Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gen Z Disebut Tak Bisa Menabung meski Sudah Lama Kerja, Perencana Keuangan Berikan Tipsnya

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi gaji.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Lini masa media sosial Instagram ramai membahas banyaknya kalangan Gen Z di Indonesia yang disebut sudah bekerja lama tetapi tidak memiliki tabungan.

Warganet menyoroti anak muda yang lebih ingin "terlihat sukses" dibandingkan benar-benar bebas secara finansial.

Karena itu, Gen Z disebut tidak punya tabungan karena gaji setiap bulan digunakan untuk healing, self-reward, maupun membayar cicilan.

Lantas, mengapa Gen Z tak bisa menabung meski sudah lama bekerja?

Baca juga: Bill Gates Ungkap Cara Profesional Meminta Gaji Tinggi Saat Wawancara Kerja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Penyebab kerja lama tapi tak punya tabungan

Menurut Financial Planner, Andy Nugroho, fenomena anak muda kerja bertahun-tahun tetapi tidak memiliki tabungan sebenarnya sangat memprihatinkan.

Walaupun begitu, berdasarkan pengalaman dan perkiraannya, fenomena tersebut banyak terjadi di dalam masyarakat Indonesia, bukan hanya Gen Z.

Berikut beberapa penyebab orang kesulitan menabung meski sudah kerja bertahun-tahun:

Baca juga: Mereka yang Bertahan dengan Gaji Dua Koma Empat Setiap Bulan

1. Gaya hidup hedonisme

Andy menuturkan, banyak anak muda ingin terlihat sukses sehingga menerapkan gaya hedonisme.

"Para anak muda ini terjebak pada gaya hidup hedonisme, di mana mereka sangat ingin terlihat sukses padahal sebenarnya belum pada level tersebut," terang Andy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/7/2025).

Dengan begitu, cara mendapatkan pengakuan sosial adalah membeli barang atau melakukan kegiatan yang menjadi simbol kesuksesan, misalnya piknik dan jalan-jalan.

Dia menambahkan, pemahaman yang kurang tepat terhadap arti “self-reward“ juga bisa membuat anak muda menghamburkan uang dengan mudah dengan kedok "healing".

Akibatnya, penghasilan akan habis untuk membayar cicilan barang-barang yang dibeli atas dasar ingin mendapatkan pengakuan sekaligus untuk healing.

Hal inilah yang membuat Gen Z kerap menjadi lalai dalam menabung.

Baca juga: Perusahaan di Jepang Sepakat Naikkan Gaji Karyawan 5,25 Persen, Tertinggi dalam 34 Tahun

2. Sandwich generation

Di sisi lain, Andy menyoroti kondisi seseorang yang tidak bisa menabung karena harus membiayai keluarganya.

Menurutnya, kondisi ini juga banyak terjadi di dalam masyarakat, tetapi masih bisa dimengerti.

"Mungkin memang penghasilannya belum mencukupi untuk semua kebutuhan keluarganya, dan bahkan sampai ia sendiri mengabaikan kesenangan pribadinya," ujar Andy.

Baca juga: Satria Kumbara Ingin Pulang, Berapa Prakiraan Gaji Berperang untuk Lembaga Asing?

Tips untuk Gen Z yang susah menabung

Sementara itu, Perencana Keuangan Bersertifikat (CFP) OneShildt, Lusiana Darmawan memberikan beberapa tips bagi Gen Z yang kesulitan menabung.

1. Buat buku pemasukan dan pengeluaran

Lusiana mengatakan, seseorang sebaiknya mendefinisikan tujuan keuangan dari penghasilan yang dimiliki.

Dengan begitu, ada dorongan yang kuat untuk menabung.

"Coba bikin budget sederhana, (yaitu) pemasukan dan pengeluaran. Kamu bisa tahu berapa sebenarnya uang yang bisa kamu tabung untuk mencapai financial goals kamu," ujar Lusiana saat dihubungi secara terpisah, Rabu (23/7/2025).

Caranya adalah memutuskan berapa nominal realistis yang bisa ditabung. Hal ini dilakukan untuk membangun kebiasaan terlebih dahulu.

Lalu, catat semua pengeluaran agar bisa tahu mana saja yang wajib atau bisa dikurangi.

Baca juga: Apa Latar Belakang Prabowo Naikkan Gaji Hakim hingga 280 Persen?

2. Self reward sekaligus tetap punya dana darurat

Dia megingatkan, self-reward sebenarnya boleh saja dilakukan asal terencana dan setelah punya dana darurat.

"In this economy, banyak hal yang di luar kontrol. Kita harus siap dengan risiko terhadap pemasukan," tutur Lusiana.

"Buat yang punya pekerjaan tetap, ada risiko PHK. Freelancer ada risiko pemasukan yang fluktuatif," lanjut dia.

Karena itu, ia mengingatkan untuk berfokus mengumpulkan dana darurat dan mengurangi pengeluaran konsumtif.

Ia pun menyarankan Gen Z untuk menghindari utang konsumtif dan membuat anggaran agar bisa mengetahui berapa budget yang memungkinkan untuk self-reward.

Baca juga: Berapa Besaran Gaji Anggota TNI dan Polri? Ini Rinciannya

3. Investasi masa depan

Selain itu, Lusiana juga meminta para Gen Z untuk belajar investasi dan mengembangkan diri sendiri.

"Justru saat kamu masih muda, kamu punya waktu yang panjang untuk mempersiapkan masa depan, untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek, menengah, panjang," kata dia.

Dengan begitu, anak muda akan terkejut ketika menemui kondisi bahwa mencapai tujuan keuangan ternyata sangat mungkin dan bisa dicapai.

"Gaji naik justru jadi faktor akselerasi untuk mencapai tujuan keuangan kamu. Mau sekolah lagi, mau liburan, persiapan biaya pernikahan, dan lain sebagainya," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi