?

Apa kontroversi dalam episode terbaru "South Park"?

Dilansir dari The Guardian, Jumat (25/7/2025), "South Park" dikenal luas dengan konten yang sering kali kontroversial dan provokatif. 

Pada episode perdana musim ke-27, serial animasi ini kembali mengejutkan pemirsa dengan menyajikan Donald Trump dalam bentuk yang tidak biasa. 

Dalam episode tersebut, Trump digambarkan telanjang dan berjalan di padang pasir.

Adegan itu memanfaatkan teknologi deepfake untuk menciptakan gambar yang sangat realistis.

Teknologi deepfake yang digunakan dalam episode ini menambah tingkat realisme dalam penggambaran tersebut.

Adegannya menampilkan Trump dengan detail yang mengejutkan, bahkan dalam hal yang vulgar. 

Penggambaran Trump dalam keadaan telanjang ini bukan hanya sebagai alat humor, tetapi juga menekankan tema sentral episode. 

Secara garis besar, episode itu berisi sindiran terhadap kepribadian politik Trump yang lebih cenderung memanipulasi citra dirinya.

Baca juga: Trump Alami Memar di Tangan dan Kaki Bengkak, Apa yang Terjadi?

Bagaimana reaksi Gedung Putih?

Terkait episode ini, Gedung Putih memberikan reaksi keras. 

Juru bicara Gedung Putih, Taylor Rogers, menyatakan bahwa "South Park" telah kehilangan relevansinya dan kini hanya bertahan dengan ide-ide yang tidak terinspirasi. 

"Acara ini sudah tidak relevan selama lebih dari 20 tahun dan bertahan dengan cara yang tidak produktif untuk menarik perhatian," kata Rogers, dikutip dari AFP, Jumat (25/7/2025).

Ia juga membela Trump dengan menyatakan bahwa Presiden AS telah mencapai lebih banyak dalam enam bulan masa jabatannya daripada banyak presiden AS lainnya.

Bagaimana respons pembuat kartun ini?

Trey Parker dan Matt Stone, pencipta "South Park," memberikan respon santai terhadap kecaman tersebut. 

Dalam sebuah wawancara di Comic-Con, Parker menyampaikan responsnya dengan humor.

"Kami sangat menyesal," ujar Parker, yang kemudian diikuti dengan tatapan khas komedi mereka. 

Namun, mereka juga mengungkapkan bahwa keputusan untuk menampilkan adegan tersebut setelah berdiskusi panjang dengan produser. 

Baca juga: Tarif Trump Turun Jadi 19 Persen tapi Barang AS Bebas Bea Masuk, Untung atau Rugi bagi RI?

Diskusi ini menjadi bagian dari komitmen mereka untuk menjaga "South Park" tetap relevan dan tajam dalam mengkritik figur-figur publik.

Menariknya, Parker dan Stone juga bercerita bahwa keputusan untuk tidak mengaburkan gambar yang sangat vulgar itu merupakan hasil diskusi panjang. 

"Jika kami menambahkan mata pada alat kelaminnya, itu akan menjadi karakter dan tidak perlu blur," ujar Stone. 

Responsnya mengindikasikan bahwa mereka memang berusaha untuk membawa elemen humor yang berbeda dalam episode ini.

Apa pengaruh kontroversi ini terhadap "South Park"?

Kontroversi ini semakin kompleks karena episode tersebut ditayangkan beberapa hari setelah Parker dan Stone menandatangani kesepakatan streaming senilai 1,5 miliar dollar AS dengan Paramount Global. 

Kesepakatan ini mencakup pembuatan 50 episode baru dan hak streaming untuk musim-musim sebelumnya. 

Kesepakatan besar ini datang pada waktu yang sangat sensitif bagi Paramount.

Apalagi kini mereka tengah menghadapi kritik dari banyak pihak, terutama terkait dengan pembayaran 16 juta dollar AS untuk menyelesaikan gugatan Trump terhadap CBS, perusahaan induk Paramount.

Episode ini juga menyindir hubungan antara "South Park" dan Paramount, terutama dalam kaitannya dengan kesepakatan besar yang baru ditandatangani. 

Salah satu bagian dari episode itu menggambarkan Trump yang menggugat kota South Park karena menantang keberadaan Yesus di sekolah dasar setempat.

Adegan ini merupakan sindiran terhadap berbagai ketegangan yang melibatkan pengaruh perusahaan besar dalam politik.

Baca juga: Trump Beri Sinyal Incar Tembaga Indonesia, BKPM Ingatkan Hal Ini

Bagaimana citra kartun "South Park" selama ini?

Dikutip dari The Guardian, Sabtu (6/7/2025), Parker dan Stone selalu berkomitmen untuk membuat satir yang tajam terkait segala hal sejak awal "South Park" tayang.

Satir mereka ditujukan terhadap berbagai aspek kehidupan politik dan sosial, terutama yang melibatkan tokoh-tokoh besar. 

Mereka dikenal sebagai sosok yang tidak ragu untuk mengekspos masalah yang sensitif, dari agama hingga politik. 

"South Park" telah menjadi media yang mencerminkan ketegangan politik di AS dengan cara yang tidak bisa dianggap sepele.

Namun, penggambaran Trump dalam episode terbaru ini berbeda dengan cara-cara sebelumnya. 

Dalam episode sebelumnya, Trump hanya digambarkan melalui karakter Mr. Garrison, seorang sosok yang mencerminkan pandangan konservatif. 

Baca juga: Trump Turunkan Tarif Impor untuk Indonesia Jadi 19 Persen, Apa Imbalannya?

Kali ini, "South Park" secara langsung menanggapi Trump dengan sindiran yang sangat vulgar, memperlihatkan ketegangan antara kebebasan berekspresi dan moralitas yang diterima publik.

Bukan pertama kalinya "South Park" mendapatkan kritik keras karena kontennya. 

Dalam sejarah panjang serial ini, ada banyak episode yang telah memicu protes dari berbagai kalangan, termasuk kelompok keagamaan dan pemerintah. 

Namun, episode terbaru ini membawa nuansa baru dalam kontroversi tersebut, mengingat pengaruh besar yang dimiliki Trump di ranah politik dan hiburan. 

Hal ini menunjukkan kontradiksi antara kebebasan berekspresi dan dampaknya terhadap perusahaan besar seperti Paramount.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi