KOMPAS.com - Dokter bedah magang yang berasal Singapura ditangkap polisi usai diduga diam-diam merekam setidaknya 460 perempuan di toilet maupun kamar mandi rumah sakit Melbourne, Victoria, Australia.
Dia adalah Ryan Cho (27), mempunyai 4.500 video hasil rekaman yang aksinya itu sudah dilakukan sejak tahun 2021.
Cho melakukan hal tersebut di tiga rumah sakit berbeda di Melbourne, yaitu Rumah Sakit Austin, Rumah Sakit Royal Melbourne, dan Peter MacCallum Cancer Centre.
Sedangkan korban yang terekam dalam video-video tersebut, yakni kemungkinan merupakan dokter, perawat, paramedis, dan staf fasilitas medis lainnya.
"Semua file ini menggambarkan daerah genital atau dubur para korban dalam posisi yang rentan," ungkap Kepolisian Victoria dalam dokumen Pengadilan Magistrat Melbourne, dikutip dari ABC, Sabtu (29/7/2025).
Baca juga: Jepang Bentuk Badan Administratif Khusus untuk Kontrol Perilaku Warga Asing
Registrasi medis ditangguhkan sementara
Cho bekerja sebagai dokter bedah magang di Rumah Sakit Austin, tetapi sejak itu ia telah diberhentikan.
Sedangkan pada rentang waktu Februari 2024 hingga Februari 2025, Cho bekerja di Rumah Sakit Royal Melbourne.
Registrasi medisnya juga telah ditangguhkan oleh Badan Regulasi Praktisi Kesehatan Australia (AHPRA), sehingga ia tidak dapat berpraktik sebagai dokter di Australia.
Polisi juga telah menyita dua ponsel, satu laptop, satu hard drive, beberapa kantong jaring putih, dan gantungan yang dapat dilepas.
Baca juga: Dianggap Aib, Lulusan Kedokteran di China Disebut Didesak Kampus untuk Hapus Video Jualan Es Krim
Hasil rekaman disimpan di folder sesuai kategori
Analisis polisi terhadap salah satu hard drive menunjukkan, ruang penyimpanan tersebut memiliki 10.374 video dan gambar.
Video dan gambar itu dipisahkan ke dalam folder-folder, berdasarkan rumah sakit, bangsal, dan nama-nama terduga korban.
Dokumen pengadilan juga mengungkapkan bahwa gambar dan video dipisahkan sesuai “peringkat”, seperti “Tingkat 1” dan “Tingkat 2”.
“Terdakwa (diduga) menyebutkan setidaknya 460 korban perempuan secara keseluruhan, mengelompokkan video-video intim tersebut ke dalam folder-folder yang terkait dengan nama dan tempat kerja,” papar polisi dalam dokumen pengadilan.
“Para penyelidik telah menerima laporan dari staf dan manajemen bahwa mereka menderita trauma dan takut menggunakan fasilitas rumah sakit. Staf tidak lagi merasa aman di tempat kerja mereka,” sambungnya.
Dilansir dari CNA, Minggu (27/7/2025), salah satu ponsel yang disita ditemukan telah merekam video dengan durasi selama tiga jam.
Baca juga: Ramai soal Mahasiswa di Kampus Terkenal Taiwan Diminta Sumbang Darah 200 Kali jika Ingin Lulus
Dijatuhi berbagai dakwaan
Saat ini, Ryan Cho telah dijatuhi berbagai dakwaan di dalam pengadilan mengenai aksinya tersebut.
Dakwaan itu atas memproduksi gambar-gambar intim, menggunakan alat pengintai optik, gagal membantu polisi, menguntit, dan menggunakan alat pengintai optik.
Rekan-rekan Cho menemukan sebuah kamera yang merekam mereka di toilet staf Rumah Sakit Austin.
Polisi mengatakan, sebuah ponsel ditemukan di toilet dan sudah ada di sana selama “beberapa waktu” sebelum staf menyadari dan melaporkannya ke mereka.
Seorang perawat di rumah sakit itu telah menemukan kantong jaring dengan ponsel yang mereka yakini sedang merekam dan melaporkan kejadian tersebut kepada manajemen.
Beberapa hari kemudian, kantong jaring yang sama ditemukan oleh petugas keamanan Rumah Sakit Austin.
Cho telah mengajukan keberatan atas tuduhan tersebut. Jaminannya ditolak dan dia akan kembali ke pengadilan pada November 2025 mendatang.
Dia dikabarkan telah tinggal di Australia sebagai penduduk tetap setelah menyelesaikan gelar kedokterannya di Universitas Monash, Melbourne.
Baca juga: Cerita Diaspora Indonesia di Jepang, antara Culture Shock dan Menjaga Citra Bangsa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.