KOMPAS.com - Korea Selatan mengalami kenaikan kelahiran sebesar 6,9 persen, yaitu sebanyak 106.048 bayi pada periode Januari hingga Mei tahun ini.
Lonjakan yang terjadi dalam kurun waktu singkat ini telah memecahkan rekor pertumbuhan tertinggi Korsel, sejak pencatatan dimulai pada tahun 1981, menurut Badan Statistik Korea.
Peningkatan ini menyusul lonjakan angka kelahiran tahunan pertama di Korea Selatan, yaitu pada 2024 dan didorong oleh naiknya angka pernikahan.
Pada tahun itu, jumlah bayi baru lahir meningkat sebanyak 8.300 orang atau sebesar 3,6 persen dari tahun sebelumnya.
Namun pada lima bulan pertama 2024, Korsel sempat mengalami penurunan angka kelahiran sebesar 2,7 persen dari tahun sebelumnya.
Adapun negara tersebut membutuhkan angka kesuburan 2,1 anak per perempuan untuk mempertahankan jumlah 51 juta jiwa penduduk, dilansir dari Vn Express, Kamis (24/7/2025).
Lantas, apa yang menyebabkan angka kelahiran di Korea Selatan meningkat?
Baca juga: Sajikan Menu Inovatif Berisi Semut, Restoran di Korea Selatan Terancam Denda Rp 600 Juta
Penyebab naiknya angka kelahiran di Korsel
Pejabat dari Badan Pusat Statistik Korea, Kang Hyun-young mengungkapkan bahwa peningkatan kelahiran di negaranya disebabkan bertambahnya jumlah wanita di usia 30-an awal.
Sementara itu, peningkatan jumlah perempuan dewasa tersebut berbanding lurus dengan bertambahnya angka pernikahan di sana.
"Di Korea Selatan, terdapat korelasi yang kuat antara pernikahan dan kelahiran, yang mendorong peningkatan angka kelahiran selama lima bulan pertama," jelas Kang.
Pada 2024, korea Selatan mengalami kenaikan angka pernikahan sebanyak 14,8 persen per tahun atau lebih dari 220.000 pasangan menikah.
Sementara itu, para analisis juga menyampaikan bahwa rendahnya angka kelahiran di Korsel pada tahun-tahun sebelumnya juga disebabkan oleh faktor ekonomi.
Pertimbangan mengenai tingginya biaya membesarkan anak dan harga properti hingga sulitnya mencari pekerjaan membuat masyarakat berpikir ulang untuk mempunyai anak.
Selain itu, analis juga menilai bahwa beban ganda bagi ibu yang bekerja sekaligus mengelola rumah tangga juga merupakan faktor kunci dari kondisi tersebut.
Karena itu, untuk membalikkan tren yang terjadi, pemerintah Korsel menawarkan subsidi tunai, layanan pengasuhan anak, dan dukungan perawatan infertilitas untuk mendongkrak angka kelahiran.
Baca juga: Sosok Lee Jae-myung, Mantan Buruh Pabrik yang Kini Jadi Presiden Korea Selatan
Bantuan pemerintah turut ambil peran
Dilansir dari Asia News, Jumat (25/7/2025), pemerintah Korea Selatan telah menggelontorkan lebih dari 360 triliun Won (sekitar Rp 4,2 kuadriliun) untuk program dukungan keluarga, temasuk subsidi pengasuhan anak, sejak 2006.
Sejak tahun 2022, para orang tua juga telah menerima 2 juta Won (sekitar Rp 23 juta) untuk kelahiran satu orang anak.
Sementara itu, pada tahun ini, kota Seoul juga menawarkan bonus sebesar 1 juta won (sekitar Rp 11,8 juta) bagi mereka yang memutuskan untuk menikah di ibu kota.
Selain melalui bantuan keuangan, pemerintah Korsel pun membuat program untuk mempermudah kehidupan keluarga.
Misalnya, mulai tahun ini, pekerja laki-laki mendapatkan cuti ayah berbayar selama 20 hari serta program setelah sekolah untuk anak SD akan ditingkatkan secara bertahap.
Strategi ini pemerintah Korea bertujuan untuk mendorong kelahiran dengan cara meningkatkan standar hidup di wilayah yang mengalami penurunan angka kelahiran yang signifikan.
Salah satu contohnya adalah kota Pyeongtaek, yang berlokasi sekitar dua jam perjalanan dari Seoul.
Pemerintah mengadakan program penciptaan lapangan kerja, termasuk pembangunan lokasi baru Samsung Electronics, dan juga pembangunan apartemen.
Adapun Pyeongtaek merupakan salah satu dari dua kota di Korsel yang memiliki lebih dari 300.000 penduduk dengan angka kelahiran di atas 1.
Selain itu, pemerintah juga telah berupaya mendorong pernikahan melalui inisiatif-inisiatif yang lebih unik.
Misalnya adalah pemerintah Seoul yang sempat menggelar acara khusus untuk para lajang yang tidak sempat mencari jodoh untuk saling berkenalan dan bersosial.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.