Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Ramai Bahas Batin Capek Bikin Jadi Cengeng dan Sensitif, Psikolog Beri Solusi

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Unsplash/Kinga Howard
Ilustrasi sedih. Tanda orang batinnya capek adalah mudah menangis (cengeng) dan sangat sensitif perasaannya
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Unggahan salah satu pengguna media sosial X memantik diskusi hangat di kalangan warganet tentang kondisi batin yang lelah.

Dalam cuitannya, akun @cangkar*** menulis pada Jumat (25/7/2025), "Ternyata kalau batin kita cape, kita jadi cengeng dan sensitif bgt yaa". 

Pernyataan tersebut rupanya langsung mendapat respons luas dari pengguna lainnya. Banyak yang merasa relate dengan pengalaman serupa dan mengamini bahwa saat batin sedang lelah, emosi memang menjadi lebih rentan.

"Betul," komentar singkat dan tegas dari akun @tobaadrea***, mewakili banyak suara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara itu, akun @mokaray*** bahkan membagikan tip sederhana untuk mengatasi kondisi tersebut.

"Iya betull, obatnya makan yang banyak dan coklat dingin atau panas yaa," tulisnya, seakan membagikan pengalaman pribadi.

Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak orang diam-diam mengalami kelelahan emosional, namun tak selalu menyadarinya secara langsung.

Lantas, apakah benar bahwa seseorang yang batinnya lelah cenderung menjadi lebih cengeng dan sensitif?

Baca juga: Anak Marah Bilang Mami Bego, Bagaimana Orang Tua Sebaiknya Bersikap? Ini Kata Psikolog

Orang yang batinnya capek sangat sensitif

Menurut Dosen Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), Christine Wibowo, ketika seseorang mengalami kelelahan baik fisik atau batinnya, hormon kebahagiaan di tubuhnya akan menurun drastis. 

Penurunan hormon ini lantas digantikan oleh hormon-hormon yang berkaitan dengan kesedihan.

“Orang yang sedang sedih cenderung menjadi sensitif. Segalanya terasa menyindir dirinya, bahkan lagu di mal atau radio bisa terasa seperti sedang menyindir pribadi mereka,” ujar Christine kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025). 

Ia menggambarkan kondisi ini seperti seseorang yang sedang lapar. 

“Saat perut kosong, semua hal yang dilihat bisa tampak seperti makanan,” tambahnya.

Baca juga: 6 Alasan Sulit Berteman Saat Dewasa Menurut Psikolog

Cara mengatasi ketika merasa batinnya capek

Untuk mencegah agar tidak terlalu sensitif atau emosional, Christine menyarankan beberapa langkah sederhana namun penting. 

Pertama, setiap masalah harus segera dihadapi dan diselesaikan maksimal dalam waktu tiga hari. Kedua, hindari sikap mengasihani diri sendiri. 

Sebaliknya, penting untuk menerapkan self-love, yakni mencintai diri secara sadar dan utuh.

“Kalau lagi sedih atau merasa sangat gagal, kita butuh yang namanya self-compassion,” jelasnya. 

Self-compassion berarti bersikap lembut pada diri sendiri dan menyadari bahwa manusiawi rasanya untuk gagal. 

“Kita ini manusia, jadi pasti ada kalanya gagal,” katanya. 

Baca juga: Anak Selalu Dituntut Sempurna oleh Orang Tua, Psikolog Ungkap 3 Dampaknya

Ia menekankan bahwa self-love dan self-compassion saling terkait, namun memiliki peran berbeda.

Self-love penting diterapkan setiap saat, sementara self-compassion sangat dibutuhkan saat seseorang sedang berada di titik terendah.

Christine juga menegaskan pentingnya aktivitas fisik untuk memperbaiki suasana hati. Ketika batin terasa lelah dan tak bersemangat, olahraga menjadi salah satu jalan keluar terbaik. 

“Mungkin terasa malas, tapi tubuh harus dipaksa bergerak. Karena dengan bergerak, hormon kebahagiaan akan kembali mengalir,” tuturnya.

Baca juga: 12 Ciri-ciri Pasangan Narsistik Menurut Psikolog, Apa Saja?

Beban semakin berat karena tidak dilepaskan

Selain itu, jangan ragu untuk mencari bantuan dari orang yang kompeten jika masalah dirasa terlalu berat. 

Namun, Christine mengingatkan, sesungguhnya tidak ada masalah yang benar-benar berat. 

Yang membuatnya terasa berat adalah karena kita terlalu lama menggenggamnya.

“Coba bayangkan kita memegang pulpen,” ujarnya. 

“Pulpen itu ringan. Tapi kalau dipegang terlalu lama, tangan akan terasa pegal. Bukan karena pulpennya yang berat, tapi karena durasi kita menggenggamnya,” tambahnya. 

Dengan analogi itu, Christine menekankan bahwa semakin cepat sebuah persoalan diselesaikan, semakin kecil pula dampaknya terhadap kesehatan mental.

Baca juga: Psikolog Ungkap Tren Tanya Wajar Enggak Sih di Usia Segini Punya Tabungan Segini? di Medsos

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi