Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Terperosok karena Sinkhole di Singapura, Apakah Bisa Terjadi di Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar via Mothership
Rekaman video dari dasbor mobil yang berada di belakang mobil yang terperosok sinkhole di Singapura pada Sabtu (26/7/2025).
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Instagram menampilkan sebuah mobil terperosok ke dalam lubang besar yang tiba-tiba muncul di jalan raya.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (27/7/2025), peristiwa tersebut diketahui berada di Jalan Tanjong Katong Selatan, Singapura. Mobil tersebut berhasil dievakuasi pada pukul 14.05 waktu setempat dan memakan waktu sekitar 10 menit.

Menurut Badan Air Nasional Singapura (PUB), lubang besar tersebut bernama sinkhole dan diketahui muncul secara tiba-tiba pada Sabtu (26/7/2025) pukul 17.50 waktu setempat.

Saat kejadian, sebuah mobil yang tengah melintas langsung terperosok ke dalam lubang besar tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil jenis Mazda berwarna hitam itu mengalami kerusakan parah. Kaca depan mobil itu pecah dan bodi kendaraan tampak penuh dengan goresan.

Sinkhole atau lubang besar yang muncul secara tiba-tiba tentu menimbulkan cemas bagi siapapun yang melewatinya.

Lantas, apa sebenarnya penyebab sinkhole itu dan apakah bisa terjadi di Indonesia?

Baca juga: Sinkhole Menelan Mobil di Korsel, Bisakah Terjadi di Indonesia? Ini Kata BRIN

Penyebab adanya sinkhole

Dosen Teknik Geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Doni Prakasa Eka Putra, menyebutkan beberapa hal yang bisa jadi penyebab munculnya sinkhole. 

Berikut lima di antaranya:

  1. Beban konstruksi
  2. Penambangan bawah tanah
  3. Pelarutan batuan pada morfologi karst
  4. Pengambilan air tanah yang berlebihan
  5. Erosi dalam berjenis suffosion.

Pada peristiwa yang terjadi di Singapura, Doni meyakini penyebabnya adalah erosi dalam berjenis suffosion. 

“Yang terjadi di Singapura, lebih cocok nomor erosi dalam berjenis suffosion karena ada aliran air, yakni sungai di bawah jalan, yang menggerus dan membawa tanah pondasi,” jelas Doni ketika dihubungi Kompas.com pada Senin (28/7/2025).

Hal inilah yang menyebabkan daya dukung tanah di bawahnya berkurang sehingga tanah di atasnya menjadi runtuh.

Baca juga: Pencarian Korban Sinkhole Jepang Dihentikan Sementara, Apa Alasannya?

Potensi sinkhole di Indonesia

Doni menyebut, fenomena sinkhole sudah beberapa kali terjadi di Indonesia. Umumnya, penyebabnya adalah pelarutan batuan pada morfologi karst dan erosi dalam jenis suffosion.

“Pelarutan batuan morfologi karst terjadi di kawasan morfologi karst batu gamping, misal pada pembangunan Museum Karst di Wonogiri, Jawa Tengah,” ungkap Doni.

Tak hanya di Jawa Tengah, Doni menyebut di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta juga banyak kejadian tersebut. 

“Erosi dalam jenis suffosion saya rasa beberapa kali juga pernah terjadi,” tambahnya.

Baca juga: Belajar dari Malaysia, Waspadai Daerah Rawan Sinkhole di Indonesia Berikut

Wilayah berpotensi sinkhole

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (27/3/2025), berdasarkan data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang berpotensi terjadi sinkhole.

Berikut daftar wilayah yang berpotensi terjadi sinkhole: 

  • Gunung Leuser (Aceh) 
  • Perbukitan Bohorok (Sumatera Utara)  
  • Payakumbuh (Sumatera Barat) 
  • Bukit Barisan, mencakup Baturaja (Kabupaten Ogan Kombering Ulu)  
  • Sukabumi selatan (Jawa Barat) 
  • Kawasan Karst Gombong Selatan  Kebumen (Jawa Tengah)  
  • Pegunungan Kapur Utara, mencakup daerah Kudus, Pati, Grobogan, Blora dan Rembang (Jawa Tengah) 
  • Pegunungan Kendeng (Jawa Timur)  
  • Pegunungan Sewu, yang membentang dari Kabupaten Bantul di barat Perbukitan di bagian barat Pulau Flores, (Nusa Tenggara Timur)  
  • Perbukitan karst Sumba (Nusa Tenggara Timur) 
  • Pegunungan karst Timor Barat (Nusa Tenggara Timur) 
  • Pegunungan Schwaner (Kalimantan Barat)
  • Kawasan Pegunungan Sangkulirang-Tanjung Mangkaliat (Kalimantan Timur)  
  • Perbukitan Maros Pangkajene, Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep (Sulawesi Selatan) 
  • Kawasan karst Wowolesea (Sulawesi Tenggara) 
  • Pulau Muna Kepulauan Tukangbesi Pulau Seram (Maluku)
  • Pulau Halmahera (Maluku Utara)  
  • Kawasan karst Fakfak (Papua Barat)  
  • Pulau-pulau Biak, Pegunungan Tengah, dan Pegunungan Lorentz (Papua)  
  • Kawasan Batu Hapu, Tapin (Kalimantan Selatan) 
  • Kawasan Karts di Kabupaten Kutai Timur mulai dari Marangkayu, Bengalon, Sangkulirang dan Maloy (Kalimantan Timur).

Baca juga: Belajar dari Malaysia, Waspadai Daerah Rawan Sinkhole di Indonesia Berikut

Penanggulangan sinkhole

Lebih lanjut, Doni menjelaskan bahwa penanggulangan sinkhole harus disesuaikan dengan penyebab terjadinya.

“Untuk kasus nomor 3 (pelarutan batuan pada morfologi karst) dan nomor 5 (erosi dalam berjenis suffosion), dilakukan pengaturan drainase permukaan dan bawah permukaan," jelas Doni.

Ia melanjutkan, dalam hal tersebut drainase yang dilakukan harus benar-benar kedap air.

"Hal itu agar tidak terjadi infiltrasi dari permukaan maupun gerusan dari bawah permukaan,” tambahnya.

Selain itu, menurut Doni, penguatan kondisi teknis tanah baik di permukaan maupun bawah permukaan juga perlu dilakukan, seperti halnya melalui kompaksi, injeksi grouting, dan metode perkuatan tanah lainnya.

Baca juga: Ramai soal Gua Raksasa di Bawah Kuala Lumpur Usai Muncul Dua Sinkhole, Benarkah?

 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi