Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan ke Gereja Kongo Tewaskan 38 Orang

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash
Ilustrasi gereja.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com – Terjadi serangan bersenjata di sebuah gereja di Kota Komanda, Provinsi Ituri, Republik Demokratik Kongo (DRC) pada Minggu (27/7/2025), yang menewaskan sedikitnya 38 orang dan belasan orang lainnya luka-luka.

Dikutip dari Al Jazeera, Minggu (27/7/2025), penyerangan tersebut terjadi ketika para jemaat sedang melakukan ibadah doa malam.

Kelompok pemberontak Allied Democratic Forces (ADF) diduga menjadi pelaku dari insiden tersebut. 

Aktivis HAM lokal, Christophe Munyanderu, mengatakan para korban diserang dengan peluru dan senjata tajam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mereka diserang dan dibunuh menggunakan peluru dan senjata tajam," ujar Munyanderu.

Baca juga: Perahu Terbalik di RD Kongo akibat Kompor Terbakar, Korban Tewas Terus Bertambah

Mayat terbakar dalam gereja, rumah, dan bangunan

Pelaku dilaporkan menyerang jemaat dengan senjata api dan senjata tajam saat mereka tengah mengikuti doa malam yang diselenggarakan oleh lembaga amal Caritas.

Juru bicara militer DRC, Jules Ngongo, menyebut para pelaku bersenjata masuk ke wilayah gereja pada dini hari dan menyerang warga yang sedang beribadah.

“Jenazah para korban masih berada di lokasi tragedi, dan para relawan sedang mempersiapkan cara untuk menguburkan mereka di kuburan massal yang sedang kami persiapkan di kompleks gereja Katolik,” kata Dieudonne Duranthabo, koordinator masyarakat sipil di Komanda, dikutip dari AP News, Minggu (27/7/2025).

Tak hanya menelan korban jiwa, sejumlah rumah dan toko di sekitar lokasi tersebut juga dibakar.

Banyak warga dilaporkan hilang. Beberapa rekaman video dari lokasi kejadian yang beredar di media sosial menunjukkan bangunan-bangunan terbakar dan mayat-mayat yang tergeletak di lantai gereja.

Di antara kerumunan tersebut, ada masyarakat yang meratap saat berhasil mengenali kerabatnya, sementara yang lain hanya bisa berdiri terpaku dalam diam.

Sementara itu, Radio Okapi melaporkan jumlah korban yang tewas dalam insiden tersebut mencapai 43 orang. Sampai saat ini, pencarian korban lainnya masih terus dilakukan. 

"Lebih dari 20 orang dibunuh dengan senjata tajam, sisanya ditemukan di rumah-rumah yang hangus terbakar," kata laporan tersebut.

Baca juga: Penyakit X Sebabkan Kematian Ratusan Warga di Kongo, Bakal Jadi Pandemi Berikutn

Warga mengungsi, pemerintah masih kesulitan hadapi ADF

Duranthabo mengatakan, beberapa warga akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke kota Bunia karena khawatir serangan susulan.

“Kami mendesak intervensi militer secepat mungkin, karena kami diberitahu bahwa musuh masih berada di sekitar wilayah kami,” ujarnya.

Sementara itu, laporan lain menyebut setidaknya lima orang turut menjadi korban dalam serangan terpisah di desa Machongani, tak jauh dari Komanda.

“Mereka membawa beberapa orang ke hutan, kami tidak tahu tujuan atau jumlah mereka,” kata Lossa Dhekana, tokoh masyarakat sipil di Ituri, kepada kantor berita AP.

Baca juga: Dalam 2 Minggu Ratusan Warga Meninggal akibat Penyakit Misterius di Kongo, Bergejala Mirip Flu

Misi PBB di Kongo (MONUSCO) mengecam keras gelombang kekerasan baru di Provinsi Ituri. Awal Juli lalu, ADF juga dilaporkan menewaskan puluhan orang dalam serangan serupa.

ADF merupakan kelompok bersenjata yang awalnya terbentuk di Uganda pada akhir 1990-an.

Setelah mendapat tekanan militer dari pemerintah Uganda, kelompok ini bermigrasi ke wilayah timur Kongo pada 2002 dan sejak itu sering melancarkan serangan terhadap warga sipil.

Pada 2019, mereka menyatakan sumpah setia kepada ISIS.

Pimpinan ADF menyatakan mereka berjuang untuk mendirikan pemerintahan garis keras di kawasan Afrika Timur.

Hingga kini, Militer Kongo masih kesulitan menumpas kelompok tersebut. Kondisi tersebut diperparah dengan konflik berkepanjangan melawan kelompok M23 yang didukung Rwanda.

Baca juga: Kisah Ndakasi, Gorila yang Sempat Viral dan Meninggal di Kongo

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi